
Disaat itulah mata kami berjumpa, aku dengan segala kenaifan adalah orang yang percaya bahwa cinta itu datang pada pandangan pertama, tanpa mau bertanya, tanpa mau peduli.
MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA
Hari itu, ketika kami pertama kalinya kami bertemu setelah sekitar tujuh tahun sudah aku mengenakan jubah sufi dengan menolak dunia meski terkadang ia datang menghiba. Sebagaimana orang bijak menemukan kebijaksanaan dalam kebersihan batin, seperti itu pula seorang pertapa menemukan perenungan dalam kesunyian. Sepi adalah teman yang paling sejati, ia datang ketika yang lain pergi. Menemani dan selalu menemani.
Disaat itulah mata kami berjumpa, aku dengan segala kenaifan adalah orang yang percaya bahwa cinta itu datang pada pandangan pertama, tanpa mau bertanya, tanpa mau peduli. Kulipat baik-baik shuf*) dan kutinggalkan goa tempatku berkhalwat untuk menyambut dunia, menikmati cahaya mentari, mengecup suara burung-burung memandangi hijaunya dedaunan. Untuk pertama kali setelah sekian tahun, aku berusaha membuat wajah seorang perempuan bersemu merah. Tak pernah kupercaya sedemikian mudahnya. Entah perasaan apa yang mengendap ketika kami tertawa, kupikir itu bahagia. Kuceritakan segala legenda, segala kisah-kisah. Ia begitu bergelora dan menganggap diriku mengetahui segalanya.
Namun tiba-tiba ia menjauh, sebegitu cepatnya perubahan dunia sehingga aku terpana. Aku tahu, meski ekor mata mengikuti namun mukanya berpaling tak kenal. Ada sesuatu yang berubah pada dirinya, sesuatu yang berbeda. Aku tak tahu itu apa. Ingin kutepikan perasaan ini. Bukankah seorang laki-laki harus lebih berpijak pada logika.
Aku bertanya, ia menghindar sampai disuatu ketika ia tak bisa berlari. “Aku tidak sebaik yang engkau pikirkan, aku adalah seorang pengkhianat.” Katanya. Aku tidak mengerti, sebuah pengkhianatan seperti apa? Bahkan tidak terjadi apa-apa diantara kami, mengapa bisa hadir sebuah kisah pengkhianatan?
“Semakin lama bertemu denganmu, semakin aku merasa bersalah pada cintaku.” Ia menunjukkan sebentuk cincin dijari manisnya. Bodohnya aku selama ini tak pernah memperhatikan. Aku hanya tersenyum, menertawakan kebodohanku sendiri. Egoku berkata, “Aku tidak tahu, tapi lebih tepatnya tidak mau tahu.” Tidak terjadi apapun diantara kami yang harus disesali, mohon jangan mendramatisir keadaan.
“Tamparlah aku, pukullah aku tapi kumohon jangan dekati aku lagi dengan pesonamu.” Pintanya. Namun bagaimana bisa, tanganku ini tak pernah menyentuhnya jadi bagaimana mungkin memiliki kemampuan untuk menampar. Dan tinju ini untuk melindungi bukanlah untuk menyakiti. Meski telah meninggalkan goaku, menanggalkan shufku namun aku tetaplah seorang sufi.
“Aku pergi, tapi tidak sepertimu aku tidak akan menyesali pertemuan kita.” Aku kembali ke goa, mengenakan kembali shufku. Kali ini dengan pemahaman baru, kembali pada sahabatku yang paling setia diantara segenap makhluk-Nya, yaitu sepi.
Shuf*) = Jubah yang terbuat dari wol. Selanjutnya dipercaya sebagai asal muasal dari kata sufi dimasa kekhalifahan Abbasiyah Abad 11-12 M.
The Cave, 2 Nopember 2008
Katalog Cerita Pendek:
- Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
- Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
- Selamanya; 14 Desember 2008;
- Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
- Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
- Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
- Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
- Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
- Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
- Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
- Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
- The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
- Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
- Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
- Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
- Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
- Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
- Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
- Ashura; 13 Februari 2013;
- Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
- Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
- Istana Kosong; 4 Juni 2013;
- Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
- Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
- Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
- Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
- Perjalanan; 29 November 2013;
- Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
- Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
- Dragon Dialog; 13 November 2014;
- Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
- Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
- Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
- Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
- Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
- Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
- Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017;
- Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
- Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
- Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
- Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
- Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
- Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;
- Legenda Naga Sabang; 29 Mei 2020;
- Legenda Gunung Geurutee; 1 Juni 2020;
Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh
Pingback: KEINDAHAN SANG REMBULAN | Tengkuputeh
Pingback: KETIDAKAGUNGAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh
Pingback: MENGECOH SANG RAJA | Tengkuputeh
Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh
Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh
Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh
Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh
Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh
Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh
Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh
Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: MALAM INI BIARKAN AKU MENYENDIRI | Tengkuputeh
Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh
Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: WAWANCARA DENGAN SANG IBLIS | Tengkuputeh
Pingback: AKU TAK MENGERTI KAMU | Tengkuputeh
Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: PERMUFAKATAN PARA BURUNG | Tengkuputeh
Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh
Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh
Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PENYIHIR TERAKHIR - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: SELAMANYA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: ELEGI PUISI KEMATIAN CINTA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KEMATIAN BHISMA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh
Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Pingback: TIDAK SEDANG MENCARI CINTA | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR ELANG | Tengkuputeh
Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA | Tengkuputeh
Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh
Pingback: LELAKI SUNGAI | Tengkuputeh
Pingback: HARLEQUIN DAN POHON HARAPAN | Tengkuputeh
Pingback: ODA NOBUNAGA BANGSAWAN PANDIR | Tengkuputeh
Pingback: TAKTIK ISTANA KOSONG IEYASU TOKUGAWA | Tengkuputeh
Pingback: IEYASU TOKUGAWA SANG ASHURA | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR HARIMAU | Tengkuputeh
Pingback: MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh
Pingback: PESAN KEPADA PENGUASA | Tengkuputeh
Pingback: CELA SEMPURNA | Tengkuputeh
Pingback: DIPERSIMPANG JALAN | Tengkuputeh
Pingback: TERIMA KASIH TELAH MENOLAKKU KEMARIN | Tengkuputeh
Pingback: PADAMU PEREMPUANKU | Tengkuputeh
Pingback: DRAGON DIALOG | Tengkuputeh
Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh
Pingback: AKHIR RIWAYAT SANG DURJANA | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT MEURAH SILU | Tengkuputeh
Pingback: RAJA DEKAT TUHAN JAUH | Tengkuputeh
Pingback: CATATAN SEORANG PECUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: DINDA DIMANAKAH ENGKAU BERADA | Tengkuputeh
Pingback: BENCI DI ATAS CINTA | Tengkuputeh
Pingback: KALAH PERANG | Tengkuputeh
Pingback: ORANG ASING TERASING | Tengkuputeh
Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA | Tengkuputeh