
Cut Meuligou atau Nyak Mahligai dari Rigaih Salah satu istri Teuku Umar yang ditangkap, dalam penahanan kolonial Belanda di sisi timur Pulau Raya pada tahun 1894, di pantai barat Aceh; Sumber KITLV.
SEJARAH KERAJAAN DAYA (LAMNO)
Penduduk asli negeri Daya
Dahulu kala di hulu Krueng Daya (Sungai Daya) ada sebuah dusun bernama Lhan Na sekarang disebut Lamno, ketika dusun itu dihuni orang-orang liar belum beragama. Mereka diduga berasal dari bangsa Lanun, orang Aceh menyebut “lhan”, atau bangsa Samang yang datang dari Semenanjung Malaka atau Hindia Belakang, Burma dan Champa, diduga memiliki hubungan dengan bangsa Mongolia yang datang dari kaki bukit Himalaya.
Penduduk penghuni di hulu sungai Daya itu bercampur dengan orang-orang baru yang datang, karena percampuran peradaban mereka bertambah maju. Sejak kedatangan orang-orang Aceh Besar (Lamuri) dan Pasai orang-orang di pesisir negeri Daya berangsur-angsur masuk agama Islam.
Asal nama Negeri Daya
Pada pertengahan abad ke-15 Masehi terjadi perang antara Raja Pidie melawan Raja Pasai, terjadi pemberontakan oleh Raja Nagor bekas pahlawan Pasai yang dihukum. Dalam pertempuran itu Raja Pasai kalah, Sultan Haidar Bahiyan Syah tewas, singgasana Pasai dirampas oleh Raja Nagor Pidie pada tahun 1417. Sejak saat itu Raja Nagor memerintah negeri Pasai, terdapat banyak pertentangan dengan keturunan keluarga Sultan Pasai sehingga banyak yang dibunuh. Beberapa keturunan keluarga Pasai menghindarkan diri pergi mencari dan membuka negeri baru, salah seorang sampai ke Daya. Negeri ini dinamakan berdasarkan kejadian ini, Daya itu bermakna tidak berdaya lagi, telah habis dan cukup banyak usahanya.
Menurut cerita oral bahwa pada zaman itu (dahulu) ketika turunan Raja Pasai atau orang yang (akan) menjadi raja sampai di Kuala Daya, perahunya kandas. Semua isi perahu dikeluarkan dan semua orang turun untuk menarik perahu namun tetap kandas. Maka pemimpin mereka menyebut sudah cukup usaha tenaga dan daya upaya, tetapi tidak berhasil. Mereka merasa “Tidak Berdaya” dan mereka mendirikan pemukimam di Kuala Daya, kemudian negeri itu dinamakan “Tidak Berdaya”. Lama-lama menyebut nama “Tidak Berdaya” itu dengan “Daya” saja. Menurut cerita lain bahwa Raja Daya pertama adalah keturunan Raja Aceh yang mengasingkan diri kemudian membuka negeri karena berselisih dengan saudaranya.
Asal nama Negeri Lamno
Ketika Raja Daya melakukan ekspedisi ke hulu Sungai Daya untuk memeriksa penduduk negeri dan sampai ke tempat yang sekarang terletak di Peukan Lamno (Pasar Lamno). Disana didapati penghuni kampung yang mirip orang Lanun dari Malaya atau Hindia Belakang. Orang lanun disebut orang Aceh disebut orang Lhan. Orang Lhan masih liar, belum berpakaian kain, pakaiannya dari kulit kayu dan kulit binatang yang tipis. Orang Lhan adalah penduduk yang sudah ada di situ, maka disebut “Lhan Kana” atau “Lhan Na” artinya orang Lhan sudah ada di situ. Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam disebut dengan “Lam Na” dan ketika Belanda datang ucapan berubah menjadi “Lam No” dalam sebutan serdadu-serdadu marsose dari suku Jawa yang menyebut Lanno.
Salah satu negeri kerajaan Daya adalah Negeri Keuluang, pemimpinnya disebut Raja Keuluang terdiri dari empat daerah:
- Keuluang;
- Lam Beusoe;
- Kuala Daya;
- Kuala Unga.
Adapun Kuala Lam Beuso asalnya karena dahulu pada suatu waktu ada perahu yang berisi besi muatannya sedang didayung terbenam di kuala, sebab itulah nama Kuala Lam Beuso, kemudian berubah menjadi Lam Beuso saja.
