PERADABAN TANPA TULISAN

Kita semua adalah budak sejarah. Ia adalah sungai yang tak bisa diganggu siapapun. Kita juga tak bisa berenang melawan kekuatannya. Bahkan kita akan tenggelam ke dalam arusnya.

PERADABAN TANPA TULISAN

Ribuan tahun yang lalu berbagai kelompok pemburu dan pengumpul mengembara di seluruh Asia dan Eropa sambil mengikuti kawanan mamot yang memakan rumput liar, lambat laun es mulai mencair, pola pertumbuhan rumput pun berubah, kawanan-kawanan bergerak ke utara dan menjadi berkurang. Menyusullah beberapa pemburu, lainnya, karena kekurangan daging yang merupakan inti makanan pokok mereka, menuai rumput-rumput liar itu dan pada saat tertentu mulai menanam sendiri beberapa jenis rumput itu, barangkali.

Walaupun buku-buku sejarah dunia biasanya mulai dengan masa pra-sejarah, namun apakah masa pra-sejarah itu? Apakah hanya sekedar masa dimana manusia belum menemukan tulisan semata? Spesialis lain, Antropolog misalnya memiliki perlengkapan yang jauh lebih baik untuk menyelami kekelaman masa lalu lebih jauh, sehingga dapat berspekulasi tentang perilaku manusia, tentang pola-pola menetap, tentang motivasi sebagai suatu masa tanpa diffrensiasi. Namun tentunya sulit menemukan kehidupan orang-orang tertentu yang memberikan daging dan nyawa kepada pertanyaan-pertanyaan abstrak tentang perilaku manusia.

Manusia akhirnya menemukan tulisan, namun tradisi oral masih hidup selama berabad-abad kemudian. Sebagai contoh Snouck Hurgronye dalam buku Aceh Di Mata Kolonial Jilid II, menyebutkan dalam bab kesusasteraan menyebutkan “Dengan kesusasteraan Aceh kita artikan semua yang telah dikarang dalam bahasa Aceh. Saya sengaja menyebut “dikarang” dan bukan “ditulis”, karena pembedaan yang tegas antara apa yang diabadikan dan apa yang tidak diabadikan dalam bentuk tulisan, tidak dapat diterapkan secara konsisten terhadap karya-karya pengarang Aceh baik pada masa lampau maupun sekarang.”

Dongeng-dongeng lisan yang tak kalah popular di Indonesia adalah “Si Kancil” suatu tokoh yang menujukkan adanya perkaitan dengan “Eulenspiegel” dari Jerman. “Juha” dari Arabia dan “Nasruddin Hoja” dari Turki. Ini merupakan benang merah yang tersambung melalui tradisi oral.

Tulisan menang, Van Heutsz menaklukkan benteng Batee Iliek yang tidak pernah jatuh selama nyaris 30 tahun perang Aceh dengan meniru strategi sebagaimana ditulis oleh Homerus, epik Perang Troya, memasukkan Abu Pang ke dalam guci, panglima perang Hindia Belanda tersebut menyerbu benteng terkuat Kesultanan Aceh Darussalam, pimpinan Said Muhammad lewat jalan belakang.

Tahun 1901 benteng Batee Iliek jatuh, jarak yang tak begitu jauh dengan sejarah modern karena baru 4 tahun kemudian Einstein menemukan teori relativitas. Saya membayangkan, andai benteng Batee Iliek tetap bertahan sampai Perang Dunia I dimulai tahun 1914 maka sejarah akan berbeda, sayang sejarah tidak dimulai dengan kata, seandainya.

Van Dalen mengiris tanah Gayo lewat ekspedisi berdarah ditahun 1904. Ia meminjam strategi brutal Julius Ceasar. Menghadapi konfederasi suku-suku di Tanah Gayo sebagai kekuatan merdeka terakhir di Aceh, ia meniru gaya Julius melawan persekutuan suku-suku Galia pimpinan Vercingatorix. Tanah Gayo jatuh, dan secara resmi Hindia Belanda menyatakan perang Aceh secara resmi berakhir.

Kita pernah hidup, di masa tulisan belum begitu berkuasa. Sebelum millennium ini dimulai ketika era digital masih malu-malu muncul, kita masih merasakan betapa kuat perasaan kita, sebagai contoh ketika saya tidak menemukan satu pun teman sekampung pada sore hari, maka saya akan menduga mereka pasti sedang mandi di sungai, dan ketika menyusul kesana, hampir selalu saya menemukan mereka disana. Sekarang dengan era telekomunikasi, jangkauan permainan memang semakin jauh akan tetapi sebelum keluar rumah saya harus memastikan melalui sms, atau perangkat pesan lain dimana mereka berada.

