MUSIBAH TENGGELAMNYA KMP GURITA (1996)
Kota Sabang merupakan sebuah tempat destinasi yang popular bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Kota ini merupakan kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan Pulau Weh sebagai pulau terluar. Dari segi geografis Indonesia, wilayah Kota Sabang berada pada 95°13’02”-95°22’36” BT, dan 05°46’28”-05°54′-28″ LU, merupakan wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India.
Tugu Peringatan tenggelamnya KMP Gurita
Di tengah lilir mudik wisatawan, pernahkah kita memperhatikan sebuah tugu yang berada di Pelabuhan Balohan (Selatan Pulau Weh), sebuah tugu yang kusam dan tak terawat lagi tersebut dibangun pada tahun 1997 atas sumbangan Wang Sungtee seorang warganegara Taiwan untuk mengenang tenggelamnya Kapal KMP Gurita.
Tugu tersebut berdiri terabaikan dan tak tertenggok lagi, ibarat sebuah kenangan yang telah usang dan ditinggalkan diantara sibuknya pelabuhan yang menghubungkan Kota Sabang dengan Kota Banda Aceh. Dan hari ini dapatlah kita mengenang kejadian tersebut, sebuah musibah terbesar di Aceh sebelum terjadi Tsunami (2004)
Musibah tenggelamnya KMP Gurita terjadi pada tahun 1996 di Teluk Balohan, Sabang. Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita yang mengangkut 378 penumpang, tenggelam ke dasar laut. Dari jumlah penumpang itu, 40 orang dapat diselamatkan, 54 ditemukan tewas dan 284 orang di nyatakan hilang bersama-sama dengan KMP Gurita yang tidak berhasil di angkat dari dasar laut.
KMP Gurita merupakan alat transportasi utama yang menghubungkan pelabuhan Malahayati, Banda Aceh dan pulau Sabang. Penyebab kapal feri itu tenggelam karena kelebihan muatan. Kapasitas angkutnya hanya untuk sekitar 210 orang. Namun yang diangkut sebanyak 378 orang.
KMP itu semakin sarat muatan, karena barang yang diangkut juga melebihi kapasitas. Di perkirakan mencapai 50 ton, diantaranya 10 ton semen, 8 ton bahan bakar, 15 ton tiang beton listrik, bahan sandang-pangan kebutuhan masyarakat Sabang serta 12 kendaraan roda empat dan 16 roda dua.
Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita tidak laik
Sebenarnya, sejak beberapa tahun sebelum 1996 masyarakat di Aceh, khususnya di pulau Sabang, sudah memperkirakan bakal terjadi musibah atas KMP Gurita. Perkiraan itu setelah melihat kondisi feri penyeberangan tersebut yang sering batuk-batuk dan tak laik laut lagi. Namun, karena terbatasnya armada angkutan, Ditjen Perhubungan Darat dalam hal ini PT ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) terus mengoperasikan secara reguler kapal tua yang dibuat tahun 1970 di galangan kapal Bina Simpaku, Tokyo, Jepang tersebut.
Gurita memang termasuk KMP yang tergolong uzur. Feri tipe Ro-Ro berukuran 32,45 meter, lebar 7,82 meter, dalam 2,30 meter dengan berat 196,08 ton itu, selama mengisi jalur pelayaran Malahayati-Sabang dikabarkan sering mengalami kerusakan. Kisahnya, dua hari sebelum terjadi musibah, yakni pada hari rabu (17/1/96) pukul 14:00 WIB, Gurita mengalami kerusakan, sehingga tak dapat mengangkut penumpang dari Sabang ke Pelabuhan Malahayati. Kapal kemudian diperbaiki di pelabuhan Basis Lanal TNI-Al Sabang. Perbaikan di bagian rampdoor itu memakan waktu tiga hari.
