
Kita semua adalah budak sejarah. Ia adalah sungai yang tak bisa diganggu siapapun. Kita juga tak bisa berenang melawan kekuatannya. Bahkan kita akan tenggelam ke dalam arusnya.
PERADABAN TANPA TULISAN
Ribuan tahun yang lalu berbagai kelompok pemburu dan pengumpul mengembara di seluruh Asia dan Eropa sambil mengikuti kawanan mamot yang memakan rumput liar, lambat laun es mulai mencair, pola pertumbuhan rumput pun berubah, kawanan-kawanan bergerak ke utara dan menjadi berkurang. Menyusullah beberapa pemburu, lainnya, karena kekurangan daging yang merupakan inti makanan pokok mereka, menuai rumput-rumput liar itu dan pada saat tertentu mulai menanam sendiri beberapa jenis rumput itu, barangkali.
Walaupun buku-buku sejarah dunia biasanya mulai dengan masa pra-sejarah, namun apakah masa pra-sejarah itu? Apakah hanya sekedar masa dimana manusia belum menemukan tulisan semata? Spesialis lain, Antropolog misalnya memiliki perlengkapan yang jauh lebih baik untuk menyelami kekelaman masa lalu lebih jauh, sehingga dapat berspekulasi tentang perilaku manusia, tentang pola-pola menetap, tentang motivasi sebagai suatu masa tanpa diffrensiasi. Namun tentunya sulit menemukan kehidupan orang-orang tertentu yang memberikan daging dan nyawa kepada pertanyaan-pertanyaan abstrak tentang perilaku manusia.
Manusia akhirnya menemukan tulisan, namun tradisi oral masih hidup selama berabad-abad kemudian. Sebagai contoh Snouck Hurgronye dalam buku Aceh Di Mata Kolonial Jilid II, menyebutkan dalam bab kesusasteraan menyebutkan “Dengan kesusasteraan Aceh kita artikan semua yang telah dikarang dalam bahasa Aceh. Saya sengaja menyebut “dikarang” dan bukan “ditulis”, karena pembedaan yang tegas antara apa yang diabadikan dan apa yang tidak diabadikan dalam bentuk tulisan, tidak dapat diterapkan secara konsisten terhadap karya-karya pengarang Aceh baik pada masa lampau maupun sekarang.”
Dongeng-dongeng lisan yang tak kalah popular di Indonesia adalah “Si Kancil” suatu tokoh yang menujukkan adanya perkaitan dengan “Eulenspiegel” dari Jerman. “Juha” dari Arabia dan “Nasruddin Hoja” dari Turki. Ini merupakan benang merah yang tersambung melalui tradisi oral.
Tulisan menang, Van Heutsz menaklukkan benteng Batee Iliek yang tidak pernah jatuh selama nyaris 30 tahun perang Aceh dengan meniru strategi sebagaimana ditulis oleh Homerus, epik Perang Troya, memasukkan Abu Pang ke dalam guci, panglima perang Hindia Belanda tersebut menyerbu benteng terkuat Kesultanan Aceh Darussalam, pimpinan Said Muhammad lewat jalan belakang.
Tahun 1901 benteng Batee Iliek jatuh, jarak yang tak begitu jauh dengan sejarah modern karena baru 4 tahun kemudian Einstein menemukan teori relativitas. Saya membayangkan, andai benteng Batee Iliek tetap bertahan sampai Perang Dunia I dimulai tahun 1914 maka sejarah akan berbeda, sayang sejarah tidak dimulai dengan kata, seandainya.
Van Dalen mengiris tanah Gayo lewat ekspedisi berdarah ditahun 1904. Ia meminjam strategi brutal Julius Ceasar. Menghadapi konfederasi suku-suku di Tanah Gayo sebagai kekuatan merdeka terakhir di Aceh, ia meniru gaya Julius melawan persekutuan suku-suku Galia pimpinan Vercingatorix. Tanah Gayo jatuh, dan secara resmi Hindia Belanda menyatakan perang Aceh secara resmi berakhir.
