Inilah kisahku seorang pecundang
Ini hari aku merasakan lebih baik kepalaku mengelinding di lantai, keadaan ini lebih buruk daripada merasakan hukuman pancung sekalipun. Saat ketika aku mendapati engkau menangis dan jemariku tak kuasa untuk menghapus air mata di pipimu. Aku adalah seorang pecundang yang tangannya tak mampu membelai rambutmu disaat engkau terisak.
Aku lebih mencintaimu lebih dari diriku, aku lebih merindukanmu dibanding apapun. Maafkan aku harus meninggalkanmu, maafkan bila hatimu terluka. Ku akan selalu mencintaimu sampai aku meninggalkan dunia ini, Ketulusanku tak akan berubah walaupun kita tak mungkin bersatu. Engkaulah yang terbaik bagiku.
Dan ketika seluruh dunia memusuhiku, dunia yang engkau tiada terlibat didalamnya. Engkau selalu menjadi pembelaku yang setia. Aku memilih mengkhianatimu. Aku yang memilih meninggalkanmu, menafikan segala janjiku. Maka jangankan dirimu, bahkan diriku kini sangat membenci diriku sendiri.
Seringkali ku bertanya adilkan hidup ini, sungguh tak mudah untuk mengucapkan selamat tinggal. Segala tentang sesal, membawa luka dijiwa. Kadang ingin aku jauh berlari berdua denganmu meninggalkan segala realita. Dan ternyata aku tak mampu.
Dan aku mengakui dirimu lebih tangguh dibandingkan diriku dalam menghadapi kehidupan, kepasrahanmu sungguh mengharukanku. Entah bagaimana aku mengarungi hidup tanpamu, Didalam setiap doaku namamu kusebut, semoga engkau kelak berbahagia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga setelah hari ini tiada kesedihan yang menyentuhmu. Hanya bahagia padamu.
Cerita-cerita lainnya:
- Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
- Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
- Selamanya; 14 Desember 2008;
- Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
- Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
- Wasiat Teruntuk Adinda Malin Kundang; 4 Februari 2009;
- Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
- Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
- Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
Pingback: A NOTE FROM A LOSER | Tengkuputeh
Pingback: KITA YANG TAK AKAN BERTEMU KEMBALI - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: SURAT KEPADA SEPOTONG MASA LALU - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Pingback: INIKAH CINTA | Tengkuputeh
Pingback: CRYPTOGRAM | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI SEBUAH PUISI | Tengkuputeh
Pingback: TAHUKAH ENGKAU CINTA | Tengkuputeh
Pingback: DINDA DIMANAKAH ENGKAU BERADA | Tengkuputeh
Pingback: BENCI DI ATAS CINTA | Tengkuputeh