GELAS KEHIDUPAN

Hidup ibarat filem dimana kamu tokoh utamanya. Tapi kamu harus siap juga jika menjadi cameo dalam filemnya orang lain.

GELAS KEHIDUPAN

Sepasang suami istri duduk di sebuah taman kota, masing-masing membawa satu gelas plastik jus alpukat, terdistorsi oleh sebuah momen jus sang istri jatuh. Si suami berusaha sigap menangkap dan gagal. Mereka tertawa kemudian berbagi segelas jus yang tersisa. Perasaan dua orang itu apakah cinta?

Cinta kita sering mendengar namanya, tanpa pernah tahu apa defenisi sebenarnya, tetapi barang siapa yang memiliki hati pasti akan mampu merasakan cinta. Sebagaimana barang siapa yang merasakan pahitnya kerinduan pasti memahami bagaimana hangatnya pertemuan.

Hidup ibarat filem dimana kamu tokoh utamanya. Tapi kamu harus siap juga jika menjadi cameo dalam filemnya orang lain.

Sambil berlari pelan berkeliling lapangan, menyaksikan kejadian tersebut terpikir bahwa hidup ini adalah ibarat sebuah tayangan filem dimana kamu adalah tokoh utamanya. Ada banyak tokoh-tokoh lain maupun filem-filem lain yang bersinggungan, yang mana kamu harus siap menjadi cameo dalam filemnya orang lain, atau mungkin merupakan peran antagonis yang bengis bagi mereka.

Kita semua manusia rentan terhadap kesalahan, acapkali melupakan. Atau memiliki persepsi tentang sebuah kebenaran yang pihak lain melihatnya sebagai kejahiliyahan. Penting juga membuka persepsi dan tidak membatasi informasi hanya pada satu sumber, manusia diberikan akal. Logika adalah sebuah pelatihan tentang seni berpikir, menganalisa dan jika diterapkan dengan benar maka logika bisa mengatasi kurangnya kebijaksanaan, yang hanya bisa diperoleh melalui usia dan pengalaman.

Ketika layar filem kehidupan terkembang, pengusahaan, pendayagunaan, penghisapan, pemerasan adalah hal-hal yang kita lihat. Hidup memang tidak adil, namun keadilan dunia malah ditampakkan dengan kasat mata dengan ketidakadilan tersebut. Karena keadilan hakiki tentu hanya ada dihari pembalasan. Bagi mereka yang percaya pada keadilan Tuhan maka sesungguhnya dunia ini rapuh bagai jaring laba-laba.

Tanpa akal dan akhlak manusia bagai binatang purba yang merindukan pergelutan berdarah-darah, pertarungan dalam rimba untuk menghancurkan pelipis musuh. Ibarat sebuah panggung kita semua adalah pemeran utama dari kehidupan kita. Hidup yang hanya satu kali saja, tapi ini bukan cerita Hollywood yang bisa dibuat sekuel, atau diulangi lagi. Nikmatilah segala lelucon, kesedihan ataupun kegembiraan dengan sebaik-baiknya hidup.

Beratnya perpisahan adalah sebuah kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk tidak punya kemampuan hadir di dua tempat dalam waktu bersamaan, sebuah klausul yang berakibat bahwa ia tak mampu mengerjakan dua pekerjaan atau pemikiran sekaligus. Semua harus runut dalam waktu.

Pada akhirnya seiring berjalannya umur, seharusnya kita menyadari bahwa kehidupan bukan cerita untuk menyalurkan kehebatan, melainkan adalah kisah tentang bagaimana mengendalikan hawa nafsu. Setiap pertemuan pasti akan membawa hikmah. Bertemu dengan mereka yang baik akan memberimu kebahagiaan, mereka yang buruk dan atau jahat akan memberimu pelajaran tentang kehidupan. Akan tetapi bertemu orang-orang yang terbaik akan memberimu kenangan. Masalahnya bersediakan kamu menjadi kenangan yang indah bagi orang lain?

Langsa, 16 Desember 2022

Beberapa renungan terdahulu:

  1. Laut Dan Senja; 10 Januari 2019;
  2. Jika Hari Ini Adalah Kemarin; 20 Februari 2019;
  3. Jangan Mencintai Lautan; 3 April 2019;
  4. Syair Perahu oleh Hamzah Fansuri; 3 April 2019;
  5. Seorang Tanpa Nama Tanpa Gelar; 15 Mei 2019;
  6. Membaca Angin Menghindari Badai; 28 September 2019;
  7. Perjalanan Yang Luar Biasa; 4 Desember 2019;
  8. Sunyi; 19 Maret 2020;
  9. Apa Arti Masa Depan; 10 Juli 2020;
  10. Perahu Baa Mencapai Alif; 23 September 2020;
  11. Penjara Pikiran; 9 Oktober 2020;
  12. Semerbak Aroma Angsana di Banda Aceh; 30 November 2020;
  13. Derita; 14 Juli 2021;
  14. Alamanak Akan Terus Berganti; 4 Januari 2022;
  15. Prosa Alam Gayo Lues; 12 Agustus 2022;
Advertisement

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Kolom, Mari Berpikir, Pengembangan diri and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to GELAS KEHIDUPAN

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.