Sejarah Sultan Meureuhom Daya
Menurut pemeriksaan Hussein Djajadiningrat Sultan Meuruhom Daya meninggal tahun 1508 Masehi. Sultan Meureuhom Daya aslinya bernama Uzir anak Sultan Inayat Syah bin Abdullah al-Malikul Mubin yang bersaudara dengan Sultan Muzaffar Syah raja di Aceh Besar, dan bersaudara juga dengan Munawar Syah raja di Pidie. Diyakini bahwa negeri Keuluang Daya didirikan pada akhir abad ke-15 Masehi oleh Meureuhom Daya atau Meureuhom Unga.
Negeri Daya menjadi maju dibawah pemerintahan Sultan Meureuhom Daya bertambah maju dengan pertanian merica atau lada, banyak didatangi oleh para saudagar Arab, Tiongkok dan Pegu. Pada abad ke-16 Masehi datanglah orang Belanda, Inggris, Perancis dan lain.
Pada tahun 1520, Kerajaan Daya bergabung menjadi bagian dari Aceh Darussalam. Menyusul 1521 Samudera Pasai juga berhasil dibebaskan dari penjajahan Portugis. Tahun 1524 kerajaan besar lainnya, Kerajaan Pedir juga bergabung dalam Kesultanan Aceh Darussalam.
Asal Keturunan Portugis atau Dara Portugis di Lamno
Menurut sahibul hikayat ketika armada Portugis dibawah pimpinan Alfonso Alberqueque hendak menaklukkan kota Malaka tahun 1511 Masehi, Raja Portugis mengirimkan pasukan bantuan tapi pasukan tersebut tidak pernah sampai karena terdampat di pesisir Barat Aceh tepatnya kota Lamno, Aceh dan kehilangan kontak dengan pasukan induknya di Goa (India) pusat koloni Portugis di Timur Jauh maupun dengan pasukan Portugis di Malaka, Mereka segera ditawan oleh Sultan Meureuhom Daya untuk mengembangkan armada. Riwayat menerangkan di hulu Kuala Lam Beusoe dahulu banyak ahli teknik membuat kapal-kapal besar seperti Top, Sekuna, Jong, dan Ghali (kapal perang model kapal perang Spanyol/Portugis), pembuatan meriam dan mesiu untuk keperluan perang dan pengkutan bahan-bahan perang.
Daerah Daya ini paling banyak tinggal peranakan dari bangsa Portugis di Aceh sampai sekarang. Perawakan mereka kulitnya putih (jagat), badannya tegap dan matanya biru seperti kebanyakan bangsa Eropa. Masyarakat Aceh menyebut mereka suku mata biru, setelah tsunami Aceh tahun 2004 jumlah mereka menjadi semakin sedikit. Para perempuan dari keturunan Portugis disebut dengan julukan kondang “Dara Portugis” bahkan banyak para pemuda dari Aceh maupun luar Aceh mencari jodoh ke pesisir Barat, siapa tahu dapat mempersunting “Dara Portugis” tersebut.
Legenda Harimau Daya atau Rimueng Daya
Ada sebuah dongeng lama, kisah ini diwarisi dari waktu pra-Islam menceritakan, di bagian Kerajaan Daya (Kabupaten Aceh Jaya sekarang) ada sebuah wilayah bernama Lhok Kruet. Di wilayah ini ada orang kampung biasa yang malam harinya menjadi harimau. Atau disebut dengan julukan Rimueng Daya (Harimau Daya)
Menurut legenda orang-orang yang mampu berubah ini tidak memiliki filtrum atau bahasa latinnya philtrum, atau oreng. Yaitu lekukan vertikal di bagian tengah bibir atas. Pada umumnya setiap mamalia memilikinya, yang memanjang dari bawah hidung sampai ke bibir atas.
