SEJARAH KERAJAAN LAMURI

Situs Cagar Budaya Benteng Indrapatra di Krueng Raya, Aceh dipercaya sebagai peninggalan dari Kerajaan Lamuri.

SEJARAH KERAJAAN LAMURI

Catatan Sejarah Kerajaan Lamuri

Secara umum, data tentang kesultanan Lamuri didasarkan pada berita-berita dari luar, seperti yang dikemukakan oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut asing (Arab, India, dan Cina) sebelum tahun 1500 M. Di samping itu, ada beberapa sumber lokal, seperti Hikayat Melayu dan Hikayat Atjeh, yang dapat dijadikan rujukan tentang keberadaan kesultanan ini.

Data tentang lokasi kesultanan ini juga masih menjadi perdebatan. W. P. Groeneveldt, seorang ahli sejarah Belanda, menyebut bahwa kesultanan ini terletak di sudut sebelah barat laut Pulau Sumatera, kini tepatnya berada di Kabupaten Aceh Besar. Ahli sejarah lainnya, H. Ylue menyebut bahwa Lambri atau Lamuri merupakan suatu tempat yang pernah disinggahi pertama kali oleh para pedagang dan pelaut dari Arab dan India. Menurut pandangan seorang pengembara dan penulis asing, Tome Pires, letak Kesultanan Lamuri adalah di antara Kesultanan Aceh Darusalam dan wilayah Biheue. Artinya, wilayah Kesultanan Lamuri meluas dari pantai hingga ke daerah pedalaman.

Menurut T. Iskandar dalam disertasinya De Hikayat Atjeh (1958), diperkirakan bahwa kesultanan ini berada di tepi laut (pantai), tepatnya berada di dekat Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. H. M. Zainuddin, salah seorang peminat sejarah Aceh, menyebutkan bahwa kesultanan ini terletak di Aceh Besar dekat dengan Indrapatra, yang kini berada di Kampung Lamnga. Peminat sejarah Aceh lainnya, M. Junus Jamil, menyebutkan bahwa kesultanan ini terletak di dekat Kampung Lam Krak di Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Berdasarkan sejumlah data di atas, sejarah berdirinya dan letak kesultanan ini masih menjadi perdebatan di kalangan pakar dan pemerhati sejarah Aceh. Namun demikian, dapat diprediksikan bahwa letak Kesultanan Lamuri berdekatan dengan laut atau pantai dan kemudian meluas ke daerah pedalaman. Persisnya, letak kesultanan ini berada di sebuah teluk di sekitar daerah Krueng Raya. Teluk itu bernama Bandar Lamuri. Kata “Lamuri” sebenarnya merujuk pada “Lamreh” di Pelabuhan Malahayati (Krueng Raya). Istana Lamuri sendiri berada di tepi Kuala Naga (kemudian menjadi Krueng Aceh) di Kampung Pande sekarang ini dengan nama Kandang Aceh.

Berdasarkan sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kerajaan Lamuri telah ada sejak pertengahan abad ke-IX M. Artinya, kesultanan ini telah berdiri sejak sekitar tahun 900-an Masehi. Pada awal abad ini, Kerajaan Sriwijaya telah menjadi sebuah kerajaan yang menguasai dan memiliki banyak daerah taklukan. Pada tahun 943 M, Kesultanan Lamuri tunduk di bawah kekuasaan Sriwijaya. Meski di bawah kekuasaan Sriwijaya, Kesultanan Lamuri tetap mendapatkan haknya sebagai kerajaan Islam yang berdaulat. Hanya saja, kesultanan ini memiliki kewajiban untuk mempersembahkan upeti, memberikan bantuan jika diperlukan, dan juga datang melapor ke Sriwijaya jika memang diperlukan.

