PLEDOI IBLIS JILID DUA

Lawan bukanlah musuh, dan manusia, makhluk yang bermain, tak usah malu untuk tak senantiasa bersungguh-sungguh.

PLEDOI IBLIS JILID DUA

Entah syaithan mana yang merasukimu hingga engkau mengancamku? Aku yang terlihat tolol ini bukan tak tahu. Aku hanya merasa tak perlu tahu akan tingkah polah dibelakangku. Ada hal lain yang lebih penting untuk disimpan bermega terra kapasitas otakku. Bukan itu, yang menjadi perhatian bagiku.

Kuberitahu sebuah rahasia. Tiada Iblis yang bertaubat walau tuhan dengan Maha Pengasih dan Maha Penyayang membuka pintu itu sampai hari penghakiman. Namun seorang penghulu malaikat bernama Kana’an pernah berkhianat dan memilih menjadi Iblis.

Dan tahukah kamu? Ada banyak malaikat yang diciptakan, mulai dari Jibril hingga Mikail. Namun ketahuilah satu hal pasti hanya ada satu iblis. Maka apa urusan kau harus menggetarkanku dengan ancaman yang belum berusia ribuan tahun, bahkan yang terkuat di semesta kubantah.

Meminjam kalam, satu hal yang ingin kukatakan dalam pledoi ini, Katakan pada yang menguasaimu, ancaman itu tak menggetarkanku. Tangan-tanganmu tak akan pernah bisa menyentuhku. Tahu kenapa? Karena aku tak memiliki harapan. Dan sesuatu yang tak memiliki harapan juga tak memiliki ketakutan.

Jika engkau memang bernyali, coba tatap mataku. Dan ulangi kata-katamu.

xxxxx

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kisah-Kisah, Literature, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

17 Responses to PLEDOI IBLIS JILID DUA

  1. Erikson says:

    Van… jujur aja ni aku bilang ya.. g ngerti aku isi postingan kau ni.. coba lahh dulu kau jelaskan, makna didalamnya?atau ada semacam analogi cerita disitu? Jangan kau kecewa dengan komen aku ya hehehehhe…

  2. tengkuputeh says:

    Tidak ada makna apa2… Hanya sebuah tulisan biasa saja :D…

  3. anie says:

    tengku, sptnya pledoi ini sdh pernah ku baca dan sdh ada sebelumnya,,,, betul…betul…betul…

  4. Pingback: TERIMA KASIH PADA SASTRA | FROM KOETARADJA WITH LOVE

  5. Pingback: MANUSIA SEMESTA | Tengkuputeh

  6. Pingback: SENANG BAGI MEREKA YANG BERPUNYA - TengkuputehTengkuputeh

  7. Pingback: BUSUK - TengkuputehTengkuputeh

  8. Pingback: DENGARLAH SUARA KEMATIAN | Tengkuputeh

  9. Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh

  10. Pingback: PASRAH | Tengkuputeh

  11. Pingback: PADA AKHIRNYA KITA (JUGA) TAK PAHAM | Tengkuputeh

  12. Pingback: PENGEMBARAAN | Tengkuputeh

  13. Pingback: YANG TERCINTA MALAHAYATI | Tengkuputeh

  14. Pingback: CINCIN | Tengkuputeh

  15. Pingback: MONOLOG BULAN | Tengkuputeh

  16. Pingback: DALAM JUBAH SUFIKU | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.