KEMBALI PADA KEKASIH
Buih buih di lautan akan kupintal menjadi tambang pengikat
Bersama anyaman gelombang menjadi hamparan peraduanmu
Awan-awan kan kutenun menjadi selendang memayungi rambutmu
Desir-desir angin di pegunungan akan kujahit menjadi pakaian tidurmu
Bahwa bintang kejora akan kupetik menjadi mutiara di dadamu
Akan kutarik bulan purnama menjadi pelita menyuluhi rindu
Maka rebahlah matahari menerangi malam-malammu
Agar bersemi madu jiwamu
Kekasih hitunglah hari sejak perpisahan kita
Maka sempurnalah perjumpaan kita nantinya
Di dalam surga dua alam di pertemuan
Kembali pada asal sebenar-benarnya asal
Langsa, 8 Zulqaidah 1444 Hijriah bertepatan 28 Mei 2023
Katalog puisi terdahulu:
- Di Tepian Pantai Pulau Bunta; 6 Maret 2018;
- Dengarlah Suara Kematian; 15 Juli 2018;
- Telatah Yang Patah-Patah Menuju Makrifat; 11 Desember 2018;
- Laut Dan Senja; 10 Januari 2019;
- Jika Hari Ini Adalah Kemarin; 20 Februari 2019;
- Jangan Mencintai Lautan; 4 April 2019;
- Seorang Tanpa Nama Tanpa Gelar; 15 Mei 2019;
- Peucut Kherkof Suatu Masa; 24 September 2019;
- Mengunci Malam; 1 April 2020;
- Apa Arti Masa Depan; 10 Juli 2020;
- Perahu Baa Mencapai Alif; 23 September 2020;
- Jejak Langkah; 26 Desember 2020;
- Hati Resah Berkisah; 1 April 2021;
- Kopi Pahit Semalam; 11 Agustus 2021;
- Mimpi Mimpi Pion; 30 November 2022;
Pingback: INGATAN SEBATANG POHON ASAM | Tengkuputeh