Hari ini di persimpangan jalan
Terlalu banyak kebimbangan merajam sukma
Akan masa depan yang tak pernah pasti
Satu persatu cita-cita berguguran
Bersama angin laut menusuk
Mana kejayaan ketika tiada keberanian
Mengapa harus malu-malu
Mengakui bahwa jiwa telah menggelembung
Membusuk dalam prasangka
Kebimbangan tersirat lebur
Dalam ketenangan bersama senyuman
Hari ini dipersimpangan jalan
Kuharus memilih jalan mana harus dilalui
Lhokseumawe, 5 April 2008
Puisi renungan dan syair:
- Puisi Terindah; 3 Agustus 2008;
- Maghribi dan East; 3 Agustus 2008;
- Surat Kepada Sepotong Masa Lalu; 3 Agustus 2008;
- Tahukah Engkau Cinta; 4 Agustus 2008;
- Dua Puluh Empat Setengah Tahun; 6 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Puisi; 7 Agustus 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Kita Yang Tak Akan Bertemu Kembali; 9 September 2008;
- Benci diatas Cinta; 13 September 2008;
- Indah Bunga; 20 September 2008;
- Padamu Perempuanku; 25 September 2008;
- Hikayat Sang Pengembara; 6 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
- Kalah Perang; 5 November 2008;
Pingback: AT THE CROSSROADS | Tengkuputeh
Pingback: MUSIM HUJAN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Pingback: CRYPTOGRAM | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT SANG PENGEMBARA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI SEBUAH PUISI | Tengkuputeh
Pingback: TAHUKAH ENGKAU CINTA | Tengkuputeh
Pingback: INDAH BUNGA | Tengkuputeh
Pingback: MAKSUD HATIKU PADAMU | Tengkuputeh
Pingback: KALAH PERANG | Tengkuputeh
Pingback: DALAM JUBAH SUFIKU | Tengkuputeh