
Batu Malin Kundang
WASIAT TERUNTUK ADINDA MALIN KUNDANG
Adikku engkau yang terlahir dengan nama terkutuk Malin Kundang. Tersohor tingkah polahmu dari Padang Panjang sampai Pariaman. Bacalah surat ini, sebuah wasiat sekaligus tanda cinta dari udamu Midun Kundang. Sebuah surat yang uda selipkan pada bulbul bambu yang membawa bekal berasmu ketika besok bertolak meninggalkan negeri Minang dari Teluk Bayur.
Adinda yang dilahirkan pada larut malam isnin sungguhpun kegemaran kita berbeda dengan uda yang dilahirkan ketika terik matahari arba’ah. Adinda menyukai sabung ayam dan uda yang memilih mengaji di langgar. Sungguh berat bebanmu dibanding-bandingkan dengan uda semenjak dilahirkan. Uda tidak pernah menyalahkan jika engkau membenci kakanda yang selalu menjadi tauladan dikampung kita. Harapan berkumpul timpa menimpa bersama beban melahirkan kemarahan membara adinda kepada uda. Namun satu hal pasti, bahwa darah yang mengalir ditubuh kita berasal dari sumber yang sama yaitu dari almarhum ayah. Dan kelahiran kita adalah perjuangan berat hidup dan mati bunda kita.
Adikku Malin, bukannya uda tak merasakan perasaanmu. Ketika cintamu pada Siti Zubaedah dihalang-halangi karena kita bukan keturunan orang beraja menyebabkan Adinda menjadi pembenci. Sungguhpun Uda merasakan kepedihan yang sama. Apa pasal Bagindo Suleman memasung cinta dua anak manusia yang saling mencinta. Memang Siti Zubaedah anaknya, namun haknya sebagai wali telah disewenangkan. Adinda boleh tertawa membaca wasiat ini, uda mempersilahkan. Memang uda tak pernah mengatakan langsung kepada Adinda, entah mengapa lidah uda selalu kelu jika berhadapan dengan Adinda sehingga kita tak pernah banyak berkata-kata.
Kepada Adinda Kakanda berpesan, jika telah berhasil di Betawi sana maka segeralah pulang. Jengguklah bunda Kanduang yang sangat mencintaimu. Adinda yang selama ini berkata bahwa cinta ibunda tersedot untuk uda yang terlahir dengan tubuh rentan penyakitan. Adinda yang berhujjah bahwa Ranah Minangkabau terlalu sempit jika tinggali dua orang bernama belakang Kundang, Midun dan Malin. Maka ketahuilah jikalau nanti Adinda pulang mungkin uda sudah tak ada.
Bukan merantau jua Adinda. Tubuh uda telah dikalahkan oleh penyakit. Tubercholosis sebut pedagang loji Kompeni dari kota Padang. Sebuah penyakit yang belum memiliki obat. Demi menjaga hati bunda selama ini uda menyembunyikan dahak darah mengucur. Uda mencoba bertahan sekuat tenaga namun batas tubuh manusia berbatas, firasat uda mengatakan tak lama lagi akan tiba saat uda meninggalkan dunia fana berbaring dalam pelukan bumi leluhur menanti Yaumil Masyar.
Adikku Malin, ketahuilah bahwa Adindalah semangat hidup uda. Melihatmu berlari sedari kecil. Melihatmu tumbuh menjadi laki-laki. Uda tiada hendak mencegah Adinda merantau, pergilah! Perantauan akan menyucikan jiwa yang kotor dimusababkan oleh terbelenggu oleh ruang dan waktu. Orang yang merantau bagai air yang mengalir, sekotor apapun ia akan bersih oleh aliran sungai menuju lautan. Sebaliknya air sesuci apapun ia akan kotor diakibatkan terpaku disatu tempat. Uda meyakini Adinda kelak akan berhasil memahamai Falsafah Urang Awak tersebut.
Sekian wasiat Uda,
Dengan sepenuh cinta, peluk dan cium
Midun Kundang
Wasiat ini tidak pernah terbaca oleh Malin Kundang dikarenakan bekal bulbul bambu tersebut pecah dan jatuh ke laut ketika Malin Kundang hendak menaiki Kapal saudagar yang bertolak dari pelabuhan Teluk Bayur. Seandainya Malin membaca wasiat ini sangat mungkin tidak terjadi legenda seorang anak durhaka “MALIN KUNDANG”.
Midun Kundang sendiri wafat enam bulan setelah kepergian Malin Kundang, dikuburkan di Padang Panjang dan sudah menjadi takdirnya untuk tidak tertulis dalam catatan sejarah maupun legenda samar-samar dari ranah Minang.
