HIKAYAT SANG PENGEMBARA
Aku yang telah mengembara sepanjang pesisir barat dan timur
Di tepi pantai yang sunyi ini, aku menyendiri dan bersaksi.
Aku cinta hidup ini, saat aku menangis ketika separuh negeri menjadi lautan.
Dan sampai hari ini, mendapati yang kukasihi sudah tiada lagi.
Kini aku hanya insan pengembara.
Aku tlah lelah berkelana terus.
Kuingin beristrirahat bersama para sahabat yang telah mendahuluiku.
Tempatku pulang, Banda Aceh lima Oktober dua ribu delapan
“Takdir bahkan telah mengejutkan seorang pria, dalam bilangan tahun yang singkat. Betapa kampung halaman yang sama terlihat begitu asing jika memandang dalam waktu berbeda, apalagi orang-orangnya.”
Beberapa Puisi lainnya:
- Dalam Jubah Sufiku; 3 Agustus 2008;
- Dipersimpang Jalan; 3 Agustus 2008;
- Puisi Terindah; 3 Agustus 2008;
- Maghribi dan East; 3 Agustus 2008;
- Surat Kepada Sepotong Masa Lalu; 3 Agustus 2008;
- Tahukah Engkau Cinta; 4 Agustus 2008;
- Dua Puluh Empat Setengah Tahun; 6 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Puisi; 7 Agustus 2008;
- Cryptogram; 4 September 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Kita Yang Tak Akan Bertemu Kembali; 9 September 2008;
- Benci diatas Cinta; 13 September 2008;
- Indah Bunga; 20 September 2008;
- Padamu Perempuanku; 25 September 2008;
Mas Tengku, liriknya puitis, tapi sendu dan ada nada tragis. saya yakin Tuhan sudah memiliki skenario terbaik buat hamba-Nya. semoga mas tengku tetep semangat!
Terima kasih Bang Sawali, mengingatkan saya
“jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah SWT”
Hmm… Jgnkan kampung halaman.. Tiap kali ngunjungi WC jg sering mikir ada yg beda. Konon segala yyg terikat waktu tentu didera perubahan di tiap detiknya…
(omongan laki2 yg terlalu banyak di toilet)
rasa haru pun jadi mengenyakkan aku menjadi teringat ketika datang ke kotamu dan kuangkat beserak jenasah para saudara se umat itu
masih jelas teringat dalam kedatanganku kenapa datangku dalam bencana itu
mengingatkan ku kah
salam dari gunungkelir
balas
bangpay ==> Orang dinamis tdk terikat waktu, seperti abang sudah lebih jauh lagi pengembaraannya….
gunungkelir ==> Kapan main lagi kemari bang, kali ini ya beda dgn dulu…
TOP..renungan yang oke.. abru pulang kampung bang..? sedih nya ampe kerasa melalui kata2 tadi…udah jangan sedih lagi…abang kan masih punya teman dari pantai barat dan timur…kalo jadi pindah malah dapat pengalaman baru di pantai selatan…tapi boleh dong pustaka nya dititipin ke neo..neo dengan senang hati ngurusin pustaka mini abang…hehehe (^O^)
omongan orang yang ada mau nya…hahaha
Layak di bukukan.
balas
Neo ==> Inikah hanya sebuah perenungan dalam perjalanan pulang dalam bus pelangi, hehehe…. Iya pengembaraan ini telah membuat abang menjumpai banyak pengalaman baru…
Ozan ==> Terima kasih, iya saat ini kira2 gmn ya prosedurnya?
Pingback: RENUNGAN MALAM | Tengkuputeh
Pingback: SEMINGGU SETELAH TSUNAMI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: MUSIM HUJAN - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: JANGAN MENCINTAI LAUTAN | Tengkuputeh
Pingback: DENGARLAH SUARA KEMATIAN | Tengkuputeh
Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Pingback: INIKAH CINTA | Tengkuputeh
Pingback: CELA SEMPURNA | Tengkuputeh
Pingback: DIPERSIMPANG JALAN | Tengkuputeh
Pingback: PADAMU PEREMPUANKU | Tengkuputeh
Pingback: BENCI DI ATAS CINTA | Tengkuputeh
Pingback: KALAH PERANG | Tengkuputeh
Pingback: DALAM JUBAH SUFIKU | Tengkuputeh
Pingback: ORANG ASING TERASING | Tengkuputeh