Dengan tulisan sejarah dituliskan, buku-buku dicetak, ilmu semakin mudah didapat. Jangan lupa Belanda menaklukkan kita dengan dokumen-dokumen yang akurat, dan terverifikasi sahih. Namun apa yang terjadi jika saat ini yang kita dapatkan hanyalah polusi tulisan? Zaman ini adalah zaman media sosial, seluruh informasi bertebaran dimana-mana, setiap orang bisa menjadi corong berita. Tak pelak hoax pun bertebaran, kita mengunyah dan memamah dan mengangap itu kebenaran.

Para mastershared  bertebaran, maaf adakalanya mereka adalah sahabat, guru, orang berpengaruh dan kita anggap lebih pintar dari kita, dan sedihnya tanpa sadar mereka menjadi agen dari portal-portal hoax. Portal tersebut memperoleh keuntungan berupa iklan, sedang teman-teman kita tersebut tersuruk pada reputasi “otak berkarat”

Membaca itu baik, sebagaimana hasrat kita ingin tahu kita terhadap ilmu manapun pasti akan berguna. Seumpama makanan, makan itu baik. Namun apa yang terjadi ketika kita memasukkan sampah dalam perut kita? Maka apa beda kita dengan babi? Yang memakan kotorannya sendiri?

Einstein pernah berkata. “Manusia yang hanya banyak membaca dan hanya menggunakan otaknya begitu sedikit akan menjadi malas”. Mengapa? Kita hanya membaca saja dan tidak menimbang terlebih dahulu maka kita akan terjebak pada cerita yang menyentuh hati, sehingga setiap pembacanya akan tersentuh dan tak ketinggalan untuk menyebarkannya. Salah satu pola hoax adalah memanfaatkan sisi hati manusia yang sangat sensitif hingga akalnya akan ditinggalkan sejenak. Padahal “hati” dan “akal” harus berjalan berdampingan, adalah sangat naïf jika mereka dibiarkan berjalan sendiri-sendiri tanpa pendamping.

Otak manusia pada awalnya adalah sebuah rumah kosong, mereka mengisinya dengan perabot yang sesuai dengan kebutuhannya. Si pandir mengambil semua informasi yang ditemuinya, sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya terjepit ditengah-tengah atau tercampur dengan hal lain. Si Bijak sebaliknya, dengan hati-hati ia memilih apa yang dimasukkan ke dalam rumah. Ia tidak memasukkan apapun kecuali peralatan yang akan membantunya dalam melakukan pekerjaan, sebab apa yang diperlukan saja sudah cukup banyak. Semuanya itu diatur rapi dalam rumah-otaknya sehingga ketika diperlukan, ia dengan mudah menemukannya.

Keliru jika kita pikir kalau rumah-otak kita memiliki dinding-dinding yang membesar, terutama setelah masa pertumbuhan berakhir. Rangka rumah/otak hanya akan segitu saja, maka untuk setiap pengetahuan yang telah dimasukkan, ada yang diketahui dan ada yang dilupakan. Oleh karena itu, sebenarnya penting sekali untuk tidak membiarkan fakta yang tidak berguna menyingkirkan fakta berguna.

Saya tidak ingin menyelamatkan dunia dari polusi tulisan, sederhana saja, saya hanya ingin membersihkan wall facebook saya dari kotoran-kotoran hoax dengan menyampaikan hal ini, atau sebisa mungkin menyadarkan teman-teman terdekat dari profesi mastershared, tak lebih. Tolong hentikan!

Peradaban tanpa tulisan? Tidak mungkin. Kita semua adalah budak sejarah. Ia adalah sungai yang tak bisa diganggu siapapun. Kita juga tak bisa berenang melawan kekuatannya. Bahkan kita akan tenggelam ke dalam arusnya. Seperti pesan ini tidak akan tersampaikan jika tidak melalui tulisan, tapi sebisa mungkin mulailah menjangkau dengan hal-hal sederhana, seperti menceritakan hikayat/dongeng kepada anak-anak kita secara oral, itu lebih berarti daripada membelikan buku dongeng, sejatinya pengetahuan itu tidak akan mampu mengalahkan pengalaman, yang kita bagi bersama melalui dialog-dialog kecil nan sederhana.

