PERJALANAN YANG LUAR BIASA
Kehidupan ini dalam perjalanannya, terdapat unsur yang kebetulan, mungkin saja dilewatkan orang biasa, maka dibutuhkan kebijaksanaan untuk memperhitungkan hal yang tak terduga. Kehidupan menjadi perjalanan yang luar biasa karenanya.
Di alam semesta yang terbentang sangat luas ini. Apakah ada kehidupan cerdas lainnya selain manusia di bumi? Tahun 1974, melalui Obserbatorium Arecibo di Puerto Riko menyiarkan pesan gambar ke luar angkasa terdiri dari 1679 bit data, 73 baris dan 23 karakter tiap barisnya ditampilkan dalam sistem biner untuk membantu alien memecahkan kode pesan tersebut. 73 x 23 = 1679 adalah bilangan prima yang merupakan bilangan yang hanya habis jika dibagi dengan dirinya sendiri. Mengapa bilangan prima? Karena kemunculan bilangan prima pada urutan angka memiliki pola yang sama dengan teori chaos alam semesta.
Bilangan prima adalah hal yang sulit ditebak kemunculannya, sebagaimana tampaknya manusia sudah lebih sadar tentang kerumitannya sendiri, sedikit. Ada banyak tempat kumuh di dunia, tapi sebenarnya jika dipikirkan lagi kita semua tinggal di tempat yang sama, selokan kumuh di angkasa.

Pesan Arecibo diarahkan ke luar angkasa satu kali melalui gelombang radio pada tanggal 16 November 1974. Pesan ini meliputi 1679 bit, berukuran sekitar 210 byte, ditransmisikan dengan frekuensi 2380 MHz. Seluruh transmisi berlangsung selama 1679 detik. Pesan ini ditujukan ke kluster bintang M13. (Sumber: Wikipedia)
Sebenarnya kita manusia sadar akan keterbatasannya, kecil dan kerdil di alam semesta yang luas dan tak terbatas. Dalam keterpukauan dan antusiasmenya ini, manusia fana mengalami dirinya sebagai bagian kekuasaan illahiyat yang memanifestasikan dirinya dalam keindahan dan “ketiada-ujung” alam semesta. Lambat laun semakin jelas, jika kita berpikir maka akan menemukan sekelumit dari kebesaran yang tak terhingga dan terharu karenanya. Tiap-tiap orang akan melahirkan pengalaman pribadinya atau pandangannya terhadap apa yang (telah) diketahui, dialami dengan suatu pertautan antara kenyataan dengan nisbat kenyataan.
Tetapi siapa yang tahu jika di alam semesta tak terbatas ini, bahwa hanya tak terbatas fisik. Bukan tak terbatas dalam artian tidak mematuhi hukum kebenaran. Nalar dan keadilan mencengkram bintang itu terlihat seperti safir? Kita dapat membayangkan botani atau geologi apa pun. Bayangkan hutan yang dipenuhi dengan dedaunan indah. Bayangkan bulan adalah bulan biru, sebuah safir angkasa. Tapi, jangan harap semua astronomi itu mampu mempengaruhi nalar dan keadilan perilaku. Jika di hamparan bumi ini, bukan tanah menyelimuti tapi mutiara yang telah di asah, kita (masih) menemukan papan pengumuman, “janganlah kau mencuri!”
Di dalam DNA manusia terdapat formula gula dan basa nukleotida. Hampir 99% dari masa tubuh manusia tersusun dari enam unsur yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, kalsium dan fosfor. Hanya sekitar 0,85% yang disusun oleh lima unsur lainnya yaitu: kalium, belerang, natrium, klorin, dan magnesium. Sebelas unsur tersebut dibutuhkan manusia untuk hidup. Sisanya adalah unsur renik yang rata-rata dimiliki tiap manusia kurang dari 10 gram. Uniknya keseluruhan unsur dalam manusia terdapat juga pada tanah. Manusia adalah manifestasi bumi, tempat ia diciptakan. Oleh karena itu jika alien itu ada maka mereka terbentuk dari planet di mana mereka dilahirkan, tentu mereka berbeda dengan manusia.
