ORANG ASING TERASING
Ketika terjaga, tak tahu diriku ini siapa? Bau badan ini milik siapa? Muka acak-acakan dicermin itu akukah? Mungkin hatiku telah dipenuhi belatung. Mungkin otakku sudah membusuk hingga tak mengenali sosok sendiri. Begitu menakutkan sehingga diriku pun gemetar ketakutan pada bayangan hitam dibelakang. Dimana ini, diruang pengap tiga kali enam meter, mendapati diri dibawah lampu teplok kuning. Kasus tipis dan bantal penuh liur. Hidungku mencium bau apak menyengat. Deru debu bercampur tahi cicak. Sungguh persemayaman yang menyeramkan. Kupandangi cat dinding mengelupas, seperti wajahku yang telah bopeng oleh sayatan kuku tajam. Luka ditubuhku belum sepenuhnya sembuh. Tertembus baja satu hasta. Berbalut perban kuning tidak putih. Aku marah, mengerang lalu menjerit, hingga mendapati aku hanya bersama diriku. Aku merasa asing, pada semuanya. Bahkan pada diriku sendiri. Siapakah aku?
Begitu kalau Ijrail sudah datang memanggil Tgk
berarti kita sudah berada di negeri asing terasing
Mudah-mudahan kita idak termasung orang asing terasing disaat Ijrail datang menjemput kita
…makin sempurna dalam keterasingan…
ditelan rinai hujan,
didera imsonia,
belum lelap
dipagut
pagi
~k’sati~
Jawab
@Bang Baka ==> Ketika izrail datang memanggil, jasad terbujur dipembaringan…
@KarangSatie ==> Kalau tak merasa sepi, maka kita juga tak merasa ramai…
ngeri aku, …
kadang releksi diri pun membuatku takut…
Hihihi, takut melihat wajah sendiri dicermin???
sudah sepatutnya kita sering bercermin, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara non fisik, supaya kita tahu apa yang masih menjadi kekurangan kita sehingga bisa segera diperbaiki, dan apa pula kelebihan kita sehingga bisa dimanfaatkan untuk kebaikan.
Setuju bung Ihan
Pingback: KITA YANG TAK AKAN BERTEMU KEMBALI - TengkuputehTengkuputeh