HARLEQUIN DAN POHON HARAPAN

Halequin dan Pohon Harapan

Harlequin dan Pohon Harapan

HARLEQUIN DAN POHON HARAPAN

Aku tahu dia pernah berkelana ke tempat-tempat aneh di dunia ini, miskin seperti tikus, angkuh seperti Lucifer. Lukisannya secara abstrak menggambarkan dua pohon coklat dengan sapuan warna-warna hijau yang tajam. Persawahan yang tak mirip sawah. Apakah sebegitu gampang menjadi seniman di zaman ini? Tidak ada usaha meniru sesuatu, ia tinggal menyapukan cat-cat itu.

Ketika aku menyampaikan kritikku, ia membantah, “Ini karya yang lumayan, Harlequin dan pohon harapan!”

Seorang lelaki zaman dulu yang berotot tapi penuh kasih sayang. Halequin, adalah karakter hamba dari komik Dell’arte Commedia (Komedi Kerajinan –Terjemahan Bebas) Italia, secara tradisional telah diperkenalkan oleh Zan Ganassa pada akhir abad ke-16.

Harlequin ditandai dengan kostum kotak-kotak (merah hitam). Perannya adalah sebagai hamba baik hati, gesit dan cerdik, sering bertindak untuk menggagalkan rencana tuannya, dan mengejar cintanya, Columbina. Dengan kecerdasan dan akal, sering bersaing secara tegas sekaligus melankolis. Harlequin mewarisi kelincahan fisik dan kualitas penipu, serta namanya, berasal dari karakter nakal, setan dalam drama abad pertengahan.

Di Inggris pada abad ke-17 Harlequin tampil dipanggung sandiwara yang bercerita tentang kebodohan. Ia secara rutin ditampilkan sebagai karakter badut. Badut yang nakal dan kasar menjadi lebih romantis.

“Kenapa kau menggambarkannya menggunakan topeng?

Ia tersenyum, sedikit nakal. “Begitulah aku melihatnya.”

“Bukannya, karena kau tidak punya kemampuan melukis wajah dengan sempurna?”

Ia tertawa, keras sekali mendengar kata-kataku.

Harlequin

Harlequin

Nama Harlequin diambil dari seorang “iblis” nakal atau “setan” dalam cerita rakyat Perancis. Istilah Perancis kuno, Hallequin, pertama kali muncul di abad ke-11, oleh penulis sejarah Orderic Vitalis, yang menceritakan seorang pendeta yang dikejar oleh pasukan setan ketika berkeliaran di pantai Normandia pada malam hari. Para setan dikenal sebagai Familia Hallequin. Menurut versi Perancis abad pertengahan Hallequin digambarkan sebagai utusan iblis, berwajah hitam menjelajahi pedesaan dengan sekelompok setan untuk mengejar jiwa terkutuk dari orang jahat ke neraka. Penampilan fisik ini menjelaskan warna tradisional topeng merah hitam Harlequin. Penampilan panggung pertama Hellequin tercatat tahun 1262, sebagai setan bertopeng dan berkerudung dalam Jeu da la Feuilliere oleh Adam de la Halle. Nama ini juga muncul sebagai setan, seperti Alichino dalam karya Dante, Inferno. Kelak karakter Hallequin ini, diinterpretasi ulang oleh Zan Ganassa sehingga menjadi tokoh Harlequin yang kita kenal seperti sekarang.

Harlequin digambarkan lincah secara fisik, gesit dan melakukan acrobat yang sangat dinantikan oleh penonton. Di Inggris awal abad ke-17 menjadi inspirasi drama pantonim, bahkan Harlequin pada abad ke-20 berpengaruh menginspirasi komedi “slapstick.”

“Maaf, lukisan mu seperti sampah. Aku mengharapkan yang lebih baik dari ini, tidakkah kau bisa meniru Leornardo da Vinci?”

“Lukisan tentang keindahan, bersinar, dan halus di bagian luarnya. Anda pernah menghadapi hidup dengan berani, tapi anda sekarang di atas. Mungkin anda sudah lupa, ada orang-orang dari kalangan bawah yang melihat bagian dalam dari segala sesuatunya. Dan inilah yang menarik.” Bantahnya.

“Begitukah kau melihatnya?”

“Kadang ada barang-barang indah dalam tumpukan sampah, bunga yang indah tumbuh di antara sampah. Tidakkah kau sadar Arlecchino?”

Harlequin sebagai karakter dalam Commedia dell’arte (Komedi Kerajinan), yang dikenal juga sebagai Arlecchino.

Aku memperhatikan wajah di depanku. Tidak terlalu asing. Akh, aku tahu sekarang! Itu wajahku sebelum kehidupan membuatku makmur. Bersemangat, penuh petualangan. Wajah seorang pemuda, wajah seorang kekasih yang dijauhkan dari kekasihnya, oleh keadaan.

