KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI
Tahun 1512, Santandrea, diluar kota Firenze.
Hari menjelang malam dimana langit menghitam. Aroma basah memenuhi udara, ukh padahal Milan masih jauh haruskah tertahan disini. Tempat yang sepi dimanakah kami harus bermalam? Tidak ada pemukiman dipinggiran hutan ini. Guruh mulai menggelegar pertanda badai akan tiba.
“Yang mulia. Disana ada sebuah rumah!” Tunjuk Vicenzo. Setitik cahaya terpendar dari rumah, bukan namun sebuah gubuk pencari kayu. Mengingat cuaca tidak mendukung tidak ada salahnya memohon keramahan sang pemilik untuk sesaat berteduh. “Baiklah, kita mohon izin berteduh sebentar kepada pemiliknya.”
“Silahkan masuk tuan.” Rumah ini ternyata milik mandor tukang kayu. “Silakan dicicipi sup hangat ini.” Orang ini masih separuh baya, memiliki wajah tirus. Sup hangat dicampur kentang tumbuk ini lumayan juga mengingat mandor ini tinggal sendiri, sepertinya ia seorang duda yang sangat mencintai istrinya sehingga memilih hidup sendiri. Disini, dipinggir hutan. Adalah sesuatu hal yang janggal. Namun tak apalah setidaknya kami punya tempat berteduh ditengah badai ini.
“Mengapa tuan tinggal jauh dari tempat ramai?” Vicenzo tak dapat menahan rasa ingin tahunya. Orang ini menerawang kemudian tersenyum getir. “Aku adalah seorang tak berguna, mencintai Firenze dan ingin mengabdi pada Italia.” Pada titik ini, aku merasa orang ini adalah orang yang memiliki angan-angan tinggi.
“Dulu ketika Firenze masih Republik, sebelum keluarga Medici memperoleh kekuasaannya lagi aku adalah abdi sipil dibawah pemerintahan Presiden Sodelini. Aku dipecat! Setelah aku dikeluarkan dari kantor pemerintahan, banyak kejadian terjadi. Aku dijebloskan ke penjara karena tuduhan kudeta. Ketika Kardinal Giovanni diangkat menjadi Paus baru, aku dibebaskan dari penjara. Memang aku senang dibebaskan tapi aku punya catatan Kriminal, walau sebenarnya aku tidak bersalah sehingga aku tak bisa bekerja di pemerintahan Firenze selamanya.” Orang ini mengetuk mangkok supnya kesal.
Sekilas kulihat Vicenzo ingin mencabut pedang, namun tatapanku menghentikannya. Giovanni adalah kakakku, Giovanni Medici atau sekarang bernama Paus Leo X. Giovanni yang cerdik dengan bantuan tentara Spanyol merebut kembali Firenze. Kakakku yang paling tua Piero yang lemah melarikan diri secara pengecut ketika digertak Perancis dulu, meyebabkan Firenze menjadi Republik dan menghilangkan pengaruh ayah kami tercinta Lorenzo.

Giuliano de’ Medici (1453 – April 26, 1478) was the second son of Piero de’ Medici (the Gouty) and Lucrezia Tornabuoni. As co-ruler of Florence, with his brother Lorenzo the Magnificent, he complemented his brother’s image as the “patron of the arts” with his own image as the handsome, sporting, “golden boy.”
“Mandor, tahukah kamu siapa kami?” Tanya Vicenzo. “Aku tak punya keinginan untuk tahu.” Geleng orang ini. “Beliau adalah yang mulia Juliano.” Tunjuk Vicenzo. Bahkan ia hanya tersenyum.
“Tuan Juliano, Juliano yang ramah. Putra ketiga keluarga Medici.” Matanya justru bersemangat. Aku hanya tersenyum. “Tuan harus membeli pengetahuanku yang kudapat saat menjadi abdi sipil.”
“Apa yang dapat kubeli dari musuh keluargaku?”
“Ilmu menjadi pemimpin. Pemimpin dimasa kekacauan tidak cocok berlaku ramah seperti tuan. Dia harus berlaku kejam pada bawahannya. Akan kuberikan apa yang pernah aku lihat, dan apa yang diajarkan oleh sejarah. Terimalah aku sebagai abdimu sehingga aku bisa berguna lagi bagi Firenze, bagi Italia.” Suasana hening, badai sudah berlalu.
“Mandor, badai sudah berlalu. Tiba saat kami harus pamit, perjalanan menuju Milan masih panjang dan kami harus segera berangkat.” Aku hanya berdua dengan Vicenzo, terlalu berisiko untuk menunda perjalanan ditengah zaman kacau seperti ini.
“Aku mohon tuanku, terimalah aku sebagai abdimu.” Suara orang itu bergetar dan kemudian bersujud dikakiku. Ia membenturkan kepalanya ke lantai untuk menunjukkan kesungguhannya.