XXX
Video Ziarah ke Makam Sultan Meureuhom Daya
DAFTAR PUSTAKA
- Zainuddin; Tarikh Aceh dan Nusantara; Lembaga Studi Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat; Cetakan kedua; Banda Aceh tahun 2012;
- A. Dr. Hussain Djajadiningrat; Atjehsch Nederland Woordenboek; Landsdrukkerij; Batavia; 1934;
- Cerita yang didapat dari Teuku Raja Adian bekas Uleebalang (Zelfbestuurder) Kerajaan Daya yang terakhir tahun 1945;
- PENAKLUKKAN GAYO (1904) 10 AGUSTUS 2017;
- NASIHAT-NASIHAT C. SNOUCK HURGRONJE SEMASA KEPEGAWAIANNYA KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA 1889-1936 14 AGUSTUS 2017;
- ACEH SEPANJANG ABAD 16 AGUSTUS 2017;
- PERANG DI JALAN ALLAH 30 AGUSTUS 2017;
- ACEH DAERAH MODAL 7 SEPTEMBER 2017;
- 59 TAHUN ACEH MERDEKA DI BAWAH PEMERINTAHAN RATU 12 SEPTEMBER 2017;
- KERAJAAN ACEH PADA JAMAN SULTAN ISKANDAR MUDA (1609-1636) 13 SEPTEMBER 2017;
- PERISTIWA KEMERDEKAAN DI ACEH 14 SEPTEMBER 2017;
- PASAI DALAM PERJALANAN SEJARAH 17 SEPTEMBER 2017;
- MATA UANG EMAS KERAJAAN-KERAJAAN DI ACEH 19 SEPTEMBER 2017;
- ATJEH MENDAKWA,SEBUAH BUKU YANG MENJADI SAKSI SEPAK TERJANG PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH 21 SEPTEMBER 2017;
- SEJARAH PARTAI KOMUNIS INDONESIA DI ACEH 21 SEPTEMBER 2017;
- MISI MENCARI MAKAM PARA SULTANAH ACEH 6 OKTOBER 2017;
- BERZIARAH KE MAKAM SULTANAH MALIKAH NAHRASYIYAH 8 OKTOBER 2017;
- EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM APAKAH BAGUS UNTUK ACEH 15 OKTOBER 2017;
- AROMA MEMIKAT DARI DAPUR ACEH 16 OKTOBER 2017;
- TARIKH ACEH DAN NUSANTARA 29 OKTOBER 2017;
- PEKUBURAN SERDADU BELANDA PEUCUT KHERKHOF DI BANDA ACEH SEBAGAI SAKSI KEDAHSYATAN PERANG ACEH 11 NOVEMBER 2017;
- PEMBERONTAKAN KAUM REPUBLIK KASUS DARUL ISLAM ACEH 17 NOVEMBER 2017;
- TUANKU HASYIM WALI NANGGROE YANG DILUPAKAN SEJARAH 19 NOVEMBER 2017;
- KOPRS MARSOSE SERDADU PRIBUMI PELAYAN RATU BELANDA 8 DESEMBER 2017;
- HIKAYAT-HIKAYAT DARI NEGERI ACEH 16 DESEMBER 2017;
- LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH; 12 JANUARI 2018;
- SECANGKIR KOPI DARI ACEH; 22 JANUARI 2018;
- ACEH PUNGO (ACEH GILA); 8 FEBRUARI 2018;
- SIAPAKAH ORANG ACEH SEBENARNYA; 6 APRIL 2018;
- ORANG ACEH DALAM SEJARAH SUMATERA; 15 APRIL 2018;
- KETIKA IBNU BATTUTA MELAWAT SAMUDERA PASAI; 16 APRIL 2018;
- KISAH HIDUP LAKSAMANA MALAHAYATI; 18 APRIL 2018;
- PERANAN LEMBAGA TUHA PEUET DALAM MASYARAKAT ACEH PADA MASA LAMPAU; 5 MEI 2018;
- MENYINGKAP MAKNA SYAIR KUTINDHIENG SELAKU MANTRA SIHIR ACEH KUNO; 15 MEI 2018;
- SEJARAH KERAJAAN LAMURI; 24 JUNI 2018;
- KEBIJAKAN POLITIK ISLAM OLEH SNOUCK HURGRONJE SEBAGAI SARAN KEPADA PEMERINTAH HINDIA BELANDA UNTUK MENGHANCURKAN KEKUATAN ISLAM DI INDONESIA; 25 JUNI 2018;
- MASA DEPAN POLITIK DUNIA MELAYU; 28 JULI 2018;
- EDISI KHUSUS SERI PAHLAWAN NASIONAL PRANGKO 100 TAHUN CUT NYAK DHIEN; 8 AGUSTUS 2018;
- MEMOAR PANGLIMA POLEM SEORANG PEJUANG PERINTIS KEMERDEKAAN; 19 SEPTEMBER 2018;