Ia menggeleng, “Bukan begitu sahabat, aku adalah kau yang sekarang. Sedang kau adalah masa depan. Aku adalah Harlequin, sedang kau adalah (pohon) harapan. Kita ada dalam lukisan, sebuah katalis.”

Katalis, suatu reaksi kimia yang keberhasilannya tergantung pada suatu jenis zat tertentu, di mana zat itu tidak mengalami perubahan.

Aku terdiam, Aku merasakan resonansi. Titik alami, bahwa titik suatu kekuatan bertemu dengan titik alami itu. Merasa dapat memahami perasaannya, perasaan seorang seniman terhadap seniman lainnya, seseorang sentimental terhadap seorang kekasih sejati, seseorang biasa terhadap seorang jenius. Ia melukis dengan perasaan rindu, pada sosok kekasih yang jauh, terlihat sosok siluet Columbine berbentuk awan, sedang memeluk bulan. Di mataku lukisan itu terlihat (begitu) indah.

Aku menjadi dirinya, Harlequin. Ketika menonggak ia, si pria merah hitam itu, (telah) hilang.

Katalog Cerita Pendek:

  1. Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
  2. Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
  3. Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
  4. Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
  5. Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
  6. Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
  7. Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
  8. Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
  9. Selamanya; 14 Desember 2008;
  10. Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
  11. Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
  12. Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
  13. Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
  14. Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
  15. Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
  16. Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
  17. Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
  18. The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
  19. Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
  20. Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
  21. Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
  22. Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
  23. Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
  24. Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
  25. Ashura; 13 Februari 2013;
  26. Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
  27. Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
  28. Istana Kosong; 4 Juni 2013;
  29. Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
  30. Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
  31. Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
  32. Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
  33. Perjalanan; 29 November 2013;
  34. Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
  35. Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
  36. Dragon Dialog; 13 November 2014;
  37. Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
  38. Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
  39. Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
  40. Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
  41. Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
  42. Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017;
  43. Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
  44. Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
  45. Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
  46. Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
  47. Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
  48. Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
  49. Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;
  50. Legenda Naga Sabang; 29 Mei 2020;

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Asal Usil, Cerita, Kisah-Kisah, Literature, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

54 Responses to HARLEQUIN DAN POHON HARAPAN

  1. Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh

  2. Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh

  3. Pingback: KEINDAHAN SANG REMBULAN | Tengkuputeh

  4. Pingback: KETIDAKAGUNGAN CINTA | Tengkuputeh

  5. Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh

  6. Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh

  7. Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh

  8. Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh

  9. Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh

  10. Pingback: LELAKI SUNGAI | Tengkuputeh

  11. Pingback: MENGECOH SANG RAJA | Tengkuputeh

  12. Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh

  13. Pingback: AKU TAK MENGERTI KAMU | Tengkuputeh

  14. Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh

  15. Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh

  16. Pingback: HARLEQUIN AND THE TREE OF HOPE | Tengkuputeh

  17. Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh

  18. Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh

  19. Pingback: MANUSIA SEMESTA | Tengkuputeh

  20. Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh

  21. Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh

  22. Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh

  23. Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG | Tengkuputeh

  24. Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | Tengkuputeh

  25. Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh

  26. Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh

  27. Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh

  28. Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh

  29. Pingback: MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA | Tengkuputeh

  30. Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh

  31. Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh

  32. Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh

  33. Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh

  34. Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh

  35. Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI - TengkuputehTengkuputeh

  36. Pingback: HARLEQUIN AND THE TREE OF HOPE | TengkuputehTengkuputeh

  37. Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh

  38. Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh

  39. Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh

  40. Pingback: TIDAK SEDANG MENCARI CINTA | Tengkuputeh

  41. Pingback: ODE SEEKOR ELANG | Tengkuputeh

  42. Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA | Tengkuputeh

  43. Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh

  44. Pingback: ODA NOBUNAGA BANGSAWAN PANDIR | Tengkuputeh

  45. Pingback: TAKTIK ISTANA KOSONG IEYASU TOKUGAWA | Tengkuputeh

  46. Pingback: IEYASU TOKUGAWA SANG ASHURA | Tengkuputeh

  47. Pingback: PESAN KEPADA PENGUASA | Tengkuputeh

  48. Pingback: MUHASABAH | Tengkuputeh

  49. Pingback: DRAGON DIALOG | Tengkuputeh

  50. Pingback: AKHIR RIWAYAT SANG DURJANA | Tengkuputeh

  51. Pingback: HIKAYAT MEURAH SILU | Tengkuputeh

  52. Pingback: HIKAYAT MEURAH SILU | Tengkuputeh

  53. Pingback: RAJA DEKAT TUHAN JAUH | Tengkuputeh

  54. Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.