Menurut Prasasti Tanjore di India, pada tahun 1030 M, Kesultanan Lamuri pernah diserang oleh Kerajaan Chola di bawah kepemimpinan Raja Rayendracoladewa I. Pada akhirnya, Kesultanan Lamuri dapat dikalahkan oleh Kerajaan Chola, meskipun telah memberikan perlawanan yang sangat hebat. Bukti perlawanan tersebut mengindikasikan bahwa Kesultanan Lamuri bukan kerajaan kecil karena terbukti sanggup memberikan perlawanan yang tangguh terhadap kerajaan besar, seperti Kerajaan Chola.

Berdasarkan sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kesultanan Lamuri merupakan tempat pertama kali yang disinggahi oleh oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut yang datang dari India dan Arab. Ajaran Islam telah dibawa sekaligus oleh para pendatang tersebut. Berdasarkan analisis W. P. Groeneveldt, pada tahun 1416 M semua rakyat di Kesultanan Lamuri telah memeluk Islam. Menurut sebuah historiografi Hikayat Melayu, Kesultanan Lamiri (maksudnya adalah Lamuri) merupakan daerah kedua di Pulau Sumatera yang diislamkan oleh Syaikh Ismail sebelum ia mengislamkan Kesultanan Samudera Pasai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Kesultanan Lamiri jelas merupakan salah satu kerajaan Islam di Aceh.

Menurut Hikayat Atjeh, salah seorang sultan yang cukup terkenal di Kesultanan Lamuri adalah Sultan Munawwar Syah. Konon, ia adalah moyang dari salah seorang sultan di Aceh yang sangat terkenal, yaitu Sultan Iskandar Muda. Pada akhir abad ke-15, pusat pemerintahan Kesultanan Lamuri dipindahkan ke Makota Alam (kini dinamakan Kuta Alam, Banda Aceh) yang terletak di sisi utara Krueng Aceh. Pemindahan tersebut dikarenakan adanya serangan dari Kerajaan Pidie dan adanya pendangkalan muara sungai. Sejak saat itu, nama Kesultanan Lamuri dikenal dengan nama Kesultanan Makota Alam.

Dalam perkembangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1513 M, Kesultanan Lamuri beserta dengan Kerajaan Pase, Daya, Lingga, Pedir (Pidie), Perlak, Benua Tamiang, dan Samudera Pasai bersatu menjadi Kesultanan Aceh Darussalam di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M). Jadi, bisa dikatakan bahwa Kesultanan Lamuri merupakan bagian dari cikal bakal berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam. Nama kesultanan ini berasal dari salah satu desa di Kabupaten Aceh Besar, yang pusat pemerintahannya berada di Kampung Lamreh.

Kerajaan Lamuri sebagai cikal-bakal (inti) pembentukan Kesultanan Aceh Darussalam

H.M Zainuddin dalam buku Tarikh Aceh dan Nusantara menyebutkan kurang lebih pada 400 Masehi, Sumatera Bagian Utara dinamai orang Arab dengan nama Rami (Ramni = terletak di kampung Pande sekarang), orang Tionghoa menyebut LamLi, Lan-wu-li, dan Nan-Poli. Yang sebenarnya adalah sebutan Aceh Lam Muri, dan dalam sejarah Melayu disebut Lambri (Lamiri). Sesudah kedatangan bangsa Portugis dan Italia biasanya mengatakan Achem, Achen, Acen. Sementara orang Arab menyebutkan Asyi, atau juga Dachem, Dagin, Dacin. Penulis-penulis Perancis mengatakan : Atcheen, Acheen, Achin. Akhirnya orang Belanda menyebutkan: Achem, Achim, Atchin, Atchein, Atjin, Atsjiem, Atsjeh sampai akhirnya menjadi Aceh. Orang Aceh sendiri mengatakan Atjeh. Begitupula nama daerah ini disebut dalam tarikh Melayu, undang-undang Melayu, di dalam surat Aceh lama (sarakata) dan pada mata uang Aceh.