XXX

Beberapa opini terdahulu:

  1. Kebenaran Yang Samar; 28 Februari 2013;
  2. Gam Cantoi Tiada; 30 Maret 2013;
  3. Orang Sakit Dari Timur; 26 Mei 2013;
  4. Mengenang Bung Hatta Seorang Pemimpin Teladan; 16 Agustus 2013;
  5. Mengapa Menulis; 11 Oktober 2013;
  6. Sultan Abu Nawas; 1 November 2013;
  7. Seorang Pangeran; 4 November 2013;
  8. Penyakit Pembawa Kematian; 15 November 2013;
  9. Mereka Yang Bangkit (Kembali); 18 Desember 2013;
  10. Jangan Golput; 22 Maret 2014;
  11. Momentum; 18 Mei 2015;
  12. Gaya Abadi; 23 Mei 2015;
  13. Ramadhan Dan Relativitas; 27 Juni 2015;
  14. Khusyuk; 14 Juli 2015;
  15. Tua; 22 Oktober 2015;
  16. Renovasi; 31 Oktober 2015;
  17. Serakah; 7 November 2015;
  18. Passion; 8 November 2015;
  19. Penuai; 14 November 2015;
  20. Tsunami; 26 Desember 2015;

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Cuplikan Sejarah, Data dan Fakta, Kisah-Kisah, Kolom, Mari Berpikir, Opini, Pengembangan diri, Reportase and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

127 Responses to PERADABAN TANPA TULISAN

  1. Pingback: CIVILIZATION WITHOUT WRITING | Tengkuputeh

  2. Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | Tengkuputeh

  3. Pingback: MENYELUSURI JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH | Tengkuputeh

  4. Pingback: TEUKU UMAR PAHLAWAN | Tengkuputeh

  5. Pingback: FILOSOFI GOB | Tengkuputeh

  6. Pingback: KEBENARAN YANG SAMAR | Tengkuputeh

  7. Pingback: ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH | Tengkuputeh

  8. Pingback: HIKAYAT SUKU MANTE | Tengkuputeh

  9. Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh

  10. Pingback: MENGUNJUNGI PAMERAN BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh

  11. Pingback: KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh

  12. Pingback: OPERASI PENYERGAPAN BELANDA TERHADAP CUT MEUTIA | Tengkuputeh

  13. Pingback: EMAS, KAFIR DAN MAUT | Tengkuputeh

  14. Pingback: MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA | Tengkuputeh

  15. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh

  16. Pingback: MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA (1996) | Tengkuputeh

  17. Pingback: PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) | Tengkuputeh

  18. Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER | Tengkuputeh

  19. Pingback: TSUNAMI | Tengkuputeh

  20. Pingback: SURAT TENGKU CHIK DI TIRO KEPADA RESIDEN VAN LANGEN AGAR TERCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERANG ACEH MAKA BELANDA HARUS MEMELUK AGAMA ISLAM DI TAHUN 1885 | Tengkuputeh

  21. Pingback: ACEH DI MATA KOLONIALIS | Tengkuputeh

  22. Pingback: PERANG ACEH KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  23. Pingback: NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  24. Pingback: MELUKIS SEJARAH | Tengkuputeh

  25. Pingback: ACEH SEPANJANG ABAD | Tengkuputeh

  26. Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN | Tengkuputeh

  27. Pingback: PERANG DI JALAN ALLAH | Tengkuputeh

  28. Pingback: SYARIAT ISLAM SIAPA TAKUT | Tengkuputeh

  29. Pingback: ACEH DAERAH MODAL | Tengkuputeh

  30. Pingback: GAM CANTOI TIADA | Tengkuputeh

  31. Pingback: MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN | Tengkuputeh

  32. Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA Dl BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh

  33. Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh

  34. Pingback: KERAJAAN ACEH JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1607-1636) | Tengkuputeh

  35. Pingback: PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH | Tengkuputeh

  36. Pingback: PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH | Tengkuputeh

  37. Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 | Tengkuputeh

  38. Pingback: MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH | Tengkuputeh

  39. Pingback: ATJEH MENDAKWA | Tengkuputeh

  40. Pingback: MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH | Tengkuputeh

  41. Pingback: BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh

  42. Pingback: EKSPLORASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh

  43. Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh

  44. Pingback: AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH | Tengkuputeh

  45. Pingback: TARIKH ACEH DAN NUSANTARA | Tengkuputeh

  46. Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh

  47. Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh

  48. Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh

  49. Pingback: KEKUATAN SYAIR | Tengkuputeh

  50. Pingback: SULTAN ABU NAWAS | Tengkuputeh

  51. Pingback: KORPS MARSOSE, PASUKAN PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh

  52. Pingback: KORPS MARSOSE, SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh

  53. Pingback: HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH | Tengkuputeh

  54. Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh

  55. Pingback: SECANGKIR KOPI DARI ACEH | Tengkuputeh

  56. Pingback: ACEH PUNGO (ACEH GILA) | Tengkuputeh

  57. Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER - TengkuputehTengkuputeh

  58. Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN - TengkuputehTengkuputeh

