PUISI TENTANG GERIMIS

Puisi tentang gerimis

PUISI TENTANG GERIMIS

Kala gerimis membasahi bumi
Dengarlah suara kematian yang semakin dekat di setiap detiknya
Titik-titik hujan itu pelan
Aku berpulang dengan perasaan enggan

Tahun ini apa yang telah aku lakukan
Tetesan hujan dipunggungku semua tertelan gemuruh dilangit
Sebenarnya aku tak tahu apa yang aku inginkan sekarang
Hanya satu malam saja akan berakhir

Pernah merasa jalannya waktu terlalu pelan
Pernah merasa jalannya waktu terlalu cepat
Pernah rasanya ingin mengulang ke belakang
Rasanya tak ingin kembali

Pesisir Timur Pulau Sumatera, Desember 2008

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Literature, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

19 Responses to PUISI TENTANG GERIMIS

  1. duh, nada puisinya tragis banget, mas tengku, tiba2 saja saya mencium bau kematian lewat lirik2nya. semoga saja hujan dan gerimis bisa memberikan pertanda yang baik di bulan desember ini.

  2. imcw says:

    Di Bali hujan sedang deras nggak hanya gerimis.

  3. mmhh. lagi sendu nih mas.

    sepertinya akhir tahun ini sesendu rintikan hujan di puisi sameyan mas.

  4. Aulia says:

    Untung bukan gerimis mengundung meuhan cit ka SLAM, tapi gerimis yang membasahai bumi…
    Ujen sabe diatas…jeut keu but banjir deh!

  5. tengkuputeh says:

    Bek banjer lah bro…

  6. Ozank says:

    Wah… saya pikir tidak gerimis lagi di banda. Eh malah hujan…

  7. tengkuputeh says:

    Jawab

    @Ozank ==> Hihihi… Iya betul…

  8. Baka Kelana says:

    Wah…dari Gerimis bisa mendengar detak2 kematian juga ya Tgk

  9. tengkuputeh says:

    Jawab

    Iya rakan Baka, kematian itu pasti…
    Dan setiap detik kita semakin dekat dgnnya…

  10. djuliet says:

    s4ng puj4ng4……l4m kenal

  11. tengkuputeh says:

    Salam kenal juga djuliet, ngomong2 Romeo mana??? 😀

  12. Pingback: SEMINGGU SETELAH TSUNAMI ACEH | Tengkuputeh

  13. Pingback: JANGAN MENCINTAI LAUTAN | Tengkuputeh

  14. Pingback: BARA API IDEALISME | Tengkuputeh

  15. Pingback: CELA SEMPURNA | Tengkuputeh

  16. Pingback: KITA YANG TAK AKAN BERTEMU KEMBALI | Tengkuputeh

  17. Pingback: ORANG ASING TERASING | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.