
Manusia boleh berusaha, dan mungkin gagal. Tapi ada berkah di balik kegagalan itu. kurasa, aku hanya belum memahami itu
MEREKA YANG BANGKIT (KEMBALI)
Pernahkan anda merasa gagal? Pernahkah anda mempunyai perasaan tidak bisa bangkit kembali? Hal itu dikarenakan anda berada dititik nadir kehidupan anda, maka optimislah dan teruslah berusaha untuk bangkit dan memperbaiki diri. Karena kemenangan/kesuksesan yang sejati bukanlah keberhasilan yang terus-menerus tanpa pernah mengalami kegagalan. Dimana rasa percaya diri yang berlebihan membuat keberhasilan itu menjadi rapuh dan mudah goyah.
Lihatlah kemenangan bangsa Mongol/Tartar yang menaklukkan negeri China, Khawarizmi, Khalifah Baghdad dan menguasai imperium membentang dari Korea hingga Persia dan sebagian Arab (tidak termasuk Mesir dan negeri dibelakangnya tentunya). Dan dari Samudera Hindia hingga Siberia. Akan tetapi dengan hanya satu kekalahan di Ain Jalut, Palestina menghadapi Pasukan Mesir dibawah pimpinan Al-Muzhafar Saifuddun Qathaz dan Panglima Mameluk Babar, membuat bangsa mongol/Tartar hancur dan tak pernah bisa bangkit kembali selama-lamanya.
Pemenang sejati adalah orang-orang yang mampu bangkit dari segala kesulitan terburuk yang dialaminya untuk kemudian menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih berhati-hati dan lebih berpengalaman.
Walaupun kadang-kadang yang bangkit itu bisa terlena kembali, seperti Adolf Hitler. Seburuk-buruknya Adolf Hitler sebagai seorang pribadi, sebagai seorang pemimpin negara. Ia adalah orang yang mampu mambawa Jerman dari kepapaan setelah Perang Dunia I, dan perjanjian Versailes yang melecehkan bangsa Jerman. Menjadi bangsa yang besar dalam jangka waktu hanya 12 tahun! Walaupun diakhir priode ambisinya yang megalomania mengakibatkan berjuta-juta orang sengsara.
Atau lihatlah bapak proklamator kita bung Karno, yang keluar masuk tahanan dipindahkan dari satu daerah ke daerah lainnya, malah menghasilkan wawasan kebangsaan yang utuh serta menghasilkan karya monumental “Indonesia Menggugat” dalam tahanan penjara. Keyakinannya akan kemerdekaan Indonesia tak pernah padam, walaupun sekali lagi diakhir periode kepemimpinannya ia berbuat kesalahan sehingga harus meletakkan jabatan dan disingkirkan.
Belajar, belajar dan belajar, baru kita bisa bangkit. Sebagai contoh di Jepang, Ieyasu Tokugawa penguasa provinsi Mikawa menghabiskan masa kecil dan remajanya sebagai sandera dari Yoshimoto Imagawa penguasa provinsi Suruga demi kelangsungan pronvinsi Mikawa. Dalam masa tahanan “sangkar emas” yang penuh dengan tekanan tersebut Ieyasu menyusun grand stategy sehingga siapa sangka kelak di kemudian hari ia mendirikan Keshogunan Tokugawa yang menguasai Jepang dari tahun 1600-an hingga dijatuhkan oleh retorasi Meiji diakhir 1800-an.
“I Shall return” adalah ungkapan legendaris Jenderal MacArthur dari Amerika menghadapi situasi porak-porandanya pasukan Amerika Serikat di Pasific di tangan armada Jepang diawali oleh serangan kilat ke Pearl Harbor pada 9 Desember 1941. Dan benar saja, di tahun 1944 pertempuran di Iwo Jima Kepulauan Pasifik menjadi titik balik kebangkitan Sekutu dalam front Pasifik hingga akhirnya memenangkan Perang Dunia II.
Contoh lain, konon pendiri Dinasti Ming terkalahkan dalam sembilan puluh sembilan pertempuran melawan pasukan Dinasti Yuan dan hanya memenangkan satu pertempuran terakhir yang ia manfaatkan sebaik mungkin sehingga berdirilah dinasti Ming saat itu di negeri China saat itu.
Atau lihatlah bagaimana Sultan Muhammad II Al-Fatih dari Khalifah Ustmaniyah yang menaklukkan konstantinopel dalam satu serangan pamungkas, setelah sebelumnya berkali-kali gagal. Bahkan usaha penaklukan Konstantinopel sudah dimulai oleh Muawiyah jauh sebelumnya. Atas usaha Muhammad Al-Fatih yang saat itu masih berusia 23 tahun hingga saat ini Konstantinopel (sekarang Istanbul) hingga saat ini menjadi bagian dari Daulah Islamiyah.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, maka belajarlah dari pengalaman. Meski itu pahit ataupun manis. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mau belajar.
“Ada yang bilang, pengalaman adalah guru yang buruk, karena selalu datang terlambat. Maka, jika mungkin belajarlah sedari kemarin bukan besok”
pengalaman adalah guru terburuk, dia memaksa kita untuk menjalani terlebih dahulu baru kemudian mendapat pelajaran.. hehe
Iya Mas Ichang, akan sangat merugi jika kita tidak belajar dari pengalaman.
Belajar lah sedari kemarin bukan besok,,, ah kata2nya begitu menusuk..hahaha ayo belajar belajar,,, semangat buat pr..:)
Pingback: PENGULANGAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: KOPI, LEGENDA DAN MITOS | Tengkuputeh
Pingback: WABAH MANUSIA | Tengkuputeh
Pingback: SANG TIRAN | Tengkuputeh
Pingback: BAJAK LAUT PEMBERONTAK ATAU PEROMPAK | Tengkuputeh
Pingback: MELANJUTKAN PERJUANGAN | Tengkuputeh
Pingback: GULA DAN SEJARAH PENINDASAN | Tengkuputeh
Pingback: TRAGEDI JULIUS CEASAR | Tengkuputeh
Pingback: PERADABAN TANPA TULISAN | Tengkuputeh