Sampai hari kamis (18/1/96), kerusakan pada kapal tersebut belum juga rampung diperbaiki. Karena banyak penumpang yang akan bepergian ke Banda Aceh, maka keesokan harinya (jumat,19/1/96) KMP Gurita dioperasikan. Pengoperasian KMP Gurita memang sangat mendesak karena masyarakat di Aceh yang mayoritas umat Islam akan memasuki bulan puasa Ramadhan. Saatnya bagi masyarakat di Aceh untuk berkumpul dengan sanak keluarga, karena akan meugang menjelang bulan Ramadhan. Meugang dilakukan Sabtu dan Minggu, karena pemerintah telah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Senin (22/1/96). Sudah barang tentu, KMP Gurita hari itu penuh dengan penumpang.
Ini dapat dimaklumi, selain feri tersebut satu-satunya alat angkutan yang menghubungan sabang-Malahayati pulang-pergi (PP), juga pada hari itu merupakan waktu yang tepat pulang ke Sabang, berkumpul dengan keluarga menghadapi bulan Ramadhan. Ternyata, ketika meninggalkan pelabuhan Malahayati, Gurita melebihi kapasitas. Saksi mata melihat bagaimana KMP Gurita tersebut sarat dengan penumpang. Belum termasuk barang-barang yang diperkirakan merupakan beban terberat dari KMP Gurita. Dalam kondisi seperti itu, KMP Gurita tetap diberangkatkan dan meninggalkan pelabuhan Malahayati pada pukul 18:45 WIB, Jumat (19/1/1996) malam.
Permohonan pengantian kapal pengganti KMP Gurita
Walikota Sabang saat itu, Kol. (inf) Bustari Mansyur mengatakan, Pemda Kota Madya Sabang dan Pemda tingkat I Aceh sejak beberapa tahun lalu sudah mengusulkan kepada Menteri Perhubungan agar KMP Gurita segera diganti dengan yang lebih baru. “Pak Gubernur Syamsuddin Mahmud (Gubernur Aceh saat itu) telah membuat surat kepada Menhub, memohon agar feri itu diganti, karena dikhawatirkan akan mengalami kecelakaan,” ujarnya. Walikota Sabang sebelumnya, Kol (Inf) Sulaiman Ibrahim, juga sudah mengajukan permohonan pergantian KMP Gurita itu.
Pada dasarnya alasannya sama, karena kondisi KMP Gurita sudah tak laik laut. Pergantian itu sangat mendesak dilakukan, karena perairan Aceh terkenal ganas dengan gelombang ombak yang tinggi. Setelah Bustari Mansyur menjadi Walikota Sabang, surat yang sama juga pernah disampaikannya kepada Menhub, yang isinya meminta perhatian agar KMP Gurita segera digantikan dengan feri yang baru. surat Walikota itu dikirimkan pada tanggal 24 november 1995, dengan tembusan ke berbagai pihak. Sebelum menerima jawaban dari menteri, walikota kemudian mengirim surat senada kepada Direktur utama PT ASDP di jakarta tanggal 18 Desember 1995.
Dua surat yang dilayangkan ke pihak penentu di Jakarta itu sampai saat musibah terjadi, belum mendapat jawaban. Akhirnya, Gubernur Aceh pun membuat dengan isi yang sama. Namun belum sempat surat gubernur itu dikirim ke Dephub di Jakarta, KMP Gurita sudah keburu tenggelam. Bahkan tragisnya, dua hari menjelang kecelakaan, Walikota Bustari Masyur berangkat ke Jakarta. Keberangkatan pak Walikota khusus mempertanyakan tindak lanjut dua surat yang dikirim sebelumnya, baik kepada PT ASDP maupun kejajaran Dephub. “Tak ada jawaban yang pasti”. Semuanya mengambang,” katanya menirukan jawaban yang diterima pak Walikota. Apa yang dikeluhkan masyarakat dan pemda tentang kondisi kapal penyeberangan itu,menurut HT Darwin, perlu segera menjadi perhatian pimpinan tertinggi di Dephub.
“Menteri Perhubungan diharapkan segera mengirimkan kapal penyeberangan yang lebih baik ke Sabang. Ini penting,karena feri merupakan angkutan yang sangat vital bagi daerah itu,” ujar HT Darwin, ketua FKP DPRD Tingkat I Aceh.
Masyarakat aceh khususnya di sabang menanti dengan penuh harap, kapan permohonan mereka menjadi kenyataan.perjuangan dengan menggunakan berbagai jalur telah dilakukan. Namun belum berhasil. Kapal telah tenggelam dua hari setelah pak wali kota bertemu dengan pejabat penting di jajaran Dephub membicarakan kondisi kapal yang sudah tua renta itu.
