TAFSIR SANG PENAFSIR
Di sepetak ruang, di sudut lorong-lorong gelap, berkelok, tak tahu di mana ujungnya. Ruangan tak kalah gelap itu. Hanya cahaya dari balik jendela kecil di atas sana yang lariknya menembus, membelai debu-debu beterbangan, menyapa lembaran kertas menumpuk, berteman kertas, berikut tinta dan pena, tempat menorah. Ada tangis berlapis senyum bahagia. Sungguh tak ada penjara disana. Tiada gentar sama sekali, adalah surga.
Menjalani daif, kesalahan. Siapakah yang memastikan sepanjang jalan kehidupan dalam hari-hari mengalir, ataukah pernah dia menumbuhkan cinta, menetapkan hati. Benarkah ia? Tak ada dendam disana, tak ada rasa ingin membalas, menuntut, atau melakukan tindakan membela diri. Ataukah bebaskah ia? Dari rasa dengki menjadi-jadi. Apakah dengan senyum dan tenang, ia jalani lika-liku kehidupan.
Tidak! Seorang penafsir tidak lahir dari ruang hampa, ia makhluk sejarah.
Karena tafsir selalu berkembang bersama ruang dan waktu, itulah mengapa tidak ada tafsir baku yang tetap sepanjang waktu. Kita tahu setiap tulisan dan tafsir dikemukakan dalam bahasa, dan bahasa dalam keniscayaaannya membentuk sejarah.
Sebuah tafsir, adalah samudera makna yang bergerak, ia bukanlah bendungan makna. Pergerakannya nyaris tak bertepi, sehingga tak bisa pun dikendalikan secara penuh oleh penggubah.
Karena ada saja orang yang terjerat rayuan, tak jarang pula jatuh cinta karena tulisan. Ini semua hanyalah kata-kata. Ada kalanya tanpa disadari, kata adalah jembatan kecil yang bias dijajaki untuk menelusuri ada apa diujung sana.
Karena pembaca yang menentukan. Tiap kali ia bisa berupa makna yang berlapis-lapis. Sehingga menjadi pergulatan yang tak pernah selesai. Seorang Penyair (sering) menyuarakan kebenaran, namun kita tak bisa berharap dunia berubah hanya karena kata-kata semata.
ada yang bilang pengalaman adalah guru yang paling buruk, karena selalu datang terlambat 🙂
Hehehe, kalau belajar dari pengalaman orang lain, belum terlambatkan bang…
sejarah selalu berulang….
tapi pinjam buku tentang Ieyasu Tokugawa napa..?
neo cuma dapat di komik..tapi dikomik yang jahat nya Ieyasu Tokugawa, bukan Oda Nobunaga..itu pun cuma serial cantik..bentar tentang Nobunaga, bentar Hideyoshi,..ada juga keluarga Miura…tapi yang namanya serial cantik kan tentang love story semua… jadi pinjamin napa yang Ieyasu Tokugawa..masa’ neo gak yau sejarah…kan bakal berulang…hehehe
omongan orang yang penasaran tentang Ieyasu Tokugawa…sedih lho gak di tau..
NB : eh, tapi Jengis Khan da film nya lho..MONGOl judul nya… tapi kalo di kasi pinjam bukunya boleh..boleh banget..hehehe
omongan orang yang lagi2 maksa pinjam buku…hehehe
Pengalaman rakyat Aceh bangkit dari Tsunami luar biasa. Tapi pengalaman BRR dalam rekontruksi Aceh, ‘luar biasa’ Dalam laporan sih….
Jawab
neo ==> Bang milvan ndak punya buku ttg Tokugawa, yang punya ttg Hideyoshi. tapi ia sezaman dgn Nobunaga dan Tokugawa. tulisan ttg Tokugawa disini sebagaian besar dari buku itu. Ya sisanya dari komik Jepang juga, tapi yang samurai plus game PS juga. Hehehe…. Oke gampang nanti bang Milvan pinjamin.
ozan ==> BRR? Badan Remang-Remang pimpinan Mas Kun itu? Phuih sorry dorry deh. memang “luar biasa” tapi Ane kagek kenal…
semangat..
Tetap semangat, dlm kondisi apapun…
Ping balik: THE INTERPRETER | Tengkuputeh
Ping balik: MAKNA PUISI YANG HILANG | Tengkuputeh
Ping balik: MAKNA PUISI YANG HILANG - TengkuputehTengkuputeh
Ping balik: BERMAIN DENGAN WAKTU - TengkuputehTengkuputeh
Ping balik: ANAK ANAK BERMAIN BOLA - TengkuputehTengkuputeh
Ping balik: BUSUK - TengkuputehTengkuputeh
Ping balik: DENGARLAH SUARA KEMATIAN | TengkuputehTengkuputeh
Ping balik: DENGARLAH SUARA KEMATIAN | Tengkuputeh
Ping balik: NASIB PARA PION | Tengkuputeh
Ping balik: SEBUAH PERJALANAN SEBUAH CERITA | Tengkuputeh
Ping balik: KEHIDUPAN YANG TERKADANG PARADOKS | Tengkuputeh
Ping balik: PAHAMILAH APAKAH HIDUP DALAM DIRI MANUSIA | Tengkuputeh