OH MASA LALU TERNYATA SUNGGUH JAUH AKU BERJARAK DENGANMU

Pagi hari pada tanggal 8 Agustus 2008 di Masjid Pusong Lhokseumawe.

OH MASA LALU TERNYATA SUNGGUH JAUH AKU BERJARAK DENGANMU

Beberapa orang bertanya apakah kisah-kisah Abu adalah sebuah cerita yang murni fiksi ataukan diary dari pengalaman hidup Abu. Kehidupan nyata jarang sekali memiliki alur yang memuaskan sebagaimana sebuah cerita, rasa-rasanya kehidupan akan selalu menghasilkan akhir yang suram atau mungkin datar-datar saja. Tapi di sisi lain Abu tak menampik beberapa peristiwa dalam cerita hadir dari pengalaman hidup Abu sendiri yang telah diberi bumbu sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan atau hikmah. Maka jawaban pertanyaan dari orang-orang tersebut bahwa kisah Abu ini bukanlah murni cerita sekaligus kaffah sebuah diary.

Berbeda dengan Hollywood dimana filem yang sukses akan memiliki sekuel, hidup kita tak begitu hanya sekali lalu mati. Selayaknya dijalani dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya. Abu sejenak mencoba mengingat momen-momen emas dalam hidup, setiap hari bertambah dewasa kemudian dihisap oleh rutinitas betapa Abu menyadari bahwa tiap-tiap manusia sebagaimana diri sendiri bukanlah robot, kita memiliki rasa atas apa-apa yang telah kita lalui bersama waktu. Perubahan adalah syarat berjalannya waktu kita manusia harus siap menjadi bentuk terbaru dari dirinya setiap detik berjalan. Ketika menilik kebelakang seraya menghirup aroma kopi mix di depan laptop Abu mencoba mengingat dan bercerita tentang masa lalu.

Pertengahan tahun 1990. Hari itu adalah hari pertama Abu pergi ke sekolah, masuk Madrasah Ibtidaiyah (setingkat Sekolah Dasar) riuh suara anak-anak di antar orang tuanya sebentar lagi usai, kelas pertama di mulai. Menatap sendu Ibu yang mengantar ke pintu kelas. Ada perasaan gentar melihat teman-teman baru, ada yang membawa termos warna-warni dan beberapa anak perempuan mengenakan pita. Decit suara kapur pun di mulai dan bu guru membuka kelas dengan ramah. Sekolah adalah dunia yang sama sekali asing bagi Abu yang waktu itu berusia 6 tahun, biasanya di rumah (sebagai anak pertama) adalah raja dengan adik-adik sebagai punggawa. Di sekolah harus membaur dan rasanya Abu belum siap menuju samudera lepas ini. Abu mengintip keluar dan memastikan ibu masih menunggu diluar, Abu bertanya dalam hati bagaimana jika tali sepatu lepas? Abu belum belajar cara mengikatnya. Waktu berjalan sangat perlahan ketika tiba-tiba Abu mendapati ibu sudah tidak tampak lagi di jendela. Kegelisahan memuncak maka terjadilah! Abu menjerit sekuat tenaga menangis memanggil-manggil ibu sementara seisi kelas terkejut, dan semua pandangan mengarah kepada Abu, semakin tertekan Abu semakin keras menjerit. Akhirnya ibu kembali dan memeluk Abu. Akhirnya bu guru mengizinkan Abu pulang karena Abu terus meminta. Rasa takut kerap kali mengalahkan rasa malu, tak peduli Abu melangkah pergi tak sanggup menghadapi dunia sekolah. Mulai keesokan harinya Abu diberi kemudahan oleh guru untuk mengikuti pelajaran dengan didampingi Ibu, dan terjadilah momen paling cemen seumur hidup ketika belajar ibu menyuapkan es krim dan menyemangati untuk belajar. Ini adalah cuplikan adegan yang paling memalukan dalam hidup Abu, tapi di sisi lain membuat Abu merasa sangat dicintai oleh Ibu. Bahwa dalam keadaan paling memalukan sekalipun beliau selalu di sisi Abu.

Hari-hari sekolah pun berjalan dan Abu akhirnya belajar berteman dan menemukan sahabat-sahabat terbaik di madrasah. Mereka tidak pernah menyinggung kejadian menangis itu dan Abu sempat merasa semua lupa. Sampai di kelas 6 Abu dicalonkan menjadi ketua kelas dan dengan segala kharisma yang telah ada waktu itu Abu memenangkannya dengan mudah. Seorang gadis manis, pujaan sekolah mendatangi Abu dan mengucapkan selamat, ia tersenyum dengan lesung pipi yang masih Abu ingat sampai sekarang kemudian berkata. “Tidak disangka ya Abu dulunya anak yang menangis ketika masuk sekolah sekarang bisa menjadi ketua kelas.” Sebuah belati tajam menusuk ulu hati Abu kemudian melirik kawan-kawan tim sukses, mereka ada yang menunduk, bersiul atau memberikan jempol ke Abu. Kalian memang sahabat-sahabat terbaik. Belum pernah dalam hidup Abu mendapatkan bintang terang di mata gadis-gadis sekolah seperti ini, kalian sungguh luar biasa. Abu tersenyum rasa dingin di hati berubah menjadi hangat dan mata Abu berkaca-kaca, sial! Dengan sigap Abu mengucapkan terima kasih dan percakapan kami berhenti disitu. Abu tidak berpengalaman berbicara dengan perempuan, apapun itu jika itu bukan keahlianmu maka hindari.

Abu selain memiliki sikap yang ekspresif juga memiliki ingatan yang tajam terhadap masa lalu. Hal ini diamini oleh Ibu Abu tapi dengan catatan bahwa Abu hanya melupakan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat tapi tidak pernah melupakan kesalahan orang lain, dan itu mengesalkan katanya. Otak merekam peristiwa kemudian ketika kita mengaksesnya kembali telah berubah menjadi informasi. Kendalanya kita tidak bisa memilih apa yang kita ingat dan apa yang kita lupakan. Pernah ada kejadian Abu bertemu dengan seorang teman SMA baru-baru ini dan dia mengungkapkan bahwa dia dulu membenci Abu karena pernah berkata buruk untuknya. Mukanya jelek, orangnya dekil dan sebagainya. Abu mencoba mengingat dan telah melupakan kejadian waktu SMA itu, tapi Abu menyadari kekurangan tersebut dan meminta maaf seraya menambahkan apa kira-kira perbuatan yang bisa Abu lakukan untuk menebus kesalahan tersebut. Ia menampik dan berkata sudah lega karena telah menyampaikan perasaannya, kami bersalaman dan tertawa. Sama-sama lega karena telah memperbaharui hubungan yang telah retak dulunya (dalam hal ini Abu tidak sadar).

Masa lalu bisa memalukan untuk diceritakan, sekaligus menjadi indah dalam kenangan. Ketika mengingat kesalahan-kesalahan yang pernah Abu buat sontak merasa malu. Kita semua pernah salah, syukur bagi mereka yang mendapat pengampunan, sedang ada juga yang dihakimi kesalahan-kesalahan muda yang seharusnya ditebus. Tapi juga tak seharusnya seorang koruptor selepas masa tahanan yang sedikit itu disambut dengan suka cita dan gegap gempita. Betapa mirisnya dan menurunnya kemampuan berpikir kualitas manusia provinsi ini. Akh, Abu merasa malu.

Baca juga: KISAH KISAH PETUALANGAN SI ABU

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Kisah-Kisah, Pengembangan diri and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.