KMP Gurita berlayar dalam keadaan cuaca buruk
Musibah yang cukup mengejutkan itu terjadi sekitar 5 – 6 mil mendekati pelabuhan, yakni ketika hendak memasuki teluk Balohan. Di kegelapan malam yang mencekam itu, KMP Gurita mengalami gangguan cuaca dan angin kencang dari arah timur. Terjadinya gangguan, ditambah muatan yang melebihi kapasitas, mengakibatkan kapal tersebut menjadi oleng. Nahkoda tak dapat menguasai kapal yang oleng ke kiri dan ke kanan.
Saksi mata mengatakan pada pukul 20:15 WIB, kapal penyeberangan itu masih terlihat dari pelabuhan Balohan. Sanak keluarga yang datang menjemput tak memperkirakan kapal tersebut sedang mengalami gangguan dan tengah berjuang melawan badai. Lampu masih terlihat jelas dari KMP Gurita. Namun sekitar pukul 20:30 WIB, kapal penyeberangan itu sudah tidak terlihat lagi. Sampai saat itu, belum ada satu pun pejabat di pelabuhan Sabang yang menyatakan kapal mengalami musibah.
Pencarian terus dilakukan. hubungan dengan kapal terputus. Tak ada tanda-tanda apa pun yang bisa diterima dari kapal feri itu. Kepastian musibah baru diketahui empat jam setelah kejadian, yakni pada saat salah seorang penduduk Balohan, Syahril penumpang KMP Gurita mampu berenang mengarungi lautan dengan ombak yang ganas dan terdampar di Teluk Keunake.
Kabar yang di bawa syahril itulah yang memastikan bahwa KMP Gurita tenggelam di dekat teluk Balohan. sejak saat itu, masyarakat di Pelabuhan Sabang, menjadi gelisah. Sebagian masih tetap tabah menanti kedatangan keluarganya, tetapi sebagian lagi mulai mencari daftar penumpang.
KMP Gurita berlayar dengan kapasitas yang melebihi batas
Saksi mata yang tak jadi berangkat dengan KMP Gurita karena melihat kondisi kapal yang sarat penumpang mengakui, pada saat meninggalkan Pelabuhan Malahayati, kapal yang naas tersebut sarat penumpang dan barang.
“Saya takut melihat kapal tersebut, jadi saya turun dan membatalkan untuk berangkat,” ujar Daud Breok, penduduk Sabang yang membatalkan niatnya menumpang KMP Gurita pada malam itu. sebagai seorang pedagang yang terbiasa menumpang KMP Gurita, Daud mengkakui, pada malam keberangkatan dari pelabuhan Malahayati, rasa takutnya tak ketolongan. Ia gelisah. Ada bisikan hati yang melarang Daud berangkat malam itu. “Bisikan itu yang membuat saya selamat,” katanya.
Kisah lainya juga bernada sama, di ungkapkan oleh Buchari, pemuda yang dikenal sebagai guru komputer di Sabang. Dia menceritakan, pada malam itu ia tak jadi pulang ke Sabang, karena ada “sesuatu” yang melarang. Padahal, nama Buchari sudah tercantum sebagai penumpang nomor satu pada manifest. “Saya selamat, karena mengurungkan niat pulang malam itu,” ujar Buchari.
Seorang pengawai Pemerintah Kota Madya Sabang juga mengakui, kapal yang merupakan angkutan vital di perairan itu pada saat berangkat melebihi kapasitas. “kalau ada yang menyebut penumpangnya hanya 210 orang, itu tidak benar,” katanya.
Banyak penyimpangan terungkap, setelah KMP Gurita tenggelam. Di antaranya yang paling fatal adalah menyangkut daftar penumpang. Dalam manifest disebut hanya 210 orang. Tapi nyatanya, banyak penumpang yang tidak terdaftar. Diantaranya Kapolres Sabang, Letkol Rachmad beserta istrinya. “Banyaknya nama penumpang yang tidak terdaftar merupakan kealpaan dari oknum PT ASDP yang harus dipertanggungjawabkan,” ujar HT Darwin, ketua Fraksi Karya Pembangunan DPRD Tingkat I Aceh, seraya menambahkan, pihaknya mendesak agar oknum petugas di Syahbandar Malahayati dan petugas PT ASDP di pelabuhan itu diusut.