Benteng Indrapatra

Menurut Gerini, nama Lambri (Rami, Ramni) adalah penganti Rambri (Negeri Rama) yang terdapat di Arakan (Birma), yang merupakan perubahan Rama-Bar atau Rama-bari, seperti yang terdapat di dalam bahasa-bahasa India Selatan. Kata ini diduga terbawa dari Pesisir India Selatan (Koromandel) ke Sumatera Utara.

Menurut Rouffaer, asal kata dari al Ramni, atau al Rami adalah pengejaan yang salah dari kata Ramana = Arakan yang digunakan oleh orang Singhala (Sri Langka). Hubungan Aceh dengan Birma berdekatan erat, hal ini ditinjau dari berbagai nama kota di Aceh banyak yang menyerupai nama-nama kota di Birma.

Perubahan nama dari Lamuri menjadi Aceh belum dapat dipastikan bagaimana proses terjadinya. Dalam Tarikh Kedah (Marong Mahawangsa) tahun 1220 M (517 H), nama Aceh sudah disebutkan sebagai satu negeri di pesisir pulau Perca (Pulau Sumatera). Orang Portugis Barbosa (1516 M / 922 H) sebagai orang Eropa pertama yang menyebut nama Achem dan buku-buku Tionghoa (1618 M) menyebutkan Aceh dengan nama A-Tse.

Daftar Raja-Raja Lamuri pada masa awal

Berikut nama raja-raja awal kerajaaan Lamuri dari dinasti Po Liang ini diperoleh dari salinan manuskrip T. Raja Muluk Attahasi, seorang keturunan pembesar Aceh di zaman dahulu, demikian pula juga angka-angka tahunnya.

Spesifikasi Arca kepala Budha Alalokiteswara yang ditemukan di Aceh. Komponen: Batu Andesit; Lokasi: Aceh, Sumatera, Indonesia; Perkiraan Abad ke 9-10 Masehi. Koleksi Museum Nasional Indonesia, Nomor Inventaris. 248.

Spesifikasi Arca kepala Budha Alalokiteswara yang ditemukan di Aceh (diduga berasal dari masa Kerajaan Lamuri Budha). Komponen: Batu Andesit; Lokasi: Aceh, Sumatera, Indonesia; Perkiraan Abad ke 9-10 Masehi. Koleksi Museum Nasional Indonesia, Nomor Inventaris. 248.

Maharani Putro Budian (Kerajaan Mante) menikah dengan Maharaja Po Liang, yaitu seorang bangsawan Campa dari Indocina yang datang ke Aceh bersama rombongannya karena negerinya diserang musuh yang lebih kuat. Beliau mencari tanah air sambil mengembangkan agama Budha mazhab Hinayana sekte Mantrayana. Setelah menikahi Ratu Mante itu beliau berhasil membudhakan Aceh, dan akhirnya beliau diangkat sebagai Raja Lamuri yang pertama.

Baca: Penemuan Arca Budha Awalokiteswara sebagai jejak Agama Budha pada masa Kerajaan Lamuri

Seorang noni Belanda dan pelayannya di Benteng Indra Patra Lamuri tahun 1930 Belanda tidak tahu benteng apa ini KITLV menyebutnya sebagai benteng Portugis yang direbut Aceh

Seorang noni Belanda dan pelayannya di Benteng Indra Patra Lamuri tahun 1930 Belanda tidak tahu benteng apa ini KITLV menyebutnya sebagai benteng Portugis yang direbut Aceh

Adapun dinasti Po Liang yang memerintah kerajaan Aceh Lamuri itu menurut catatan Dada Meuraksa adalah sebagai berikut :