Kita pernah hidup, di masa tulisan belum begitu berkuasa. Sebelum millennium ini dimulai ketika era digital masih malu-malu muncul, kita masih merasakan betapa kuat perasaan kita, sebagai contoh ketika saya tidak menemukan satu pun teman sekampung pada sore hari, maka saya akan menduga mereka pasti sedang mandi di sungai, dan ketika menyusul kesana, hampir selalu saya menemukan mereka disana. Sekarang dengan era telekomunikasi, jangkauan permainan memang semakin jauh akan tetapi sebelum keluar rumah saya harus memastikan melalui sms, atau perangkat pesan lain dimana mereka berada.
Dengan tulisan sejarah dituliskan, buku-buku dicetak, ilmu semakin mudah didapat. Jangan lupa Belanda menaklukkan kita dengan dokumen-dokumen yang akurat, dan terverifikasi sahih. Namun apa yang terjadi jika saat ini yang kita dapatkan hanyalah polusi tulisan? Zaman ini adalah zaman media sosial, seluruh informasi bertebaran dimana-mana, setiap orang bisa menjadi corong berita. Tak pelak hoax pun bertebaran, kita mengunyah dan memamah dan mengangap itu kebenaran.
Para mastershared bertebaran, maaf adakalanya mereka adalah sahabat, guru, orang berpengaruh dan kita anggap lebih pintar dari kita, dan sedihnya tanpa sadar mereka menjadi agen dari portal-portal hoax. Portal tersebut memperoleh keuntungan berupa iklan, sedang teman-teman kita tersebut tersuruk pada reputasi “otak berkarat”
Membaca itu baik, sebagaimana hasrat kita ingin tahu kita terhadap ilmu manapun pasti akan berguna. Seumpama makanan, makan itu baik. Namun apa yang terjadi ketika kita memasukkan sampah dalam perut kita? Maka apa beda kita dengan babi? Yang memakan kotorannya sendiri?
Einstein pernah berkata. “Manusia yang hanya banyak membaca dan hanya menggunakan otaknya begitu sedikit akan menjadi malas”. Mengapa? Kita hanya membaca saja dan tidak menimbang terlebih dahulu maka kita akan terjebak pada cerita yang menyentuh hati, sehingga setiap pembacanya akan tersentuh dan tak ketinggalan untuk menyebarkannya. Salah satu pola hoax adalah memanfaatkan sisi hati manusia yang sangat sensitif hingga akalnya akan ditinggalkan sejenak. Padahal “hati” dan “akal” harus berjalan berdampingan, adalah sangat naïf jika mereka dibiarkan berjalan sendiri-sendiri tanpa pendamping.
Otak manusia pada awalnya adalah sebuah rumah kosong, mereka mengisinya dengan perabot yang sesuai dengan kebutuhannya. Si pandir mengambil semua informasi yang ditemuinya, sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya terjepit ditengah-tengah atau tercampur dengan hal lain. Si Bijak sebaliknya, dengan hati-hati ia memilih apa yang dimasukkan ke dalam rumah. Ia tidak memasukkan apapun kecuali peralatan yang akan membantunya dalam melakukan pekerjaan, sebab apa yang diperlukan saja sudah cukup banyak. Semuanya itu diatur rapi dalam rumah-otaknya sehingga ketika diperlukan, ia dengan mudah menemukannya.
Keliru jika kita pikir kalau rumah-otak kita memiliki dinding-dinding yang membesar, terutama setelah masa pertumbuhan berakhir. Rangka rumah/otak hanya akan segitu saja, maka untuk setiap pengetahuan yang telah dimasukkan, ada yang diketahui dan ada yang dilupakan. Oleh karena itu, sebenarnya penting sekali untuk tidak membiarkan fakta yang tidak berguna menyingkirkan fakta berguna.