Belajar dari pengalaman tenggelamnya KMP Gurita
Mungkin musibah yang menimpa KMP Gurita tak terlepas dari kealpaan sejumlah pejabat perhubungan di Aceh maupun Pusat. Tapi bukankah hidup bukanlah proses untuk mencari siapa yang salah semata, melainkan untuk menghadapi kesalahan, dan mengatasinya. Setelah kita belajar dari pengalaman tenggelamnya KMP Gurita, maka kita semua berharap semoga saja duka yang mendalam seperti ini tidak akan pernah terulang kembali.
XXX
Artikel-artikel lain Aceh:
- PEREMPUAN ACEH FULL POWER 4 AGUSTUS 2008;
- MENYUSURI JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH 6 DESEMBER 2008;
- TEUKU UMAR PAHLAWAN 11 FEBRUARI 2011;
- FILOSOFI GOB 10 OKTOBER 2011;
- KEBENARAN YANG SAMAR 28 FEBRUARI 2013;
- GAM CANTOI TIADA 30 MARET 2013;
- PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) 18 JUNI 2013;
- TSUNAMI 26 DESEMBER 2015;
- PERADABAN TANPA TULISAN 25 FEBRUARI 2016;
- SURAT TENGKU CHIK DI TIRO KEPADA RESIDEN VAN LANGEN AGAR TERCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERANG ACEH MAKA BELANDA HARUS MEMELUK AGAMA ISLAM DI TAHUN 1885 4 NOVEMBER 2016;
- PARA PENYEBAR KEBOHONGAN 13 NOVEMBER 2016;
- MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA 17 APRIL 2017;
- SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH 24 APRIL 2017;
- EMAS, KAFIR DAN MAUT 20 APRIL 2017;
- MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN 5 MEI 2017;
- OPERASI PENYERGAPAN BELANDA TERHADAP CUT MEUTIA 7 MEI 2017;
- MENGUNJUNGI PAMERAN BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA 15 MEI 2017;
- KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 18 MEI 2017;
- SYARIAT ISLAM SIAPA TAKUT 6 JUNI 2017;
- SENJA DI MALAKA 14 JUNI 2017;
- KRITIK KEPADA SULTAN ISKANDAR MUDA 4 JULI 2017;
- HIKAYAT SUKU MANTE 5 JULI 2017;
- TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA 30 JULI 2017;
- ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH 1 AGUSTUS 2017;
- PERANG ACEH, KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE 7 AGUSTUS 2017;
- ACEH DI MATA KOLONIALIS 8 AGUSTUS 2017;
- MELUKIS SEJARAH 10 AGUSTUS 2017;
- NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE SEMASA KEPEGAWAIANNYA KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA 1889-1936 14 AGUSTUS 2017;
- ACEH SEPANJANG ABAD 16 AGUSTUS 2017;
- PERANG DI JALAN ALLAH 30 AGUSTUS 2017;
- ACEH DAERAH MODAL 7 SEPTEMBER 2017;
- 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU 12 SEPTEMBER 2017;
- KERAJAAN ACEH PADA JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1609-1636) 13 SEPTEMBER 2017;
- PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH 14 SEPTEMBER 2017;
- PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH 17 SEPTEMBER 2017;
- MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH 19 SEPTEMBER 2017;
- ACEH MENDAKWA 21 SEPTEMBER 2017;
- MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH 6 OKTOBER 2017;
- BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH 8 OKTOBER 2017;
- EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH 15 OKTOBER 2017;
- AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH 16 OKTOBER 2017;
- TARIKH ACEH DAN NUSANTARA 29 OKTOBER 2017;
- PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH 11 NOVEMBER 2017;
- PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH 17 NOVEMBER 2017;
- TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH 19 NOVEMBER 2017;
- KOPRS MARSOSE SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA 8 DESEMBER 2017;
- HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH 16 DESEMBER 2017;
- LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH; 12 JANUARI 2018;
- SECANGKIR KOPI DARI ACEH; 22 JANUARI 2018;
- ACEH PUNGO (ACEH GILA); 8 FEBRUARI 2018;
- SIAPAKAH ORANG ACEH SEBENARNYA; 6 APRIL 2018;
- ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA; 15 APRIL 2018;