  1. Maharaja Po Liang. Raja Lamuri Budha I.
  2. Maharaja Beuransah. Raja Lamuri Budha II. (Anak nomor 1).
  3. Maharaja Beureuman. Raja Lamuri Budha III. (Anak nomor 2).
  4. Maharaja Binsih. Raja Lamuri Budha IV. (Anak nomor 3).
  5. Maharaja Lam Teuba, Raja Lamuri Islam I, mahzab syi’ah. Beliau adalah raja yang termasyur karena keberaniannya, keadilannya, kecerdasannya, dan terutama karena menyambut Islam yang dibawa dan didakwahkan kepadanya oleh seorang Sayid keturunan Rasulullah s.a.w. (754 M).
  6. Maharaja Gading. Islam Syiah ke II (786 M). Anak no.5 dan cucu no.4.
  7. Maharaja Banda Chairullah. Islam Syiah ke III (822 M). Anak no.6.
  8. Maharaja Cut Samah. Islam Syiah ke IV (870 M). Anak no.7.
  9. Maharaja Cut Madin. Islam Syiah ke V (916 M). Anak no.8.
  10. Maharaja Cut Malim. Islam Syiah ke VI (963 M). Anak no.9.
  11. Maharaja Cut Seudang. Islam Syiah ke VII (1034 M). Anak no.10.
  12. Maharaja Cut Samlako. Islam Syiah ke VIII (1082 M). Anak no.11.
  13. Maharaja Cut Ujo. Islam Syiah ke IX (1113 M). Anak no.12.
  14. Maharaja Cut Wali. Islam Syiah ke X (1144 M). Anak no.13.
  15. Maharaja Cut Ubit. Islam Syiah ke XI (1171 M). Anak no.13 dan adik no.14.
  16. Maharaja Cut Dhiet. Islam Syiah ke XII (1185 M). Anak no.15.
  17. Maharaja Cut Umbak. Islam Syiah ke XIII (1201 M). Anak no.16.
  18. Maharani Putro Ti Seuno. Islam Syiah ke XIV (1235 M). Anak no.17.

Sampai disini berakhirlah kerajaan Lamuri dinasti Po Liang, Maharani Putro Ti Seuno menikah dengan Johan Syah, yang kemudian menjadi Sultan Alaidin Johan Syah, Raja Lamuri Islam Ahlussunnah Wal Jamaah ke I (1205-1235 M).

Periode Pemerintahan Kerajaan Lamuri

Prasasti pada Benteng Indrapatra yang menjelaskan bahwa benteng ini telah ada jauh sebelum munculnya Kesultanan Aceh Darussalam (Pada Masa Kerajaan Lamuri), akibat perubahan garis pantai benteng ini tidak berada pada lokasi strategis ketika Belanda menyerang Aceh pada tahun 1873 M.

Kesultanan Lamuri berumur sekitar lebih dari 6 abad karena terhitung sejak tahun 900-an hingga tahun 1513. Kesultanan ini berakhir setelah menyatu bersama dengan beberapa kerajaan lain di Aceh ke dalam Kesultanan Aceh Darussalam.

Wilayah Kekuasaan Kerajaan Lamuri

Wilayah kekuasaan Kesultanan Lamuri mencakup daerah yang kini dikenal sebagai wilayah administratif Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Indonesia.

Struktur Pemerintahan Kerajaan Lamuri

Struktur pemerintahan Kesultanan Lamuri tidak jauh berbeda dengan struktur pemerintahan yang berlaku di Kesultanan Samudera Pasai karena kedua kesultanan ini memiliki pola pemerintahan yang berdasarkan pada konsep Islam dan konsep maritim (kelautan). Dalam struktur pemerintahan Kesultanan Lamuri, sultan merupakan penguasa yang tertinggi. Ia dibantu oleh sejumlah pejabat lainnya, yaitu seorang perdana menteri, seorang bendahara, seorang komandan militer Angkatan Laut (dengan gelar laksamana), seorang sekretaris, seorang kepala Mahkamah Agama (atau disebut sebagai qadhi), dan beberapa orang syahbandar yang bertanggung jawab pada urusan pelabuhan (biasanya juga berperan sebagai penghubung komunikasi antara sultan dan pedagang-pedagang dari luar).

