RINDU
Mungkin aku merindukannya.
Apakah seperti ini juga rasanya bagi ia, selama ini ia menyemangati aku untuk mencapai tujuan, meyakinkan kami untuk terus berjuang bahkan jika kami tidak bisa melihat jalan terang.
Aku yang berusaha berdamai dengan keterbatasanku. Menerima bahwa tak mungkin aku sanggup melindungi semua orang yang kucinta. Aku yang bukanlah pejuang dan bukanlah seorang pahlawan.
Mungkin aku sangat merindukannya.
Setiap kali melihat matanya berbinar-binar seperti anak kecil, aku merasa sebagai pria terbaik.
Ya, memang aku terlalu merindukan dia.
Dia yang selalu memberiku semangat sekaligus kebanggaan
Aku rindu dia.
Bait al-Hikmah, 11 Zulqaidah 1438 (Bertepatan 4 Agustus 2017)
Pingback: PENANTIAN | Tengkuputeh