The cover page of the 1550 edition of Machiavelli’s The Prince and The Life of Castruccio Castracani of Lucca.
Hatiku tersentuh, “Mandor. Kami dalam perjalanan penting dan tak mungkin menambah anggota lagi. Baiklah aku akan memberikan kesempatan kepadamu. Sebuah ilmu akan berguna apabila ia tersusun secara sistematis dalam bentuk tulisan. Tulislah pengetahuanmu dan kirimkan kepadaku. Kakakku Giovanni berencana membantuku membentuk sebuah Negara baru diwilayah Emilia, mungkin kelak kamu akan lebih berguna disana.”
“Terima kasih tuanku.” Ia menciumi tanganku dan matanya seperti menemukan harapan baru.
Vicenzo mendekat dan berbisik, “apa tidak sebaiknya kita bunuh saja orang ini.” Aku mengeleng. “Mandor sedari tadi kami belum tahu siapa namamu?”
“Machiavelli. Niccolo Machiavelli.” Hidup orang ini pasti sangat pahit, teramat menyakitkan. Kata-katanya lebih menyerupai doa. Atau harapan, ya pengharapan kepada sejarah untuk mencatat. Ia mengucapkan dengan penuh kebanggaan.
XXXXXXXXXXXX

Niccolò di Bernardo dei Machiavelli (3 May 1469 – 21 June 1527) was an Italian historian, politician, diplomat, philosopher, humanist and writer based in Florence during the Renaissance.
Machiavelli pun menulis dan menyelesaikannya. Namun karyanya tidak sampai ke tangan keluarga Medici karena Juliano keburu meninggal. Dan Machiavelli meninggal diusia 58 tahun 1527 membawa cita-citanya untuk kembali ke pemerintahan. Karyanya dianggap sebagai terori terlarang dan tak pernah disebarluaskan. Disebut sebagai buku yang sesat, kitab yang miliki kekuatan mempengaruhi orang. Pada abad pertengahan sangat terkenal nama jeleknya. The Prince. Sampai abad ke-18 dianggap sebagai buku setan. Machiavelism adalah istilah yang dipakai untuk orang yang mau melakukan segala cara untuk mencapai tujuan. Tujuan itulah yang membenarkan cara mencapainya. Didalamnya terdapat kata-kata Machiavelli yang memikirkan dengan serius sifat dasar manusia yang melebihi kejahatan ataupun kebaikan.
XXXXXXXXXXXX
Edisi Internasional: BEHIND THE SCENES MACHIAVELLI WROTE THE PRINCE
Katalog Cerita Pendek:
- Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
- Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
- Selamanya; 14 Desember 2008;
- Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
- Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
- Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
- Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
- Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
- Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
- Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
- Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
- The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
- Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
- Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
- Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
- Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
- Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
- Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
- Ashura; 13 Februari 2013;
- Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
- Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
- Istana Kosong; 4 Juni 2013;
- Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
- Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
- Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
- Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
- Perjalanan; 29 November 2013;
- Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
- Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
- Dragon Dialog; 13 November 2014;
- Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
- Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
- Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
- Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
- Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
- Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
- Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017;
- Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
- Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
- Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
- Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
- Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
Sudah lama nggak mampir ke sini.. Salam Pak…
*btw, dpt cerita2 gini dr mana aja to pak?
Ini inspirasi dari tak adanya IPK tahun ini 😀
ya, ya, hingga akhirnya nama machiavelli pun selalu dikenang sbg sosok yang mengajurkan ajaran “menghalalkan segala cara” utk mencapai tujuan. salam hangat, mas tengku.
Salam hangat pula mas Sawaly… Setidaknya ia berhasil menuliskan namanya dalam sejarah, meski bukan dengan tinta emas…
Blogwalking sekalian mampir,pak..
Salam kenal
http://www.anekakita.com
Anekakita.com Tempat Belanja Termurah dan Terpercaya
Salam kenal pula Aneka 😀
Machiavelli adalah sosok terkenal di jagad politik
Salam
Salam hangat juga teman… 😀
Pingback: TERIMA KASIH PADA SASTRA | FROM KOETARADJA WITH LOVE
Pingback: A STORY BEFORE THE PRINCE | Tengkuputeh
Pingback: BEHIND THE SCENES MACHIAVELLI WROTE THE PRINCE | Tengkuputeh
Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh
Pingback: KEINDAHAN SANG REMBULAN | Tengkuputeh
Pingback: KETIDAKAGUNGAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh
Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh
Pingback: AKU TAK MENGERTI KAMU | Tengkuputeh
Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh
Pingback: NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh
Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh
Pingback: MENGECOH SANG RAJA | Tengkuputeh
Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh
Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh
Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh
Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh
Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR ELANG | Tengkuputeh
Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh
Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh
Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh
Pingback: WAWANCARA DENGAN SANG IBLIS | Tengkuputeh
Pingback: MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh
Pingback: KOPI, LEGENDA DAN MITOS | Tengkuputeh
Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh
Pingback: HARLEQUIN DAN POHON HARAPAN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: PERJALANAN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR ELANG - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KEMATIAN BHISMA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh
Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: TIDAK SEDANG MENCARI CINTA | Tengkuputeh
Pingback: PERSAHABATAN KAMBING DAN SERIGALA | Tengkuputeh
Pingback: LELAKI SUNGAI | Tengkuputeh
Pingback: ODA NOBUNAGA BANGSAWAN PANDIR | Tengkuputeh
Pingback: TAKTIK ISTANA KOSONG IEYASU TOKUGAWA | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEEKOR HARIMAU | Tengkuputeh
Pingback: MELANJUTKAN PERJUANGAN | Tengkuputeh
Pingback: PESAN KEPADA PENGUASA | Tengkuputeh
Pingback: GULA DAN SEJARAH PENINDASAN | Tengkuputeh
Pingback: TRAGEDI JULIUS CEASAR | Tengkuputeh
Pingback: AKHIR RIWAYAT SANG DURJANA | Tengkuputeh
Pingback: HIKAYAT MEURAH SILU | Tengkuputeh
Pingback: RAJA DEKAT TUHAN JAUH | Tengkuputeh
Pingback: IBLIS NAMEC VS MANUSIA SAIYA | Tengkuputeh