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Lamuri

Kesultanan Lamuri merupakan kerajaan laut agraris. Artinya, dasar kehidupan masyarakat di kesultanan ini di samping mengandalkan hasil pertanian juga mengandalkan hasil perdagangan yang dilakukan masyarakat sekitar dengan pedagang-pedagang dari luar, seperti dari Arab, India, dan Cina. Hasil perdagangan yang dimaksud berupa lada dan jenis rempah-rempah lain, emas, beras, dan hewan ternak. Hasil-hasil perdagangan tersebut memang telah mengundang perhatian banyak perdagangan dari luar untuk datang ke Lamuri dan wilayah Aceh secara keseluruhan.

Daftar Pustaka

  1. Sejarah Melayu oleh Abdullah Munshi;
  2. Manuskrip T. Raja Muluk Attahasi
  3. Hikayat Aceh;
  4. Hikayat Merong Mahawangsa (Negeri Kedah);
  5. De Hikajat Aceh oleh T. Iskandar;
  6. Tarikh Aceh dan Nusantara oleh H.M. Zainuddin;

Artikel-artikel tentang Aceh:

  1. PEREMPUAN ACEH FULL POWER 4 AGUSTUS 2008;
  2. MENYUSURI JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH 6 DESEMBER 2008;
  3. TEUKU UMAR PAHLAWAN 11 FEBRUARI 2011;
  4. FILOSOFI GOB 10 OKTOBER 2011;
  5. KEBENARAN YANG SAMAR 28 FEBRUARI 2013;
  6. GAM CANTOI TIADA 30 MARET 2013;
  7. PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) 18 JUNI 2013;
  8. TSUNAMI 26 DESEMBER 2015;
  9. PERADABAN TANPA TULISAN 25 FEBRUARI 2016;
  10. SURAT TENGKU CHIK DI TIRO KEPADA RESIDEN VAN LANGEN AGAR TERCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERANG ACEH MAKA BELANDA HARUS MEMELUK AGAMA ISLAM DI TAHUN 1885 4 NOVEMBER 2016;
  11. PARA PENYEBAR KEBOHONGAN 13 NOVEMBER 2016;
  12. MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA 17 APRIL 2017;
  13. SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH 24 APRIL 2017;
  14. EMAS, KAFIR DAN MAUT 20 APRIL 2017;
  15. MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN 5 MEI 2017;
  16. OPERASI PENYERGAPAN BELANDA TERHADAP CUT MEUTIA 7 MEI 2017;
  17. MENGUNJUNGI PAMERAN BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA 15 MEI 2017;
  18. KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 18 MEI 2017;
  19. SYARIAT ISLAM SIAPA TAKUT 6 JUNI 2017;
  20. SENJA DI MALAKA 14 JUNI 2017;
  21. KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA 4 JULI 2017;
  22. HIKAYAT SUKU MANTE 5 JULI 2017;
  23. TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA 30 JULI 2017;
  24. ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH 1 AGUSTUS 2017;
  25. MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA 6 AGUSTUS 2017;
  26. PERANG ACEH, KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE 7 AGUSTUS 2017;
  27. ACEH DI MATA KOLONIALIS 8 AGUSTUS 2017;
  28. MELUKIS SEJARAH 10 AGUSTUS 2017;
  29. NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE SEMASA KEPEGAWAIANNYA KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA 1889-1936 14 AGUSTUS 2017;
  30. ACEH SEPANJANG ABAD 16 AGUSTUS 2017;
  31. PERANG DI JALAN ALLAH 30 AGUSTUS 2017;
  32. ACEH DAERAH MODAL 7 SEPTEMBER 2017;
  33. 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU 12 SEPTEMBER 2017;
  34. KERAJAAN ACEH PADA JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1609-1636) 13 SEPTEMBER 2017;
  35. PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH 14 SEPTEMBER 2017;
  36. PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH 17 SEPTEMBER 2017;
  37. MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH 19 SEPTEMBER 2017;
  38. ATJEH MENDAKWA,SEBUAH BUKU YANG MENJADI SAKSI SEPAK TERJANG PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH 21 SEPTEMBER 2017;
  39. MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH 6 OKTOBER 2017;
  40. BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH 8 OKTOBER 2017;
  41. EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH 15 OKTOBER 2017;
  42. AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH 16 OKTOBER 2017;
  43. TARIKH ACEH DAN NUSANTARA 29 OKTOBER 2017;
  44. PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH 11 NOVEMBER 2017;
  45. PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH 17 NOVEMBER 2017;
  46. TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH 19 NOVEMBER 2017;
  47. KOPRS MARSOSE SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA 8 DESEMBER 2017;
  48. HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH 16 DESEMBER 2017;
  49. LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH; 12 JANUARI 2018;
  50. SECANGKIR KOPI DARI ACEH; 22 JANUARI 2018;
  51. ACEH PUNGO (ACEH GILA); 8 FEBRUARI 2018;
  52. SIAPAKAH ORANG ACEH SEBENARNYA; 6 APRIL 2018;
  53. ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA; 15 APRIL 2018;
  54. KETIKA IBNU BATTUTA MELAWAT SAMUDERA PASAI; 16 APRIL 2018;
  55. KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI; 18 APRIL 2018;
  56. PERANAN LEMBAGA TUHA PEUET DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU; 5 MEI 2018;
  57. MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO; 15 MEI 2018;
  58. KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE SEBAGAI SARAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA UNTUK MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM DI INDONESIA; 25 JUNI 2018;
  59. MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU; 28 JULI 2018;

