
Aku dikejar-kejar rasa bersalah lebih mengerikan daripada perasaanmu.
KETIDAKAGUNGAN CINTA
Lelaki: (Diam membisu, kaku seolah melihat ketakukan terbesar datang menghampiri).
Perempuan: (Menjatuhkan diri, memeluk kaki lelaki itu).
Lelaki: Layakkah dirimu, yang telah menolakku mendapatkan cintaku. Meski sebuah kerajaan engkau tawarkan padaku, sama saja. Ikatan itu telah pudar. Arang telah mencoreng keningku, hari ini menyambut uluran tanganmu dan membiarkan kelak aku akan menagihmu dengan piutang sakit hati. Aku tidak mau hal itu terjadi.
Perempuan: Aku datang bukan dengan impian menjadi ratu dihatimu lagi, memenangkan cintamu. Aku kemari untuk memulihkan kehormatan kembali padamu. Aku siap walau untuk itu harus hidup dalam murka siksamu.
Lelaki: Adakah aku menjumpai cintaku dulu. Tidak saat ini.
Perempuan: Tentu kekasihku. Dulu dan sekarang sama.
Lelaki: Tidak! Tidakkkah dahulu engkau memikirkan itu! Rasa malu yang dikarenakan olehmu membentang sepanjang hidupku dan membakar amarah seluruh keluargaku. Hari ini engkau menemuiku kembali pada kisah yang ingin kuhapus. Tahukah kamu sejak hari itu hingga hari ini, wajahmu telah menghilang dari ingatanku. Mengapa?
Perempuan: Aku dikejar-kejar rasa bersalah lebih mengerikan daripada perasaanmu. Sejak aku mengingkarimu hari itu, engkau tak berkata sepatah kata pun. Dan hari ini aku yang berkhianat memohon kata-katamu. Biarlah maafmu membakar dosa-dosaku atau setidaknya hukum aku dengan sebuah talak.
Lelaki: Engkau yang berlari dariku bukan sebaliknya. Betapa hatimu sebegitu mudah berbolak-balik. Datang dengan rujuk dan sekarang menuntut cerai. Wahai perempuan laknat mengapa engkau begitu?
Perempuan: Karena hukumanmu sungguh kejam. Mengapa diam seorang lelaki mampu mengacaukan segala kebalauan kehidupan perempuan, terkatung dan ditakdirkan untuk hancur.
Lelaki: Aku pernah mencintaimu tanpa bertanya, tanpa kebimbangan, jiwaku seolah menemukan sisi lain didirimu. Namun itu semua tak berarti padamu. Maka jangan salahkan aku jika tak mengetahui diamku menyiksamu. Mulutku membisu untukmu hingga hari ini hanyalah untuk menjaga kerapuhan hatiku.
Perempuan: Jadi keputusanmu?
Lelaki: Aku tidak pernah mengerti dirimu perempuan, apalagi keinginanmu. Jika engkau tanyakan keputusanku maka pergilah. Tinggalkan aku sekali lagi dengan tiada rasa kasihan dalam kepastian harapan untuk menunggu mati. Hanya kali ini talakku jatuh atasmu. Pergilah bagai burung dengan kepak sayap baru.
Perempuan: Engkau terlalu agung! Untuk mendapatkan cinta yang penuh hasrat menikam, baik olehku maupun perempuan lainnya. Jangan terlalu bijak, karena ia akan menenggelamkan dirimu.
Lelaki: Jangan takut! Aku tahu dengan pasti apa yang kubutuhkan. Meski hatiku semakin hancur dengan permintaan terakhirmu tadi, jiwaku penuh diliputi rasa damai tanpa pernah berputus apa dari rahmat Allah S.W.T.
Perempuan: Engkau terlalu baik, itulah alasan mengapa aku menafikanmu dulu.
Lelaki: (Tersenyum, sesuatu hal yang telah lama hilang diwajahnya. Semburat kepuasaan terpatri jelas dalam gurat keyakinannya. Tubuh perempuan yang pernah ia cintai sekaligus benci berubah menjadi sesosok bangkai menjijikkan).