- PUTROE PHANG JULUKAN DARI TENGKU KAMALIAH SEORANG PUTRI KESULTANAN PAHANG; 28 SEPTEMBER 2018;
- TEUKU NYAK ARIEF SEORANG YANG TULEN BERANI DAN LURUS SEBAGAI RENCONG ACEH DI VOLKSRAAD; 17 OKTOBER 2018;
- RINCIAN ISI KANUN MEUKUTA ALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESULTANAN ACEH DARUSSALAM YANG DISUSUN PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN ISKANDAR MUDA; 26 OKTOBER 2018;
- CATATAN SEJARAH RANTAI BABI ATAU RANTE BUI DALAM TULISAN YANG DISUSUN KOLONIAL BELANDA; 26 OKTOBER 2018;
- PASUKAN MERIAM NUKUM SANANY SEBUAH PASAK DARI RUMAH GADANG INDONESIA MERDEKA; 4 NOVEMBER 2018;
- PENEMUAN ARCA KEPALA ALALOKITESWARA SEBAGAI JEJAK KEBERADAAN PERADABAN AGAMA BUDHA DI ACEH; 18 NOVEMBER 2018;
- REVOLUSI DESEMBER ’45 DI ACEH ATAU PEMBESMIAN PENGKHIANAT TANAH AIR; 6 FEBRUARI 2019;
- LEBURNJA KERATON ATJEH; 11 MARET 2019;
- HADIH MAJA PENGAJARAN SERTA HIBURAN WARISAN LELUHUR; 27 MARET 2019;
- HAME ATAU PANTANGAN ORANG ACEH DARI MASA LAMPAU; 19 JUNI 2019;
- SINGA ATJEH BIOGRAPHI SERI SULTAN ISKANDAR MUDA; 6 AGUSTUS 2019;
- APA SEBAB RAKYAT ACEH SANGGUP BERPERANG PULUHAN TAHUN MELAWAN AGRESSI BELANDA; 17 OKTOBER 2019;
- PERBANDINGAN PENGUCAPAN BAHASA ACEH DENGAN BAHASA INDONESIA; 30 DESEMBER 2019;
- BERBAGAI BAHASA DAERAH DI ACEH; 30 JANUARI 2020;
- LOKASI ISTANA KERAJAAN ACEH DULU DAN SEKARANG; 27 FEBRUARI 2020;
- MEREKONSTRUKSIKAN KEMBALI LETAK ISTANA DARODDONYA; 3 MARET 2020;
- LEGENDA DAN MITOS ASAL USUL PENAMAAN PULAU SABANG, GUNUNG SEULAWAH, PANTAI ALUE NAGA DAN KAWASAN ULEE LHEU; 29 MEI 2020;
- LEGENDA ASAL USUL GUNUNG GEURUTEE; 1 JUNI 2020;
- HAMZAH FANSURI PERINTIS SASTRA MELAYU; 4 JULI 2020;
- GEREJA PERTAMA DI ACEH; 12 JULI 2020;
- PERISTIWA TERBUNUHNYA TEUKU UMAR; 1 AGUSTUS 2020;
- SISTEM PERPAJAKAN KERAJAAN ACEH; 14 AGUSTUS 2020;
- SEJARAH KERAJAAN PEDIR (POLI) ATAU NEGERI PIDIE; 18 AGUSTUS 2020;
Pingback: KETIKA ACEH MINTA MENJADI VASAL TURKI USTMANI | Tengkuputeh
Pingback: HENRICUS CHRISTIAN VERBRAAK MISIONARIS KATOLIK PERTAMA DI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: BUSTANUS SALATIN PANDUAN BERKUASA PARA SULTAN ACEH | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH PENDIRIAN PUSA (PERSATUAN ULAMA SELURUH ACEH) | Tengkuputeh
Pingback: PARA ULEEBALANG RAJA KECIL DI ACEH DARI MASA KESULTANAN SAMPAI REVOLUSI SOSIAL (1512-1946) | Tengkuputeh
Pingback: KENAPA SULTAN ACEH MENYERAH PADA BELANDA | Tengkuputeh
Pingback: SULTAN ALAIDDIN MAHMUDSYAH II, SULTAN ACEH MERDEKA TERAKHIR | Tengkuputeh
Pingback: BERZIARAH KE MASJID ASAL PENAMPAAN DI BLANGKEJEREN GAYO LUES | Tengkuputeh
Pingback: KISAH-KISAH DI BLANG | Tengkuputeh
Pingback: ORIDA (OEANG REPUBLIK INDONESIA) ACEH 1947-1949 | Tengkuputeh
Pingback: PROSA ALAM GAYO LUES | Tengkuputeh
Pingback: ADAT PELANTIKAN PEMAHKOTAAN PENABALAN SULTAN ACEH DARUSALAM | Tengkuputeh