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cuplikan Sejarah, Data dan Fakta, Opini, Reportase and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

116 Responses to SEJARAH KERAJAAN LAMURI

  1. Pingback: NOVEL KURA KURA BERJANGGUT APA BAGUSNYA | Tengkuputeh

  2. Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER | Tengkuputeh

  3. Pingback: TEUKU UMAR PAHLAWAN | Tengkuputeh

  4. Pingback: MELUKIS SEJARAH | Tengkuputeh

  5. Pingback: MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU | TengkuputehTengkuputeh

  6. Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | TengkuputehTengkuputeh

  7. Pingback: GAM CANTOI TIADA | TengkuputehTengkuputeh

  8. Pingback: PUTROE PHANG JULUKAN DARI TENGKU KAMALIAH SEORANG PUTRI KESULTANAN PAHANG | TengkuputehTengkuputeh

  9. Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | TengkuputehTengkuputeh

  10. Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh

  11. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | TengkuputehTengkuputeh

  12. Pingback: REVOLUSI DESEMBER 45 DI ACEH ATAU PEMBASMIAN PENGKHIANAT TANAH AIR | Tengkuputeh

  13. Pingback: REVOLUSI DESEMBER 45 DI ACEH ATAU PEMBASMIAN PENGKHIANAT TANAH AIR | Tengkuputeh

  14. Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  15. Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh

  16. Pingback: TEUKU UMAR PAHLAWAN | Tengkuputeh

  17. Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | Tengkuputeh

  18. Pingback: PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA | Tengkuputeh

  19. Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER | Tengkuputeh

  20. Pingback: KEBENARAN YANG SAMAR | Tengkuputeh

  21. Pingback: ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH | Tengkuputeh

  22. Pingback: LEBURNJA KERATON ATJEH | Tengkuputeh

  23. Pingback: LEBURNJA KERATON ATJEH | Tengkuputeh

  24. Pingback: KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI | Tengkuputeh

  25. Pingback: HADIH MAJA PENGAJARAN SERTA HIBURAN WARISAN LELUHUR | Tengkuputeh

  26. Pingback: PERANAN LEMBAGA TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU | Tengkuputeh

  27. Pingback: MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU | Tengkuputeh

  28. Pingback: ACEH SEPANJANG ABAD | Tengkuputeh

  29. Pingback: HAME ATAU PANTANGAN ORANG ACEH DARI MASA LAMPAU | Tengkuputeh

  30. Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 | Tengkuputeh

  31. Pingback: SEJARAH PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH | Tengkuputeh

  32. Pingback: NOVEL KURA KURA BERJANGGUT APA BAGUSNYA | Tengkuputeh

  33. Pingback: ACEH PUNGO (ACEH GILA) | Tengkuputeh

  34. Pingback: HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH | Tengkuputeh

  35. Pingback: KORPS MARSOSE SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh

  36. Pingback: PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH | Tengkuputeh

  37. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh

  38. Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh

  39. Pingback: SECANGKIR KOPI DARI ACEH | Tengkuputeh

  40. Pingback: PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) | Tengkuputeh

  41. Pingback: SINGA ATJEH BIOGRAPHI SERI SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh

  42. Pingback: SINGA ATJEH BIOGRAPHI SERI SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh

  43. Pingback: PERANG ACEH KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  44. Pingback: NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  45. Pingback: APA SEBAB RAKYAT ACEH SANGGUP BERPERANG PULUHAN TAHUN MELAWAN AGRESSI BELANDA | Tengkuputeh

  46. Pingback: MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO | Tengkuputeh

  47. Pingback: PERBANDINGAN PENGUCAPAN BAHASA ACEH DENGAN BAHASA INDONESIA | Tengkuputeh

  48. Pingback: BERBAGAI BAHASA DAERAH DI ACEH | Tengkuputeh

  49. Pingback: BERBAGAI BAHASA DAERAH DI ACEH | Tengkuputeh

  50. Pingback: LOKASI ISTANA KERAJAAN ACEH DULU DAN SEKARANG | Tengkuputeh

  51. Pingback: MEREKONSTRUKSIKAN KEMBALI LETAK ISTANA DARUDDONYA | Tengkuputeh

  52. Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh

  53. Pingback: LEGENDA DAN MITOS ASAL USUL PENAMAAN PULAU SABANG, GUNUNG SEULAWAH, PANTAI ALUE NAGA DAN KAWASAN ULEE LHEU | Tengkuputeh

  54. Pingback: LEGENDA ASAL MULA GUNUNG GEURUTEE | Tengkuputeh

  55. Pingback: LEGENDA ASAL MULA GUNUNG GEURUTEE | Tengkuputeh

  56. Pingback: KETIKA ACEH MENGAKUI KEMERDEKAAN BELANDA | Tengkuputeh

  57. Pingback: KETIKA ACEH MENGAKUI KEMERDEKAAN BELANDA | Tengkuputeh

  58. Pingback: KANUN MEUKUTA ALAM | Tengkuputeh

  59. Pingback: ARCA ALALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  60. Pingback: TEUKU NYAK ARIEF RENCONG ACEH DI VOLKSRAAD | Tengkuputeh

