
“Apakah menurutmu bulan itu indah? Tolong beritahu aku keindahan bulan hingga kau memandanginya sambil berbaring.”
KEINDAHAN SANG REMBULAN
Percakapan Apollo dan Artemis
“Apakah menurutmu bulan itu indah? Tolong beritahu aku keindahan bulan hingga kau memandanginya sambil berbaring.” Tanya Artemis pada Apollo.
“Bulan dalam kesendiriannya, menahan gempuran segala meteroid menghantam hanya untuk memantulkan cahaya matahari ke bumi. Membuatku merasa tak sendiri disaat paling sepi sekalipun.” Mata Apollo masih memandangi cahaya bulan redup diangkasa.
“Aku yang tak paham tentang makna kesepian, kesedihan dan ingin jadi milik siapa diriku ini. Terlebih aku hanya ingin hidup demi diriku sendiri didunia ini.” Kegamangan adalah penyulusup yang menusuk siapapun ia, termasuk Apollo.
“Haruskah aku bersumpah atas nama bulan untuk meyakinkanmu saudaraku, bahwa aku tidak pernah akan meninggalkanmu.” Tanya Artemis pada kembarannya tersebut.
“Jangan pernah bersumpah atas nama bulan adikku. Karena bulan bergantung pada matahari, ia kerap hilang ditelan cuaca. Walau ia mampu menguasai arus pasang dilautan namun itu hanya sementara dan tak pernah selamanya.” Apollo mengelengkan kepala.
Artemis tersenyum, sungguh ia tak menyangka kembarannya yang perkasa. Terlalu menyilaukan dari jauh, merupakan perwujudan kesempurnaan baginya sebegitu lunak, bagaikan sebuah kerang yang melindungi diri dengan cangkangnya. “Aku harus berbuat apa?”
“Bersyukurlah engkau dianugerahkan nikmat air mata dimana dirimu tenggelam didalamnya namun ia mampu menahan beban seberat gunung tertinggi didunia, ia mampu membendung derita melebihi samudera.” Apollo menarik nafas panjang, hidungnya berair.
Artemis diam. Kecerdasan mengalahkan keinginan sang putri bulan untuk banyak berbicara.
“Saudariku, bulan dan matahari sudah ditakdirkan jauh jaraknya. Seperti kepergianmu kelak dari sisi kami, namun yakinlah sejauh apapun matahari dari bulan ia akan tetap mengirimkan sebentuk sinaran yang akan membuat bulan tetap bercahaya. Dan apabila aku merasa sepi dengan kepergianmu nanti maka abangmu ini akan menatap bulan dan bercakap-cakap dengannya.”
Apollo mengakhiri percakapan, bangun dan beranjak pergi. Adakah sesuatu yang lebih kental dari darah? Berikan aku jawabannya.
Katalog Cerita Pendek:
- Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
- Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
- Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
- Selamanya; 14 Desember 2008;
- Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
- Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
- Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
- Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
- Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
- Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
- Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
- Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
- The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
- Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
- Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
- Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
- Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
- Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
- Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
- Ashura; 13 Februari 2013;
- Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
- Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
- Istana Kosong; 4 Juni 2013;
- Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
- Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
- Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
- Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
- Perjalanan; 29 November 2013;
- Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
- Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
- Dragon Dialog; 13 November 2014;
- Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
- Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
- Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
- Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
- Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
- Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
- Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017;
- Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
- Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
- Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
- Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
- Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
- Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;
- Legenda Naga Sabang; 29 Mei 2020;
- Legenda Gunung Geurutee; 1 Juni 2020;
Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh
Pingback: KETIDAKAGUNGAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh
Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh
Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh
Pingback: NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: ISTANA KOSONG | Tengkuputeh
Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh
Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh
Pingback: MENGECOH SANG RAJA | Tengkuputeh
Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh
Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh
Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh
Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh
Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh
Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh
Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh
Pingback: WAWANCARA DENGAN SANG IBLIS | Tengkuputeh
Pingback: AKU TAK MENGERTI KAMU | Tengkuputeh
Pingback: MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: THE BEAUTY OF THE MOON | Tengkuputeh
Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh
Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: BUAH AMARAH - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: MUSIM HUJAN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: CERITA NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: HARLEQUIN DAN POHON HARAPAN | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: SEBENTUK HARTA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: JANGAN MENCINTAI LAUTAN | Tengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh
Pingback: PERMUFAKATAN PARA BURUNG | Tengkuputeh
Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Pingback: TIDAK SEDANG MENCARI CINTA | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR ELANG | Tengkuputeh
Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA | Tengkuputeh
Pingback: LELAKI SUNGAI | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: KEMATIAN BHISMA | Tengkuputeh
Pingback: ODA NOBUNAGA BANGSAWAN PANDIR | Tengkuputeh
Pingback: TAKTIK ISTANA KOSONG IEYASU TOKUGAWA | Tengkuputeh
Pingback: IEYASU TOKUGAWA SANG ASHURA | Tengkuputeh
Pingback: YUKIMURA SANADA SAMURAI TERAKHIR | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR HARIMAU | Tengkuputeh
Pingback: PESAN KEPADA PENGUASA | Tengkuputeh
Pingback: CRYPTOGRAM | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT SANG PENGEMBARA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI SEBUAH PUISI | Tengkuputeh
Pingback: TAHUKAH ENGKAU CINTA | Tengkuputeh
Pingback: INDAH BUNGA | Tengkuputeh
Pingback: MAKSUD HATIKU PADAMU | Tengkuputeh
Pingback: DIPERSIMPANG JALAN | Tengkuputeh
Pingback: PADAMU PEREMPUANKU | Tengkuputeh
Pingback: DRAGON DIALOG | Tengkuputeh
Pingback: CATATAN SEORANG PECUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: BENCI DI ATAS CINTA | Tengkuputeh
Pingback: KALAH PERANG | Tengkuputeh
Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA | Tengkuputeh