MENGECOH SANG RAJA

Rajawali ; Raja yang terkecoh oleh si pembisik

MENGECOH SANG RAJA

Alkisah, Sang Rajawali terjaga dari tidurnya yang panjang untuk kemudian dikecoh oleh Cempala Kuneng1.

“Mengapa telat Ampon2 bangun? Tadi pagi ada meuesuraya3, berkumpul semua isi rimba.”

“Siapa yang buat kenduri itu? Kenapa kepada aku tiada berita?” Tanya sang Rajawali

Burung Cempala begini berkata, “Yang kenduri Tengku4 Klueung5 awalnya tiada rencana.”

Rajawali cemberut.

“Bagaimana baiknya saja Ampon Raja.” Sela Burung Cempala.

Rajawali marah kemudian terbang keluar masuk hutan mencari Klueung untuk menaikkan perkara. Sementara Rajawali terbang keluar mencari Tengku Klueung, Cempala Kuneng mengajarkan syair kepada burung-burung lain di miduen6 sebagai puja-puji bagi sang raja,

“Bulu kuduk berdiri, masak nasi kemudian kita makan bersama, semua karena Sang Raja. Siapa yang dizikirkan dalam hati? Siapa yang menopang bumi? Rajawali!”

Rajawali masih keluar masuk rimba mencari Klueung.

“Bulu kuduk berdiri, masak nasi kemudian kita makan bersama, semua karena Sang Raja. Siapa yang dizikirkan dalam hati? Siapa yang menopang bumi? Rajawali!”

Keluar masuk lagi dan, Rajawali kembali terbang keluar masuk rimba mencari Klueung, setiap melihat Rajawali mendekati miduen Cempala Kuneng kembali mengulang-ulang syair untuk diikuti para burung sebagai puja-puji bagi sang raja,

“Bulu kuduk berdiri, masak nasi kemudian kita makan bersama, semua karena Sang Raja. Siapa yang dizikirkan dalam hati? Siapa yang menopang bumi? Rajawali!”

Masih marah pada Klueung, Rajawali kemudian lagi-lagi terbang keluar masuk rimba mencari lawannya.

“Bulu kuduk berdiri, masak nasi kemudian kita makan bersama, semua karena Sang Raja. Siapa yang dizikirkan dalam hati? Siapa yang menopang bumi? Rajawali!”

Mendengar nyanyian syair para burung yang bersemangat. Rajawali terus terbang keluar masuk rimba mencari Klueung. Tak henti-henti, begitulah sepanjang masa, dan kampung para burung bebas dari sang raja.

Baca juga : Permufakatan Para Burung

Sejarah sering kali mencatat bahwa perubahan terjadi tindakan-tindakan dari sedikit orang-orang besar, padahal sebenarnya sejarah lebih ditentukan oleh detil-detil yang dilakukan oleh orang-orang kecil. Ada banyak yang tak terlihat, terabaikan serta terlupakan. Pembisik Sang Raja misalnya.

Catatan Kaki:

  1. Cempala Kuneng adalah Burung Kucica Ekor Kuning (Trichixos Pyrropygus);
  2. Ampon adalah gelar orang-orang terkemuka di Aceh pada masa dahulu, gelar orang terpandang yang sedang memerintah;
  3. Meuseuraya adalah sebuah kegiatan berkumpul bersama-sama;
  4. Tengku adalah gelar yang diberikan kepada orang yang memiliki pengetahuan di Aceh;
  5. Klueung adalah Burung Elang;
  6. Miduen adalah perkampungan.

Kisah dibuat berdasarkan lagu Apache 13 berjudul; “Rajawali”

Cerita pendek lainnya :

  1. Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
  2. Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
  3. Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
  4. Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
  5. Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
  6. Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
  7. Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
  8. Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
  9. Selamanya; 14 Desember 2008;
  10. Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
  11. Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
  12. Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
  13. Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
  14. Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
  15. Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
  16. Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
  17. Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
  18. The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
  19. Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
  20. Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
  21. Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
  22. Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
  23. Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
  24. Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
  25. Ashura; 13 Februari 2013;
  26. Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
  27. Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
  28. Istana Kosong; 4 Juni 2013;
  29. Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
  30. Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
  31. Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
  32. Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
  33. Perjalanan; 29 November 2013;
  34. Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
  35. Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
  36. Dragon Dialog; 13 November 2014;
  37. Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
  38. Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
  39. Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
  40. Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
  41. Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
  42. Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
  43. Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017
  44. Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
  45. Sang Katalis; 1 Januari 2018;
  46. Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
  47. Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
  48. Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;
  49. Legenda Naga Sabang; 29 Mei 2020;
  50. Legenda Gunung Geurutee; 1 Juni 2020;

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kisah-Kisah, Kolom, Mari Berpikir, Pengembangan diri, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

51 Responses to MENGECOH SANG RAJA

  1. Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh

  2. Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh

  3. Pingback: KEINDAHAN SANG REMBULAN | Tengkuputeh

  4. Pingback: KETIDAKAGUNGAN CINTA | Tengkuputeh

  5. Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh

  6. Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh

  7. Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh

  8. Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh

  9. Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh

  10. Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh

  11. Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh

  12. Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh

  13. Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh

  14. Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG | Tengkuputeh

  15. Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh

  16. Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | Tengkuputeh

  17. Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh

  18. Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh

  19. Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh

  20. Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh

  21. Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh

  22. Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh

  23. Pingback: MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA | Tengkuputeh

  24. Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh

  25. Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh

  26. Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh

  27. Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh

  28. Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh

  29. Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh

  30. Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI - TengkuputehTengkuputeh

  31. Pingback: PERMUFAKATAN PARA BURUNG - TengkuputehTengkuputeh

  32. Pingback: NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh

  33. Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | TengkuputehTengkuputeh

  34. Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh

  35. Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh

  36. Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh

  37. Pingback: TIDAK SEDANG MENCARI CINTA | Tengkuputeh

  38. Pingback: ODE SEEKOR ELANG | Tengkuputeh

  39. Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA | Tengkuputeh

  40. Pingback: HIKAYAT NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh

  41. Pingback: ODA NOBUNAGA BANGSAWAN PANDIR | Tengkuputeh

  42. Pingback: TAKTIK ISTANA KOSONG IEYASU TOKUGAWA | Tengkuputeh

  43. Pingback: IEYASU TOKUGAWA SANG ASHURA | Tengkuputeh

  44. Pingback: PESAN KEPADA PENGUASA | Tengkuputeh

  45. Pingback: DRAGON DIALOG | Tengkuputeh

  46. Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh

  47. Pingback: AKHIR RIWAYAT SANG DURJANA | Tengkuputeh

  48. Pingback: HIKAYAT MEURAH SILU | Tengkuputeh

  49. Pingback: RAJA DEKAT TUHAN JAUH | Tengkuputeh

  50. Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh

  51. Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.