SURAT KEPADA SEPOTONG MASA LALU
segala harapan
ternyata hari ini menghalangi
setelah bertarung sekian lama
ternyata logika sang pemenangmaafkan aku
yang kau sebut enggan berkorban
pada harga diri
pada mimpi-mimpi silamketika rasa menguasai jiwa
tak ada niatku menurutinya
walau separuh nafas tertawan
ternyata aku masih berkepala batuinilah kelemahanku
yang kau sebut menara gading
walau pernah ingin berkata
ingin mengalah pada sebuah egoketika surat ini kutulis
dengan keteguhan kuputuskan
aku tak bisa dan sungguhku tak mampu
menghancurkan segala cita-citauntukmu
biarlah kini menghilang
lalu bersama angin
tak tersentuh menjauhpintu-pintu benteng tlah kukunci
jembatan pembatas kini ditegakkan
dan lampu-lampu akan kupadamkan
sebagai sepotong kisah lama terlupakanLhokseumawe, 15 Juni 2008.
disudut kantin Universitas Malikussaleh. ditemani buku MENGARUNGI INDONESIA, Memoar Perintis Kemerdekaan, MR. HAMID ALGADRI
Ping balik: A LETTER TO A STORY IN THE PAST | Tengkuputeh
Ping balik: ELEGI PUISI KEMATIAN CINTA - TengkuputehTengkuputeh
Ping balik: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Ping balik: INIKAH CINTA | Tengkuputeh
Ping balik: CRYPTOGRAM | Tengkuputeh
Ping balik: HIKAYAT SANG PENGEMBARA | Tengkuputeh
Ping balik: ELEGI PAGI HARI SEBUAH PUISI | Tengkuputeh
Ping balik: TAHUKAH ENGKAU CINTA | Tengkuputeh
Ping balik: INDAH BUNGA | Tengkuputeh
Ping balik: MAKSUD HATIKU PADAMU | Tengkuputeh
Ping balik: DIPERSIMPANG JALAN | Tengkuputeh
Ping balik: TERIMA KASIH TELAH MENOLAKKU KEMARIN | Tengkuputeh
Ping balik: PADAMU PEREMPUANKU | Tengkuputeh