  59. Pingback: FILOSOFI GOB - TengkuputehTengkuputeh

  60. Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 - TengkuputehTengkuputeh

  61. Pingback: KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA | TengkuputehTengkuputeh

  62. Pingback: TSUNAMI | Tengkuputeh

  63. Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | Tengkuputeh

  64. Pingback: EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN | TengkuputehTengkuputeh

  65. Pingback: PERANG DI JALAN ALLAH | TengkuputehTengkuputeh

  66. Pingback: TSUNAMI ACEH TAHUN 2004 | TengkuputehTengkuputeh

  67. Pingback: ATJEH MENDAKWA, SEBUAH BUKU YANG MENJADI SAKSI SEPAK TERJANG PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh

  68. Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | TengkuputehTengkuputeh

  69. Pingback: RINCIAN ISI KANUN MEUKUTA ALAM PERATURAN UNDANG-UNDANG KESULTANAN ACEH DARUSSALAM YANG DISUSUN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ISKANDAR MUDA | TengkuputehTengkuputeh

  70. Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | TengkuputehTengkuputeh

  71. Pingback: PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh

  72. Pingback: PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA | TengkuputehTengkuputeh

  73. Pingback: MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh

  74. Pingback: HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH | TengkuputehTengkuputeh

  75. Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh

  76. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | TengkuputehTengkuputeh

  77. Pingback: PANTON HANA UTAK | TengkuputehTengkuputeh

  78. Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  79. Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | Tengkuputeh

  80. Pingback: PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA | Tengkuputeh

  81. Pingback: KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI | Tengkuputeh

  82. Pingback: PERANAN LEMBAGA TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU | Tengkuputeh

  83. Pingback: MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU | Tengkuputeh

  84. Pingback: SEJARAH PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH | Tengkuputeh

  85. Pingback: KEJATUHAN SANG (MANTAN) PEJUANG | Tengkuputeh

  86. Pingback: KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE SEBAGAI SARAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA UNTUK MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM DI INDONESIA | Tengkuputeh

  87. Pingback: SEJARAH KERAJAAN LAMURI | Tengkuputeh

  88. Pingback: MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO | Tengkuputeh

  89. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh

  90. Pingback: BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh

  91. Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh

  92. Pingback: PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) | Tengkuputeh

  93. Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh

  94. Pingback: RINCIAN ISI KANUN MEUKUTA ALAM PERATURAN UNDANG-UNDANG KESULTANAN ACEH DARUSSALAM YANG DISUSUN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh

  95. Pingback: MEMOAR PANGLIMA POLEM CATATAN SEORANG PEJUANG PERINTIS KEMERDEKAAN INDONESIA | Tengkuputeh

  96. Pingback: KETIKA ACEH MENGAKUI KEMERDEKAAN BELANDA | Tengkuputeh

  97. Pingback: KANUN MEUKUTA ALAM | Tengkuputeh

  98. Pingback: SURAT TENGKU CHIK DI TIRO | Tengkuputeh

  99. Pingback: KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  100. Pingback: ARCA ALALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  101. Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh

  102. Pingback: TEUKU NYAK ARIEF RENCONG ACEH DI VOLKSRAAD | Tengkuputeh

  103. Pingback: PERANAN TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh

  104. Pingback: GUGURNYA CUT MUTIA | Tengkuputeh

  105. Pingback: KERAJAAN TEUNOM SUATU MASA | Tengkuputeh

  106. Pingback: EKSPEDISI BELANDA KE GAYO 1904 | Tengkuputeh

  107. Pingback: ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA | Tengkuputeh

  108. Pingback: PUTROE PHANG PUTRI PAHANG | Tengkuputeh

  109. Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh

  110. Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh

  111. Pingback: TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh

  112. Pingback: GENERASI YANG HILANG | Tengkuputeh

  113. Pingback: SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh

  114. Pingback: BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM | Tengkuputeh

  115. Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh

  116. Pingback: PERANG ACEH KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh

  117. Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh

  118. Pingback: MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA (1996) | Tengkuputeh

  119. Pingback: MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA | Tengkuputeh

  120. Pingback: LAUTAN YANG TERSIA-SIAKAN | Tengkuputeh

  121. Pingback: KORPS MARSOSE SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh

  122. Pingback: KETIKA IBNU BATTUTA MELAWAT SAMUDERA PASAI | Tengkuputeh

  123. Pingback: EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN | Tengkuputeh

  124. Pingback: KRONOLOGI GUGURNYA CUT MUTIA | Tengkuputeh

  125. Pingback: MENCARI JURUS PENANGKAL FITNAH, SEBUAH JURNAL ILMIAH | Tengkuputeh

  126. Pingback: ARCA AWALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh

  127. Pingback: MEMAHAMI MAKNA PENISTA | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.