MIMPI MIMPI PION

Mereka yang melupakan mimpi-mimpinya akan bangun dalam keadaan kalah

MIMPI MIMPI PION

Siapakah yang berperang mati-matian di Surabaya?

Pada sejarah kita akan menemukan nama para tokoh berjasa

Namun apakah proklamator akan memanggul senjata dan terjun dalam pertempuran berdarah-darah

Ketika rumah-rumah di Aceh di bakar

Siapakah yang mendirikan kembali di tempat itu, anak siapa?

Gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, siapakah para pekerjanya?

Bagaimana keadaan malam setelah monument nasional didirikan?

Kemanakah para buruh pergi? Di ibukota Jakarta

Penuh dengan bangunan-bangunan tinggi, siapakah pemilik tanah yang digusur. Bukankah yang mendapat pujian hanya istana dan para penghuninya

Ketika tsunami Aceh menerjang, pagi itu di sapu samudera. Laut menangisi orang biasa yang pergi hari itu

Iskandar Muda pernah mengepung Malaka. Apakah dia pergi perang sendiri saja?

Raden Wijaya menghalau tentara Mongol dan mendirikan Majapahit

Apakah tidak ada tukang masak bersamanya?

Sultan Muhammad Daudsyah menangisi kerajaannya yang di invasi Belanda

Istana dibakar, tanah-tanah serta emas dijarah. Tapi apakah dia satu-satunya yang menderita di perang Aceh lawan Belanda

Ketika Sukarno dan Hatta membaca proklamasi siapa yang membuat teh untuk mereka?

Setiap halaman sejarah setiap kejayaan

Ada anak buah yang terkorban, apakah nama mereka disebut satu persatu

Terlalu banyak orang terlalu banyak cerita yang terlupakan

Apakah kacung-kacung ini pantas berharap kejayaan?

Maka lupakan azas kepatutan dan kepantasan yang disebut oleh pejabat yang tak pernah berkeringat dan berdaki itu

Mereka yang melupakan mimpi-mimpinya akan bangun dalam keadaan kalah

Bermimpilah meski itu adalah getirnya kenyataan

Langsa, 30 November 2022

Beberapa puisi terakhir:

  1. Penantian; 21 Februari 2018;
  2. Di Tepian Pantai Pulau Bunta; 6 Maret 2018;
  3. Dengarlah Suara Kematian; 15 Juli 2018;
  4. Telatah Yang Patah-Patah Menuju Makrifat; 11 Desember 2018;
  5. Laut Dan Senja; 10 Januari 2019;
  6. Jika Hari Ini Adalah Kemarin; 20 Februari 2019;
  7. Jangan Mencintai Lautan; 4 April 2019;
  8. Seorang Tanpa Nama Tanpa Gelar; 15 Mei 2019;
  9. Peucut Kherkof Suatu Masa; 24 September 2019;
  10. Mengunci Malam; 1 April 2020;
  11. Apa Arti Masa Depan; 10 Juli 2020;
  12. Perahu Baa Mencapai Alif; 23 September 2020;
  13. Jejak Langkah; 26 Desember 2020;
  14. Hati Resah Berkisah; 1 April 2021;
  15. Kopi Pahit Semalam; 11 Agustus 2021;
Advertisement

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Mari Berpikir, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

4 Responses to MIMPI MIMPI PION

  1. Penghuni 60 says:

    puisimu bnr2 menggetarkan jiwa sob…
    luar biasa!
    salam knl ya…

  2. Penghuni 60 says:

    Puisimu bnr2 menggetarkan jiwa sob…
    luar biasa
    salam knl ya…

  3. Pingback: KEMBALI PADA KEKASIH | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.