Katalog Cerita Pendek:
- Sebentuk Harta; 10 Agustus 2008;
- Elegi Pagi Hari, Sebuah Cerpen; 13 Agustus 2008;
- Keindahan Sang Rembulan; 5 September 2008;
- Ketidakagungan Cinta; 10 Oktober 2008;
- Tempat Tiada Kembali; 13 Oktober 2008;
- Pada Pandangan Pertama; 18 Oktober 2008;
- Aku Tak Mengerti Kamu; 24 Oktober 2008;
- Mengenang Sebuah Perjalanan Cinta; 3 November 2008;
- Selamanya; 14 Desember 2008;
- Ode Seorang Bujang; 17 Desember 2008;
- Sepucuk Surat Untuk Lisa; 1 Januari 2009;
- Tidak Sedang Mencari Cinta; 23 Februari 2009;
- Hanyalah Lelaki Biasa; 6 April 2009;
- Wasiat Hang Tuah; 29 Mei 2009;
- Ode Seekor Elang; 8 Juni 2009;
- Tak Ada Apa Apa; 7 Oktober 2009;
- The Last Gentleman; 4 Desember 2009;
- Renungan Majnun Seorang Penarik Cukai; 31 Mei 2010
- Yang Tak Akan Kembali; 10 Juni 2010;
- Kisah Sebelum Sang Pengeran Selesai; 5 Juli 2010;
- Penyihir Terakhir; 15 Maret 2011;
- Santiago Sang Pelaut; 23 Maret 2012;
- Iblis Namec Vs Manusia Saiya; 6 April 2012;
- Ashura; 13 Februari 2013;
- Selamat Tinggal Andalusia; 10 Maret 2013;
- Narsis Yang Berbeda; 28 April 2013;
- Istana Kosong; 4 Juni 2013;
- Bangsawan Pandir; 10 Juni 2013;
- Kematian Bhisma; 15 Juni 2013;
- Badai Sejarah; 29 Juli 2013;
- Cerita Cinta; 7 Agustus 2013;
- Perjalanan; 29 November 2013;
- Jaring Kamalanga; 29 Desember 2013;
- Lelaki Sungai; 19 Januari 2014;
- Dragon Dialog; 13 November 2014;
- Persahabatan Kambing Dan Serigala; 19 Desember 2014;
- Pesan Kepada Penguasa; 17 Januari 2015;
- Bagaimana Mengubah Timah Hitam Menjadi Emas; 11 April 2015;
- Setelah Revolusi Selesai; 6 Oktober 2016;
- Harlequin Dan Pohon Harapan; 30 Oktober 2016;
- Permufakatan Para Burung; 5 Januari 2017;
- Kepada Cinta Yang Berumur Seminggu; 13 April 2017;
- Senja Di Malaka; 14 Juni 2017;
- Mengecoh Sang Raja; 17 Oktober 2017;
- Wawancara Dengan Sang Iblis; 1 Januari 2018;
- Legenda Gajah Putih; 12 Januari 2018;
- Genderang Pulang Sang Rajawali; 22 Februari 2018;
- Kisah Menteri Jaringan Melawan Kapitalisme Amerika; 17 Desember 2018;
- Legenda Naga Sabang; 29 Mei 2020;
- Legenda Gunung Geurutee; 1 Juni 2020;
rupanya jatuh ke laut ya.. tak kira bulbul bambunya dikirim via email dan dapet notification error.. 🙂
duh, seandainya saja nasihat midun kundang itu sampai ke tangan malin kundang, mungkin tak akan ada legenda si mali yang durhakan pada ibunya.
hah.. ini beneran bang…
baru tahu juga kalo belum lama, kirain legenda itu sebelum jaman penjajahan….
Huh…sayang banget ya surat itu tidak diketahui oleh penulis kisah, sehingga nama Midun Kundang tidak termasuk dalam drama yang tragis tersebut
Kok bisa Tgk mendapatkan surat amanah Midun Kundang kepada Malin Kundang, Mantap banget…benaran calon penulis yang sangat berbakat dan potensial Tgk Puteh
Saya yakin Tgk puteh pasti menjadi penulis terkenal suatu saat.
Oh ya Tgk Puteh ada sedikit info
Tgk Aulia baru saja melaunching GRUP BLOG CATALOG ACEH tempat berkumpul dan diskusi para blogger Aceh didunia maya
ini alamatnya
http://www.blogcatalog.com/group/blogger-aceh/
Great. Kreatif kali … asyik membacanya
baru tau… ada bagian yang ini
Journey to imagination…
Jawab
@Yainal ==> Seandainya saja zaman dulu udh ada IT
@Mas Sawaly ==> Benar mas, defenetely
@Suryaden ==> Namanya saja fiksi Pak Surya
@Rakan Baka ==> Yoi, nama Midun hilang dlm sejarah
@Syedara Baka ==> Amin, semoga doa Syedara Baka diaminkan oleh malaikat dan dikabulkan oleh Allah SWT
@Bang Baka ==> Abu sdh coba gabung tp gagal, gak tahu caranya, hehehe…
@Mas Ersis ==> Hihihi, namanya saja imajinasi.
