LAUT DAN SENJA

Laut dan senja

Matahari akan tenggelam di lautan Hindia yang lebar itu, cahaya yang silau, menyilaukan mata berpendar di muka air biru yang maha luas itu. Akh, permukaaan laut yang disinari matahari pikirku, apa indahnya? Tapi tubuh bisa membuat getar sekaligus gentar seperti lautan, ketika matahari hampir masuk ke dalam peraduannya, dengan amat perlahan, ia berangsur turun, turun ke dasar lautan yang tak kelihatan ranah tepinya ketika cahaya merah telah mulai membentang di ufuk barat, dan bayangannya tampak mengindahkan lautan yang tenang dan tak berombak.

laut yang tenang ketika senja datang

Melihat laut dari dekat, jutaan gelembung air kecil berkilauan putih, yang muncul dan menghilang seiring ombak. Selalu ada gelembung baru yang muncul dan menghilang dalam irama teratur setelah terbawa oleh aliran air selama sekejap.

Akh, mungkin kita, masing-masing tak lebih dari sekedar buih, setetes renik dalam gelombang waktu yang bergerak menuju masa depan yang tak jelas, berkabut. Kita muncul di dunia hanyalah sebentar untuk kemudian hilang. Mungkin sejarah tak mencatatkan masing-masing nama kita, tak tampak oleh arus besar itu. Selalu ada orang baru dan lebih baru lagi.

Mungkin apa yang dinamakan nasib, tak lebih adalah perjuangan kita dalam kerumunan tetes naik dan turun bersama gelombang. Sepatutnya, kemunculan sesaat ini kita manfaatkan, agar hadirnya kita tak sia-sia, tak pernah.

Laut dan senja, kekosongan dan kehampaan mengundang misteri dalam putih sempurna yang sungguh luas, membuat kita merenung, apakah kehidupan di samudera hampa itu dalam waktu yang terus bergulir. Akh, betapa waktu memang tak terbatas, tapi memang waktu kita yang terbatas.

Banda Aceh, 10 Januari 2019

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kolom, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

19 Responses to LAUT DAN SENJA

  1. Pingback: JANGAN MENCINTAI LAUTAN | Tengkuputeh

  2. Pingback: PERJALANAN YANG LUAR BIASA | Tengkuputeh

  3. Pingback: SUNYI | Tengkuputeh

  4. Pingback: MENGUNCI MALAM | Tengkuputeh

  5. Pingback: APA ARTI MASA DEPAN | Tengkuputeh

  6. Pingback: PERAHU BAA MENCAPAI ALIF | Tengkuputeh

  7. Pingback: PENJARA PIKIRAN | Tengkuputeh

  8. Pingback: SEMERBAK AROMA ANGSANA DI BANDA ACEH | Tengkuputeh

  9. Pingback: JEJAK LANGKAH | Tengkuputeh

  10. Pingback: HATI RESAH BERKISAH | Tengkuputeh

  11. Pingback: DERITA | Tengkuputeh

  12. Pingback: KOPI PAHIT SEMALAM | Tengkuputeh

  13. Pingback: PUISI WARUNG KOPI | Tengkuputeh

  14. Pingback: BANDA ACEH KONDISI TAHUN 1975 | Tengkuputeh

  15. Pingback: SEA AND TWILIGHT | Tengkuputeh

  16. Pingback: MIMPI MIMPI PION | Tengkuputeh

  17. Pingback: GELAS KEHIDUPAN | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.