  61. Pingback: HAMZAH FANSURI PERINTIS SASTRA MELAYU | Tengkuputeh

  62. Pingback: KERAJAAN TEUNOM SUATU MASA | Tengkuputeh

  63. Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | Tengkuputeh

  64. Pingback: EKSPEDISI BELANDA KE GAYO 1904 | Tengkuputeh

  65. Pingback: MEMOAR PANGLIMA POLEM CATATAN SEORANG PEJUANG PERINTIS KEMERDEKAAN INDONESIA | Tengkuputeh

  66. Pingback: GEREJA PERTAMA DI ACEH | Tengkuputeh

  67. Pingback: ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA | Tengkuputeh

  68. Pingback: PUTROE PHANG PUTRI PAHANG | Tengkuputeh

  69. Pingback: GAM CANTOI TIADA | Tengkuputeh

  70. Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh

  71. Pingback: PERISTIWA TERBUNUHNYA TEUKU UMAR | Tengkuputeh

  72. Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh

  73. Pingback: ACEH DI MATA KOLONIALIS | Tengkuputeh

  74. Pingback: SISTEM PERPAJAKAN DAN KEUANGAN KERAJAAN ACEH DARUSSALAM | Tengkuputeh

  75. Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh

  76. Pingback: TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh

  77. Pingback: ATJEH MENDAKWA SAKSI SEPAK TERJANG PARTAI KOMUNIS DI ACEH | Tengkuputeh

  78. Pingback: TARIKH ACEH DAN NUSANTARA | Tengkuputeh

  79. Pingback: SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh

  80. Pingback: BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM | Tengkuputeh

  81. Pingback: SEJARAH KERAJAAN PEDIR (POLI) ATAU NEGERI PIDIE | Tengkuputeh

  82. Pingback: SEJARAH KERAJAAN PEDIR (POLI) ATAU NEGERI PIDIE | Tengkuputeh

  83. Pingback: HIKAYAT SUKU MANTE | Tengkuputeh

  84. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh

  85. Pingback: SEJARAH KERAJAAN DAYA (LAMNO) | Tengkuputeh

  86. Pingback: AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH | Tengkuputeh

  87. Pingback: MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA (1996) | Tengkuputeh

  88. Pingback: MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA | Tengkuputeh

  89. Pingback: DIMANA LETAK ISTANA KERAJAAN ACEH DARUD DONYA | Tengkuputeh

  90. Pingback: KETIKA ACEH MINTA MENJADI VASAL TURKI USTMANI | Tengkuputeh

  91. Pingback: KETIKA IBNU BATTUTA MELAWAT SAMUDERA PASAI | Tengkuputeh

  92. Pingback: EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN | Tengkuputeh

  93. Pingback: HENRICUS CHRISTIAN VERBRAAK MISIONARIS KATOLIK PERTAMA DI ACEH | Tengkuputeh

  94. Pingback: HENRICUS CHRISTIAN VERBRAAK MISIONARIS PERTAMA DI ACEH | Tengkuputeh

  95. Pingback: BUSTANUS SALATIN PANDUAN BERKUASA PARA SULTAN ACEH | Tengkuputeh

  96. Pingback: KRONOLOGI GUGURNYA CUT MUTIA | Tengkuputeh

  97. Pingback: SEJARAH PENDIRIAN PUSA (PERSATUAN ULAMA SELURUH ACEH) | Tengkuputeh

  98. Pingback: PARA ULEEBALANG RAJA KECIL DI ACEH DARI MASA KESULTANAN SAMPAI REVOLUSI SOSIAL (1512-1946) | Tengkuputeh

  99. Pingback: TSUNAMI | Tengkuputeh

  100. Pingback: ARCA AWALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  101. Pingback: ARCA AWALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  102. Pingback: MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN | Tengkuputeh

  103. Pingback: ACEH DAERAH MODAL | Tengkuputeh

  104. Pingback: SURAT TENGKU CHIK DI TIRO | Tengkuputeh

  105. Pingback: KENAPA SULTAN ACEH MENYERAH PADA BELANDA | Tengkuputeh

  106. Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN | Tengkuputeh

  107. Pingback: SULTAN ALAIDDIN MAHMUDSYAH II, SULTAN ACEH MERDEKA TERAKHIR | Tengkuputeh

  108. Pingback: POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  109. Pingback: RAJA DEKAT TUHAN JAUH | Tengkuputeh

  110. Pingback: BERZIARAH KE MASJID ASAL PENAMPAAN DI BLANGKEJEREN GAYO LUES | Tengkuputeh

  111. Pingback: KISAH-KISAH DI BLANG | Tengkuputeh

  112. Pingback: ORIDA (OEANG REPUBLIK INDONESIA) ACEH 1947-1949 | Tengkuputeh

  113. Pingback: PROSA ALAM GAYO LUES | Tengkuputeh

  114. Pingback: PROSA ALAM GAYO LUES | Tengkuputeh

  115. Pingback: ADAT PELANTIKAN PEMAHKOTAAN PENABALAN SULTAN ACEH DARUSALAM | Tengkuputeh

  116. Pingback: SUSUNAN PEMERINTAHAN ACEH SEMASA KESULTANAN | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.