KALAH PERANG
Hari ini keselamati kegagalanku
Panji-panji kerkoyak berbau anyir darah
Dua puluh lima ribu pasukan telah hancur
Menjadi benulang dilantak musuh
Aku tak boleh menangis
Walau badan penuh nanah
Pedangku belum bersarung
Masih ada pertempuran lain
Sorak-sorai kini tak ada
Buat seorang Jenderal yang kalah
Aku harus bangkit
Dan membangun kavaleri baru
Walau dalam hidup, tak semua keinginanmu tercapai. Nikmat tuhanmu yang manakah lagi yang engkau dustakan.
Hari kekalahanku, 5 Nopember 2008
Puisi-puisi lainnya:
- Maksud Hatiku Padamu; 1 Agustus 2008;
- Dinda Dimanakah Engkau Berada; 1 Agustus 2008;
- Elegi Puisi Kematian Cinta; 3 Agustus 2008;
- Dalam Jubah Sufiku; 3 Agustus 2008;
- Dipersimpang Jalan; 3 Agustus 2008;
- Puisi Terindah; 3 Agustus 2008;
- Maghribi dan East; 3 Agustus 2008;
- Surat Kepada Sepotong Masa Lalu; 3 Agustus 2008;
- Tahukah Engkau Cinta; 4 Agustus 2008;
- Dua Puluh Empat Setengah Tahun; 6 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Puisi; 7 Agustus 2008;
- Cryptogram; 4 September 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Kita Yang Tak Akan Bertemu Kembali; 9 September 2008;
- Benci diatas Cinta; 13 September 2008;
- Indah Bunga; 20 September 2008;
- Padamu Perempuanku; 25 September 2008;
- Hikayat Sang Pengembara; 6 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
siapakah sang jenderl itu, mas tengku?
Bukan Mccain
Tapi saya bang….
mestine postingna skarang, pas hari pahlawan. jadi pean bisa mati sebagai pahlawan juga…. (berpikir nek amrozi cs eksekusi hari ini opo iyo dadi pahlawan pisan?)
hehehe….
Tengku mah ndak ada hubungan dengan Amrozi cs, alias Variabel Independen dari kejadian bom Bali I.
Ini masalah pribadi mbadeni…
Pingback: JANGAN MENCINTAI LAUTAN | Tengkuputeh
Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Pingback: CELA SEMPURNA | Tengkuputeh
Pingback: DIPERSIMPANG JALAN | Tengkuputeh
Pingback: PADAMU PEREMPUANKU | Tengkuputeh
Pingback: DINDA DIMANAKAH ENGKAU BERADA | Tengkuputeh
Pingback: BENCI DI ATAS CINTA | Tengkuputeh
Pingback: ORANG ASING TERASING | Tengkuputeh