@Lala ==> bagian ini 100 Persen fiksi
@Grubik ==> Yoi bang…
seandainya….
–ajari aku menulis donk!!!!
Lha saya sendiri belajar dari abang Rifai…
Bgm bs seorang murid mengajar gurunya, grogi bang…
Tulisannya bagus kang… seneng aku mbacanya, sampe ngulang dua kali mbacanya.. sukses selalu kang 🙂
kapan nih di serahin ke miles production??
ga sabar tunggu film nya. Amienn
Sip! Aku tunggu filmnya!
wah sy baru nih….
kasian ya…
seandainya saja malin kundang tau, pasti ga ada deh cerita anak durhaka si malin kundang
Jawab lagi…
@Bayu ==> Terima kasih Bayu, sukses selalu juga…
@Awan ==> Hihhihihi, Kapan ya? Belum tahu juga. Soalnya naskahnya belum siap sampai sekarang…
@Cantik ==> 🙂
@Casual cutie ==> Dan legenda yang malah tak terjadi
Tssaahh!! Mantap! Ini sudut pandang lain yang dirawi secara cerdas! Asyik baca yang seperti ini. Pembalikan logika cerita.
saya baru tahu ya
Belum ada postingan baru, no comment dulu…!
Jawab again
@Mas Daniel Mahendra ==> Pembalikan logika cerita, Abu suka istilah itu…
@Dafhy ==> Itukan hanya karangan Abu saja
@Cantik ==> Hehehe….
Midun bukannya kisah dalam Sengsara Membawa Nikmat.
Beda ya?
Iya, berhubung Abu belum pernah menginjakkan kaki di tanah Minang. Maka cerita ini hanya rekaan saja, mengambil nama tokoh dari pemeran utama Roman, Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati tersebut…
Pingback: TERIMA KASIH PADA SASTRA | FROM KOETARADJA WITH LOVE
Pingback: SEBENTUK HARTA | Tengkuputeh
Pingback: ELEGI PAGI HARI, SEBUAH CERPEN | Tengkuputeh
Pingback: KEINDAHAN SANG REMBULAN | Tengkuputeh
Pingback: KETIDAKAGUNGAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: SEPUCUK SURAT UNTUK LISA | Tengkuputeh
Pingback: RENUNGAN MAJNUN SEORANG PENARIK CUKAI | Tengkuputeh
Pingback: TEMPAT TIADA KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: SELAMAT TINGGAL ANDALUSIA | Tengkuputeh
Pingback: NARSIS YANG BERBEDA | Tengkuputeh
Pingback: ISTANA KOSONG | Tengkuputeh
Pingback: SENJA DI MALAKA | Tengkuputeh
Pingback: PADA PANDANGAN PERTAMA | Tengkuputeh
Pingback: AKU TAK MENGERTI KAMU | Tengkuputeh
Pingback: PERJALANAN | Tengkuputeh
Pingback: JARING KAMALANGA | Tengkuputeh
Pingback: MENGECOH SANG RAJA | Tengkuputeh
Pingback: THE LAST GENTLEMAN | Tengkuputeh
Pingback: YANG TAK AKAN KEMBALI | Tengkuputeh
Pingback: KISAH SEBELUM SANG PANGERAN SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: TAK ADA APA APA | Tengkuputeh
Pingback: SELAMANYA | Tengkuputeh
Pingback: HANYALAH LELAKI BIASA | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT HANG TUAH | Tengkuputeh
Pingback: ODE SEORANG BUJANG | Tengkuputeh
Pingback: KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU | Tengkuputeh
Pingback: BADAI SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: SANG KATALIS | Tengkuputeh
Pingback: CERITA CINTA | Tengkuputeh
Pingback: MENGENANG SEBUAH PERJALANAN CINTA | Tengkuputeh
Pingback: WAWANCARA DENGAN SANG IBLIS | Tengkuputeh
Pingback: SETELAH REVOLUSI SELESAI | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH SEBAGAI ASAL NAMA KABUPATEN BENER MERIAH | Tengkuputeh
Pingback: SANTIAGO SANG PELAUT | Tengkuputeh
Pingback: GENDERANG PULANG SANG RAJAWALI | Tengkuputeh
Pingback: WASIAT HANG TUAH - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: BAGAIMANA MENGUBAH TIMAH HITAM MENJADI EMAS - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: SEBENTUK HARTA | TengkuputehTengkuputeh
Pingback: KISAH MENTERI JARINGAN MELAWAN KAPITALISME AMERIKA | Tengkuputeh
Pingback: PERMUFAKATAN PARA BURUNG | Tengkuputeh
Pingback: ADA BANYAK CINTA | Tengkuputeh
Pingback: LEGENDA GAJAH PUTIH BENER MERIAH | Tengkuputeh