KENAPA SEJARAH TAK BOLEH DILUPAKAN
Alasan kita tidak suka pelajaran sejarah
Pelajaran sejarah tidak berdampak langsung pada kehidupan sebagaimana bahasa, matematika, ilmu sosial dan ilmu alam. Bagaimana bisa belajar tentang rentetan masa lalu seperti perang, runtuhnya sebuah kerajaan bisa menolong kehidupan kita?
Dihadapkan dalam kenyataan menghafal tanggal bulan tahun, pelaku bahkan rentetan peristiwa sungguh memusingkan kepala. Apalagi ketika guru atau buku yang menjelaskan sejarah itu membosankan. Para tokoh digambarkan sempurna atau sepenuhnya, dan tanpa salah sedikitpun. Ketika para tokoh dipandang bukan lagi sebagai manusia maka akan tercipta jarak dengan yang mempelajarinya. Sehingga wajar banyak generasi muda menganggap sejarah adalah sebuah omong kosong dan tak penting.
Pensucian Sejarah adalah Metode Indokrinasi.
Sejarah tidak pernah menjadi suatu hal yang sakral, sebuah kitab yang dianggap mati dan statis, berhenti. Adalah salah jika sejarah dipelajari sekedar menghafal tanggal, bukan begitu caranya. Itu sama saja dengan mendefenisikan sejarah sebagai sesuatu kejadian yang (telah) terjadi sebagai sebuah pengetahuan yang tunggal. Jika itu metode yang digunakan maka sejarah hanya menjadi sebuah metode indokrinasi.
Sejarah adalah Informasi untuk dianalisa.
Sejarah (seharusnya) adalah sekumpulan data, atau bahkan informasi yang terbuka untuk dianalisa. Berbagai kemungkinan dan asal mula, disertai sebab dan akibat. Selayaknya dikembangkan, oleh karena itu sejarah praktis sekaligus imajinatif. Kita tak pernah hadir penuh di masa lalu, oleh karena itu kita harus merasakan (untuk) hadir, disitu sejarah memberikan kita peran sebagai penafsir tentang keadaan masa lalu. Disini (kita) diajarkan kebebasan sekaligus tanggung jawab dalam berpikir.
Memahami Sejarah sebagai sebuah ilmu.
Pertanyaan besarnya adalah apakah dengan mempelajari sejarah kita menjadi pintar? Ambisi untuk menjadi pintar semata justru akan menjebak dengan hafalan-hafalan yang (justru) membuat kepala menjadi pusing. Maka sebaiknya kita memahami sejarah sebagai sebuah ilmu bukan dengan tujuan semata-mata menjadi pintar.

Manuskrip asli ketikan Riwayat Hidup Dan Perjuangan Sultan Iskandar Muda sebagai bahan pencalonan Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional tahun 1977.
Sejarah sebagai ilmu yang filosofis
Sejarah adalah ilmu yang filosofis yang penting terhadap penalaran kita membangun ilmu yang lain. Mempelajari sejarah kita dapat melihat perbandingan dan pendapat dari kejadian masa lampau dalam menghadapi realitas masa kini dengan bukti-bukti ilmiah. Berbagai peristiwa dan kejadian yang sebelumnya terjadi dapat dijadikan penolong sebagai petunjuk arah jalan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
Kenapa Sejarah penting dipelajari?
Setiap manusia adalah baharu lahir ke dunia ini. Tidak mengetahui apa yang terjadi sebelum dilahirkan berarti (kita) selalu manjadi kanak-kanak. Berapalah bilangan tahun manusia dapat hidup? Dan apalah arti hidup? Kecuali hidup (kita) terjalin dengan hidup para leluhur. Itu semua melalui catatan sejarah.
“Matahari pagi mengusap wajah, udara sejuk memanjakan pikiran merasuki tubuh. Aku memandangi gunung yang sama, sungai yang sama, lembah yang sama, bahkan langit yang sama. Berapa cakupan zaman telah berlalu? Bagaimana kehidupan manusia pada zaman itu? Buku-buku sejarah membawa aku berfantasi.”
XXX
Beberapa Opini yang telah lalu:
- Ketika Kritis Itu Haram; 9 Oktober 2017;
- Eksploitasi Sumber Daya Alam Apakah Bagus Untuk Aceh; 15 Oktober 2017;
- Perlukah Kita Menjaga Makam-Makam Warisan Penjajah Kolonial Belanda di Kherkoff Peucut Banda Aceh; 11 November 2017;
- Mampukah Puisi Mengubah Dunia: 4 April 2018;
- Menyingkap Makna Syair Kutindhieng Selaku Mantra Sihir Aceh Kuno; 15 Mei 2018;
- Kejatuhan Sang (Mantan) Pejuang; 6 Juli 2018;
- Umat Islam Tak Lagi Memiliki Perimbangan Antara Ilmu Dan Iman; 30 Juli 2018;
- Menafsir Alam Membaca Masa Depan; 14 Maret 2019;
- Nilai Seorang Manusia; 8 Juli 2019;
- Membaca Angin Menghindari Badai; 28 September 2019;
- Kaya Tanpa Harta; 24 November 2019;
- Perjalanan Yang Luar Biasa; 4 Desember 2019;
- Merekonstruksikan Kembali Letak Istana Daroddonya; 3 Maret 2020;
- Abu Nawas Menasehati Raja; 2 Juni 2020;
- Bustanus Salatin Panduan Berkuasa Para Sultan Aceh; 27 September 2020;
Pingback: MENGAPA HARUS MEMPELAJARI BAHASA DAERAH | Tengkuputeh
Pingback: ILMU MEMAHAMI ILMU | Tengkuputeh
Pingback: JANGAN (MUDAH) PERCAYA DENGAN APA YANG KAU BACA | Tengkuputeh
Pingback: ACEH YANG DILUPAKAN | Tengkuputeh
Pingback: WHY IS HISTORY IMPORTANT TO LEARN? | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH TAK BERPIHAK KEPADA KITA | Tengkuputeh
Pingback: DI BAWAH NAUNGAN LENTERA | Tengkuputeh