- KETIKA IBNU BATTUTA MELAWAT SAMUDERA PASAI; 16 APRIL 2018;
- KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI; 18 APRIL 2018;
- PERANAN LEMBAGA TUHA PEUET DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU; 5 MEI 2018;
- MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO; 15 MEI 2018;
- SEJARAH KERAJAAN LAMURI; 24 JUNI 2018;
- KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE SEBAGAI SARAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA UNTUK MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM DI INDONESIA; 25 JUNI 2018;
- MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU; 28 JULI 2018;
Pingback: TEUKU NYAK MAKAM, PAHLAWAN ACEH TANPA KEPALA | Tengkuputeh
Pingback: ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: PERANG CUMBOK SEBUAH REVOLUSI SOSIAL DI ACEH (1946-1947) | Tengkuputeh
Pingback: PEREMPUAN ACEH FULL POWER | Tengkuputeh
Pingback: MENYELUSURI JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TEUKU UMAR PAHLAWAN | Tengkuputeh
Pingback: FILOSOFI GOB | Tengkuputeh
Pingback: KEBENARAN YANG SAMAR | Tengkuputeh
Pingback: TSUNAMI | Tengkuputeh
Pingback: PERADABAN TANPA TULISAN | Tengkuputeh
Pingback: SURAT TENGKU CHIK DI TIRO KEPADA RESIDEN VAN LANGEN AGAR TERCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERANG ACEH MAKA BELANDA HARUS MEMELUK AGAMA ISLAM DI TAHUN 1885 | Tengkuputeh
Pingback: PERANG ACEH KISAH KEGAGALAN SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: ACEH DI MATA KOLONIALIS | Tengkuputeh
Pingback: NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: MELUKIS SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: MENGUNJUNGI PAMERAN BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh
Pingback: ACEH SEPANJANG ABAD | Tengkuputeh
Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN | Tengkuputeh
Pingback: PERANG DI JALAN ALLAH | Tengkuputeh
Pingback: MENGUNJUNGI RUMAH PAHLAWAN NASIONAL CUT MEUTIA | Tengkuputeh
Pingback: ACEH DAERAH MODAL | Tengkuputeh
Pingback: GAM CANTOI TIADA | Tengkuputeh
Pingback: OPERASI PENYERGAPAN BELANDA TERHADAP CUT MEUTIA | Tengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: EMAS, KAFIR DAN MAUT | Tengkuputeh
Pingback: MENGENAL LEBIH DEKAT POCUT BAREN | Tengkuputeh
Pingback: SYARIAT ISLAM SIAPA TAKUT | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA Dl BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh
Pingback: KERAJAAN ACEH JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1607-1636) | Tengkuputeh
Pingback: PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 | Tengkuputeh
Pingback: ATJEH MENDAKWA | Tengkuputeh
Pingback: MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH | Tengkuputeh
Pingback: BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh
Pingback: EKSPLORASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh
Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh
Pingback: AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT SUKU MANTE | Tengkuputeh
Pingback: TARIKH ACEH DAN NUSANTARA | Tengkuputeh
Pingback: PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH | Tengkuputeh
Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: KORPS MARSOSE, PASUKAN PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: KORPS MARSOSE, SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: SECANGKIR KOPI DARI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: ACEH PUNGO (ACEH GILA) | Tengkuputeh
Pingback: ACEH PUNGO (ACEH GILA) - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: ASAL MUASAL BUDAYA KOPI DI ACEH - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO | Tengkuputeh
Pingback: KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE SEBAGAI SARAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA UNTUK MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM DI INDONESIA | Tengkuputeh