Legenda mengatakan, manusia terbentuk dari tanah lokasi di mana dia dilahirkan. Tapi tokh identitas manusia tak kunjung akan rampung dalam defenisi. Sebagaimana 1679 = 23 x 73, hasil perkalian itu yang diubah menjadi gelombang dalam bentuk kotak-kotak kecil belum kunjung mendapat balasan dari alien. Setidaknya kita sepaham bahwa manusia seperti apapun dia, siapapun ia, pasti akan selalu berpijak pada tanah, dia tidak akan dapat menghindar dari daya tarik bumi, setidaknya ketika dia masih di bumi. Alamnya, habitatnya.
Anak-anak berkembang menjadi dewasa dengan menyadari banyak hal. Melalui kesalahan kita menjadi dewasa, kunci katanya adalah “melalui” berarti kita tak terperosok di sana, dalam liang dosa. Itulah benih harapan, rasa bersalah menyebabkan kerendahan hati, tanah subur di mana akan tumbuh nilai tentang apa yang baik dan buruk. Tanpa itu, kita hidup (dan berkuasa) bagaikan hewan buas. Manusia yang memangsa sesama manusia.
Manusia yang nyata-nyata berasal dari tanah itu, hanya (mampu) menjadi jelek dan berdosa, jika ia tak mampu mengatasi kecenderungan keji dirinya sendiri. Seorang yang tafakur akan selalu zikir, ia tahu bahwa kerendahan hatinya bisa pergi kapan saja. Manusia bersyukur justru dengan berendah hati, sebab kita tahu tetap ada yang tersembunyi, ada hal-hal tersirat yang menjadi misterius yang tak mungkin dianggap sebagai problem untuk kecerdasannya. Bah, bahkan selain Tuhan pun manusia seharusnya menyadari ada hal-hal yang lebih kuat dan berkuasa melebihi dirinya.
Dalam hidup yang merupakan perjalanan yang luar bisa ini, pasti sulit menjadi seseorang terhormat, bahkan jika dipikir-pikir mungkin hampir sama sulitnya dengan menjadi seorang pelayan. Tapi ingatlah, kita semua berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.
OASE KEHIDUPAN
- Pohon Kekekalan; 4 November 2017;
- Renungan Malam; 19 November 2017;
- Manusia Semesta; 21 November 2017;
- Sebuah Kotak Hitam; 21 November 2017;
- Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
- Bacalah Ini Disaat Engkau Merasa Kalah; 28 Maret 2018;
- Dengarlah Suara Kematian; 15 Juli 2018;
- Agar Hidup Lebih Terasa Hidup; 18 Oktober 2018;
- Telatah Yang Patah-Patah Menuju Makrifat; 11 Desember 2018;
- Laut Dan Senja; 10 Januari 2019;
- Jika Hari Ini Adalah Kemarin; 20 Februari 2019;
- Jangan Mencintai Lautan; 3 April 2019;
- Syair Perahu oleh Hamzah Fansuri; 3 April 2019;
- Seorang Tanpa Nama Tanpa Gelar; 15 Mei 2019;
- Membaca Angin Menghindari Badai; 28 September 2019;
Pingback: SUNYI | Tengkuputeh
Pingback: APA ARTI MASA DEPAN | Tengkuputeh
Pingback: PERAHU BAA MENCAPAI ALIF | Tengkuputeh
Pingback: KENAPA SEJARAH TAK BOLEH DILUPAKAN | Tengkuputeh
Pingback: PENJARA PIKIRAN | Tengkuputeh
Pingback: SEMERBAK AROMA ANGSANA DI BANDA ACEH | Tengkuputeh
Pingback: ILMU MEMAHAMI ILMU | Tengkuputeh
Pingback: DERITA | Tengkuputeh
Pingback: LEMBU PATAH | Tengkuputeh
Pingback: JANGAN (MUDAH) PERCAYA DENGAN APA YANG KAU BACA | Tengkuputeh
Pingback: ACEH YANG DILUPAKAN | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH TAK BERPIHAK KEPADA KITA | Tengkuputeh
Pingback: GELAS KEHIDUPAN | Tengkuputeh
Pingback: DI BAWAH NAUNGAN LENTERA | Tengkuputeh