Saya tidak ingin menyelamatkan dunia dari polusi tulisan, sederhana saja, saya hanya ingin membersihkan wall facebook saya dari kotoran-kotoran hoax dengan menyampaikan hal ini, atau sebisa mungkin menyadarkan teman-teman terdekat dari profesi mastershared, tak lebih. Tolong hentikan!
Peradaban tanpa tulisan? Tidak mungkin. Kita semua adalah budak sejarah. Ia adalah sungai yang tak bisa diganggu siapapun. Kita juga tak bisa berenang melawan kekuatannya. Bahkan kita akan tenggelam ke dalam arusnya. Seperti pesan ini tidak akan tersampaikan jika tidak melalui tulisan, tapi sebisa mungkin mulailah menjangkau dengan hal-hal sederhana, seperti menceritakan hikayat/dongeng kepada anak-anak kita secara oral, itu lebih berarti daripada membelikan buku dongeng, sejatinya pengetahuan itu tidak akan mampu mengalahkan pengalaman, yang kita bagi bersama melalui dialog-dialog kecil nan sederhana.
XXX
Beberapa opini terdahulu:
- Kebenaran Yang Samar; 28 Februari 2013;
- Gam Cantoi Tiada; 30 Maret 2013;
- Orang Sakit Dari Timur; 26 Mei 2013;
- Mengenang Bung Hatta Seorang Pemimpin Teladan; 16 Agustus 2013;
- Mengapa Menulis; 11 Oktober 2013;
- Sultan Abu Nawas; 1 November 2013;
- Seorang Pangeran; 4 November 2013;
- Penyakit Pembawa Kematian; 15 November 2013;
- Mereka Yang Bangkit (Kembali); 18 Desember 2013;
- Jangan Golput; 22 Maret 2014;
- Momentum; 18 Mei 2015;
- Gaya Abadi; 23 Mei 2015;
- Ramadhan Dan Relativitas; 27 Juni 2015;
- Khusyuk; 14 Juli 2015;
- Tua; 22 Oktober 2015;
- Renovasi; 31 Oktober 2015;
- Serakah; 7 November 2015;
- Passion; 8 November 2015;
- Penuai; 14 November 2015;
- Tsunami; 26 Desember 2015;
Pingback: CIVILIZATION WITHOUT WRITING | Tengkuputeh
Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | Tengkuputeh
Pingback: MENYELUSURI JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TEUKU UMAR PAHLAWAN | Tengkuputeh
Pingback: FILOSOFI GOB | Tengkuputeh
Pingback: KEBENARAN YANG SAMAR | Tengkuputeh
Pingback: ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT SUKU MANTE | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: MENGUNJUNGI PAMERAN BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh
Pingback: KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh
Pingback: OPERASI PENYERGAPAN BELANDA TERHADAP CUT MEUTIA | Tengkuputeh
Pingback: EMAS, KAFIR DAN MAUT | Tengkuputeh
Pingback: MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA | Tengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA (1996) | Tengkuputeh
Pingback: PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) | Tengkuputeh
Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER | Tengkuputeh
Pingback: TSUNAMI | Tengkuputeh
Pingback: SURAT TENGKU CHIK DI TIRO KEPADA RESIDEN VAN LANGEN AGAR TERCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERANG ACEH MAKA BELANDA HARUS MEMELUK AGAMA ISLAM DI TAHUN 1885 | Tengkuputeh
Pingback: ACEH DI MATA KOLONIALIS | Tengkuputeh
Pingback: PERANG ACEH KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: MELUKIS SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: ACEH SEPANJANG ABAD | Tengkuputeh
Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN | Tengkuputeh
Pingback: PERANG DI JALAN ALLAH | Tengkuputeh
Pingback: SYARIAT ISLAM SIAPA TAKUT | Tengkuputeh
Pingback: ACEH DAERAH MODAL | Tengkuputeh
Pingback: GAM CANTOI TIADA | Tengkuputeh
Pingback: MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN | Tengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA Dl BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh
Pingback: KERAJAAN ACEH JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1607-1636) | Tengkuputeh
Pingback: PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 | Tengkuputeh
Pingback: MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: ATJEH MENDAKWA | Tengkuputeh
Pingback: MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH | Tengkuputeh
Pingback: BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh
Pingback: EKSPLORASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh
Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh
Pingback: AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TARIKH ACEH DAN NUSANTARA | Tengkuputeh
Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh
Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: KEKUATAN SYAIR | Tengkuputeh
Pingback: SULTAN ABU NAWAS | Tengkuputeh
Pingback: KORPS MARSOSE, PASUKAN PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: KORPS MARSOSE, SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: SECANGKIR KOPI DARI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: ACEH PUNGO (ACEH GILA) | Tengkuputeh
Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: FILOSOFI GOB - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: TSUNAMI | Tengkuputeh
Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | Tengkuputeh
Pingback: EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PERANG DI JALAN ALLAH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: TSUNAMI ACEH TAHUN 2004 | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: ATJEH MENDAKWA, SEBUAH BUKU YANG MENJADI SAKSI SEPAK TERJANG PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: RINCIAN ISI KANUN MEUKUTA ALAM PERATURAN UNDANG-UNDANG KESULTANAN ACEH DARUSSALAM YANG DISUSUN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ISKANDAR MUDA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PANTON HANA UTAK | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA | Tengkuputeh
Pingback: KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI | Tengkuputeh
Pingback: PERANAN LEMBAGA TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU | Tengkuputeh
Pingback: MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: KEJATUHAN SANG (MANTAN) PEJUANG | Tengkuputeh
Pingback: KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE SEBAGAI SARAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA UNTUK MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM DI INDONESIA | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH KERAJAAN LAMURI | Tengkuputeh
Pingback: MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO | Tengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh
Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh
Pingback: PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) | Tengkuputeh
Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh
Pingback: RINCIAN ISI KANUN MEUKUTA ALAM PERATURAN UNDANG-UNDANG KESULTANAN ACEH DARUSSALAM YANG DISUSUN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh
Pingback: MEMOAR PANGLIMA POLEM CATATAN SEORANG PEJUANG PERINTIS KEMERDEKAAN INDONESIA | Tengkuputeh
Pingback: KETIKA ACEH MENGAKUI KEMERDEKAAN BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: KANUN MEUKUTA ALAM | Tengkuputeh
Pingback: SURAT TENGKU CHIK DI TIRO | Tengkuputeh
Pingback: KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: ARCA ALALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: TEUKU NYAK ARIEF RENCONG ACEH DI VOLKSRAAD | Tengkuputeh
Pingback: PERANAN TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh
Pingback: GUGURNYA CUT MUTIA | Tengkuputeh
Pingback: KERAJAAN TEUNOM SUATU MASA | Tengkuputeh
Pingback: EKSPEDISI BELANDA KE GAYO 1904 | Tengkuputeh
Pingback: ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA | Tengkuputeh
Pingback: PUTROE PHANG PUTRI PAHANG | Tengkuputeh
Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh
Pingback: GENERASI YANG HILANG | Tengkuputeh
Pingback: SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh
Pingback: BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM | Tengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh
Pingback: PERANG ACEH KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh
Pingback: MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA (1996) | Tengkuputeh
Pingback: MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA | Tengkuputeh
Pingback: LAUTAN YANG TERSIA-SIAKAN | Tengkuputeh
Pingback: KORPS MARSOSE SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: KETIKA IBNU BATTUTA MELAWAT SAMUDERA PASAI | Tengkuputeh
Pingback: EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN | Tengkuputeh
Pingback: KRONOLOGI GUGURNYA CUT MUTIA | Tengkuputeh
Pingback: MENCARI JURUS PENANGKAL FITNAH, SEBUAH JURNAL ILMIAH | Tengkuputeh
Pingback: ARCA AWALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: MEMAHAMI MAKNA PENISTA | Tengkuputeh