Pingback: PARA PENYEBAR KEBOHONGAN | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KESULTANAN ACEH NEGARA BERDAULAT PERTAMA YANG MENGAKUI KEMERDEKAAN REPUBLIK BELANDA DARI KERAJAAN SPANYOL DI TAHUN 1602 | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: RINCIAN ISI KANUN MEUKUTA ALAM PERATURAN UNDANG-UNDANG KESULTANAN ACEH DARUSSALAM YANG DISUSUN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ISKANDAR MUDA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: TEUKU NYAK ARIEF SEORANG YANG TULEN BERANI DAN LURUS SEBAGAI RENCONG ACEH DI VOLKSRAAD | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PANTON HANA UTAK | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: REVOLUSI DESEMBER 45 DI ACEH ATAU PEMBASMIAN PENGKHIANAT TANAH AIR | Tengkuputeh
Pingback: PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA | Tengkuputeh
Pingback: LEBURNJA KERATON ATJEH | Tengkuputeh
Pingback: KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI | Tengkuputeh
Pingback: HADIH MAJA PENGAJARAN SERTA HIBURAN WARISAN LELUHUR | Tengkuputeh
Pingback: PERANAN LEMBAGA TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU | Tengkuputeh
Pingback: MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU | Tengkuputeh
Pingback: HAME ATAU PANTANGAN ORANG ACEH DARI MASA LAMPAU | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH KERAJAAN LAMURI | Tengkuputeh
Pingback: MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO | Tengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA, SEBUAH UPAYA MELAWAN PSEUDO SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh
Pingback: PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH | Tengkuputeh
Pingback: SINGA ATJEH BIOGRAPHI SERI SULTAN ISKANDAR MUDA | Tengkuputeh
Pingback: APA SEBAB RAKYAT ACEH SANGGUP BERPERANG PULUHAN TAHUN MELAWAN AGRESSI BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: MEMOAR PANGLIMA POLEM CATATAN SEORANG PEJUANG PERINTIS KEMERDEKAAN INDONESIA | Tengkuputeh
Pingback: PERBANDINGAN PENGUCAPAN BAHASA ACEH DENGAN BAHASA INDONESIA | Tengkuputeh
Pingback: BERBAGAI BAHASA DAERAH DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: LOKASI ISTANA KERAJAAN ACEH DULU DAN SEKARANG | Tengkuputeh
Pingback: MEREKONSTRUKSIKAN KEMBALI LETAK ISTANA DARUDDONYA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA DAN MITOS ASAL USUL PENAMAAN PULAU SABANG, GUNUNG SEULAWAH, PANTAI ALUE NAGA DAN KAWASAN ULEE LHEU | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA ASAL MULA GUNUNG GEURUTEE | Tengkuputeh
Pingback: KETIKA ACEH MENGAKUI KEMERDEKAAN BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: KANUN MEUKUTA ALAM | Tengkuputeh
Pingback: KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE | Tengkuputeh
Pingback: ARCA ALALOKITESWARA JEJAK BUDHA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: TEUKU NYAK ARIEF RENCONG ACEH DI VOLKSRAAD | Tengkuputeh
Pingback: PERANAN TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh
Pingback: HAMZAH FANSURI PERINTIS SASTRA MELAYU | Tengkuputeh
Pingback: GUGURNYA CUT MUTIA | Tengkuputeh
Pingback: EKSPEDISI BELANDA KE GAYO 1904 | Tengkuputeh
Pingback: GEREJA PERTAMA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA | Tengkuputeh
Pingback: PUTROE PHANG PUTRI PAHANG | Tengkuputeh
Pingback: TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: PERISTIWA TERBUNUHNYA TEUKU UMAR | Tengkuputeh
Pingback: EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH | Tengkuputeh
Pingback: TUHA PEUT DALAM MASYARAKAT ACEH | Tengkuputeh
Pingback: SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH | Tengkuputeh
Pingback: BATU NISAN ACEH SEBAGAI WARISAN BUDAYA ISLAM | Tengkuputeh
Pingback: SAMUDERA PASAI SEBAGAI TITIK TOLAK ISLAM DI ASIA TENGGARA | Tengkuputeh
Pingback: 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU | Tengkuputeh
Pingback: PERBANDINGAN PENGUCAPAN BAHASA ACEH DENGAN BAHASA INDONESIA | Tengkuputeh