
Puisi tentang gerimis
PUISI TENTANG GERIMIS
Kala gerimis membasahi bumi
Dengarlah suara kematian yang semakin dekat di setiap detiknya
Titik-titik hujan itu pelan
Aku berpulang dengan perasaan enggan
Tahun ini apa yang telah aku lakukan
Tetesan hujan dipunggungku semua tertelan gemuruh dilangit
Sebenarnya aku tak tahu apa yang aku inginkan sekarang
Hanya satu malam saja akan berakhir
Pernah merasa jalannya waktu terlalu pelan
Pernah merasa jalannya waktu terlalu cepat
Pernah rasanya ingin mengulang ke belakang
Rasanya tak ingin kembali
Pesisir Timur Pulau Sumatera, Desember 2008
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Tentang tengkuputeh
Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
Pos ini dipublikasikan di
Literature,
Puisiku dan tag
Bujang,
Cerita,
Cinta,
Dara,
Drama,
Dunia,
Hidup,
Hikmah,
Kembali,
Kota,
Laki-laki,
Malam,
Manusia,
Mimpi,
Nona,
Perempuan,
Puisi,
Sastra,
Syair,
Waktu. Tandai
permalink.
duh, nada puisinya tragis banget, mas tengku, tiba2 saja saya mencium bau kematian lewat lirik2nya. semoga saja hujan dan gerimis bisa memberikan pertanda yang baik di bulan desember ini.
Di Bali hujan sedang deras nggak hanya gerimis.
Hihihi mandi hujan dunx pak dokter…
mmhh. lagi sendu nih mas.
sepertinya akhir tahun ini sesendu rintikan hujan di puisi sameyan mas.
Bagi Abu setiap tahun baru selalu sendu….
Seperti kenangan mengalun pergi…
Untung bukan gerimis mengundung meuhan cit ka SLAM, tapi gerimis yang membasahai bumi…
Ujen sabe diatas…jeut keu but banjir deh!
Bek banjer lah bro…
Wah… saya pikir tidak gerimis lagi di banda. Eh malah hujan…
Jawab
@Ozank ==> Hihihi… Iya betul…
Wah…dari Gerimis bisa mendengar detak2 kematian juga ya Tgk
Jawab
Iya rakan Baka, kematian itu pasti…
Dan setiap detik kita semakin dekat dgnnya…
s4ng puj4ng4……l4m kenal
Salam kenal juga djuliet, ngomong2 Romeo mana??? 😀
Ping balik: SEMINGGU SETELAH TSUNAMI ACEH | Tengkuputeh
Ping balik: JANGAN MENCINTAI LAUTAN | Tengkuputeh
Ping balik: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh
Ping balik: CELA SEMPURNA | Tengkuputeh
Ping balik: KITA YANG TAK AKAN BERTEMU KEMBALI | Tengkuputeh