Perempuan: (Terkejut. Lelaki yang dulu dengan mudah ia lucuti keperkasaannya itu sekejap berubah menjadi monster. Tiba-tiba ia disergap ketakutan yang amat sangat dan ia pun bergegas pergi).
Katalog Cerita Pendek:
- Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
- Selamanya; 14 Desember 2008;
- Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
- Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
- Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
- Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
- Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
- Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
- Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
- Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
- The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
- Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
- Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
- Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
- Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
- Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
- Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
- Ashura; 13 Februari 2013;
- Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
- Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
- Istana Kosong; 4 Juni 2013;
- Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
- Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
- Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
- Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
- Perjalanan; 29 November 2013;
- Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
- Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
- Dragon Dialog; 13 November 2014;
- Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
- Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
- Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
- Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
- Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
- Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
- Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017;
- Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
- Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
- Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
- Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
- Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
- Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;
- Legenda Naga Sabang; 29 Mei 2020;
- Legenda Gunung Geurutee; 1 Juni 2020;
dialog yang sangat menarik dan memikat, mas tengku. meski untuk memahaminya dibutuhkan kaitan antarkonteks dialognya. saya menangkap suasana tragis di dalamnya. lelaki dan perempuan, agaknya memang ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan penuh keagungan cinta. namun, ketika Tuhan berkehendak lain, lelaki dan perempuan hanya bisa pasrah menerima takdir dan kehendak-Nya. sebuah dialog yang memadukan antara romantisme dan religouisitas. salam kreatif, mas tengku. saya jadi makin suka berkunjung ke blog ini.
Saya tersanjung atas pujian dari bang Sawali yang legendaris, saya belum sehebat abang, hehehe…
keren…tapi seperti biasa perasaan cowok nya kuat..tapi cewek nya perasaan nya nanggung..
mungkin karena da unsur pribadi tentang cewek jadi penyampaian nya gak nyampe..
bg, tapi lebih oke dari pada perasaan venus atau hera lho..kalo mau di kembangan bisa jadi cerpen lho…yang tadi kan cuma 1 bab aja kan..?tapi dapat banget awal atau akhirnya..hehehe
cuma amatiran yang coment sih..jangan masukin hati.. (^o^)
Dialog sudah ada, kemudian ditambah bumbu exspresi secukupnya. Deskripsi tempat. Taburkan narasikan waktu dua siung. Tambahkan plot maju mundur dan maju.
Dan ting… jadilah Cerpen.
Trus… dibungkus dalam kertas koran lewat budaya@harian-aceh.com
Atau ke redaksi media lokal lainya.
Ditunggu.
Jawab
Neo ==> Abng agak sulit mendeskripsikan tokoh perempuan, itu sebuah kelemahan cerpen berikutnya akan coba diperbaiki dengan tidak “melibatkan” perasaan perempuan…
Ozan ==> Tawaran yang sangat menarik, saya sangat tersanjung. Tapi apa saya pantas?
Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh
Pingback: KEINDAHAN SANG REMBULAN | Tengkuputeh
Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh
Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh
Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh
Pingback: NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: ISTANA KOSONG | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh
Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh
Pingback: MENGECOH SANG RAJA | Tengkuputeh
Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh
Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh
Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh
Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh
Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR ELANG | Tengkuputeh
Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh
Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh
Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: WAWANCARA DENGAN SANG IBLIS | Tengkuputeh
Pingback: AKU TAK MENGERTI KAMU | Tengkuputeh
Pingback: MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh
Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh
Pingback: SEBENTUK HARTA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: CERITA CINTA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PLEDOI IBLIS JILID DUA - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh
Pingback: PERMUFAKATAN PARA BURUNG | Tengkuputeh
Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: TIDAK SEDANG MENCARI CINTA | Tengkuputeh
Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA | Tengkuputeh
Pingback: LELAKI SUNGAI | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: ODA NOBUNAGA BANGSAWAN PANDIR | Tengkuputeh
Pingback: TAKTIK ISTANA KOSONG IEYASU TOKUGAWA | Tengkuputeh
Pingback: IEYASU TOKUGAWA SANG ASHURA | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR HARIMAU | Tengkuputeh
Pingback: PESAN KEPADA PENGUASA | Tengkuputeh
Pingback: DRAGON DIALOG | Tengkuputeh
Pingback: CATATAN SEORANG PECUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA | Tengkuputeh