
Butir-butir waktu tidak bisa dihentikan. Tahun-tahun berlalu entah kita menginginkan atau tidak. Tapi kita bisa mengingat. Apa yang hilang mungkin hidup dalam kenangan.
VIRTUE ASSOSIASI BUDJANG LAPOK
Virtue is moral excellence. A virtue is a positive trait or quality deemed to be morally good and thus is valued as a foundation of principle and good moral being.
Azas berjalan pada tapak pertama, telur harus ditetaskan, kepak sayap harus direntangkan, dimulai belajar terbang, mungkin untuk mengangkasa, semua adalah sebuah imaji bersahaja. Kita semua tahu bahwa kisah mempunyai kehidupannya sendiri. Ada cara tumbuh, ada cara membumbuinya. Terlepas dari apakah rinciannya itu tepat atau tidak, namun harus ada suatu inti kebenaran untuk kaidah seperti itu sama dengan pertama kali dahulu.
Pertanyaannya siapa dia? Mengapa dia bukan tokoh sejarah yang muncul kepermukaan? Apa hebatnya dia sehingga harus dituliskan? Pasti muncul pertanyaan itu ketika tulisan ini menjadi sangat panjang dan membosankan, terutama bagi mereka yang tidak mengenal dia.
Mungkin dia memang biasa saja, tidak memiliki kelebihan jika dibandingkan orang besar, semangat juang kurang, merantau tak pernah, akademisi kurang, harta biasa saja, satu hal yang mungkin kelebihannya adalah kemampuan menikmati hidup. Menikmati hidup apa adanya, Mister Alhamdulillah. Nyaman dengan hidup, dan selalu menyempatkan diri bersantai, tertawa, makan dan tidur. Sederhana. Dia adalah Barbarossa.
I
Kenapa aku harus bicara? Woy, aku malas tau. Kenapa pula maksa-maksa? Jiaaah. Bukanya Tabib Pong lebih tahu. Mengapa aku yang ditanyai? Dasar.
Oke, oke baiklah. Aku akan bicara, Barbarossa itu tidak ada hebatnya, dia pelupa, licik. Kalau berbuat salah selalu mengatakan “kita yang berbuat” tapi giliran bersama-mana berhasil, pasti bilang “itu semua karena aku!”
Apalagi ya? Oh iya, dia kalau bicara sangat bijak, padahal kelakuan tidak begitu. Banyak juga dia berbuat salah, cuma karena dia pintar membolak-balik kata, semua kecuali aku terbodohi sama dia.
Betul! Aku apa tidak kenal dia, di antara kalian semua aku yang pertama kenal dia. Kalian lihat dia hebat? Kalian tidak pernah lihat dia galau, apa yang dia bilang sekarang tahi kucing semua. Sekarang nampak hebat, percaya sama aku dulu tidak ada apa-apanya dia.
Terus satu lagi, dia pandai bicara. Kalau bicara sama dia, mantap. Abusyik dan Wali aja segan sama dia. Entah dari mana dia baca seolah-olah semua pengetahuan dia kuasai. Oh ya, mungkin karena banyak duduk di lepau nasi, banyak dengar orang bicara. Pengalaman orang seolah-olah pengalaman dia, padahal dia cuma putar-putar omongan orang aja. Hebatlah dia, preeeet!!!
Tapi, dia tidak mungkin gak ada lebih. Iya ada. Segala kekurangan dia itu, mungkin kita semua sedikit-sedikit tahu, itu semua seolah biasa-biasa saja. Malah, sebagian besar anggota mengangkat dia sebagai pemimpin kita (Kecuali Tuan Takur dan Amish Khan). Iya, itu aja ya. Aku tidak pandai bercerita.
(Laksamana Chen)
II
Maka menjelaskan Barbarossa itulah yang paling sulit. Karena memang karakter dia unik di ABL. Pandangannya tentang banyak hal sering berbeda dengan orang lain pada umumnya, ide-ide brilyan yang ia keluarkan menginspirasi orang lain. Jika kalian sering berbicara dengannya, kalian akan memahami prinsip dua telinga satu mulut. Aku benar-benar merenung dalam-dalam, lalu berpikir lebih panjang lagi.
Dia adalah raja lepau nasi, disamping itu dia adalah filsuf, mampu menganalisa situasi apalagi ketika mendengarkan curahan hati orang lain. Kepala gudang kerajaan yang baik, visioner namun bukan seorang executor. Terbukti ketika ia berbisnis bebek, membuat koperasi semuanya gagal. Aku pikir walau pun secara ide dia kuat, namun ia kesulitan untuk mengkreasikan ide di luar ABL.
Barbarossa adalah wajah ABL itu sendiri. Dia memiliki kualitas kenyiyiran Laksamana Chen, kepustakaan Penyair, keflamboyanan Tabib Pong, ketanguhan Mister Big, Kedegilan Santiago, Kelugasan Tuan Takur, keterangonan Amish Khan, dan Keintelektualan aku. Hahaha.
Satu lagi, Barbarossa adalah Jockey cinta, ia cukup banyak ia berhasil menjodohkan orang lain. Agak aneh memang jika dia termasuk salah satu yang terakhir menikah, tapi dunia memang memiliki anomali dan Barbarossa adalah salah satunya.
(Profesor Gahul)
III
Ngok..Ngok..Ngok.. Dia itu Babi!!!
(Amish Khan)
IV
Salah satu sifat sahabatku, Barbarossa, terbilang unik. Di balik cara cara berpikirnya yang teratur dan pakaiannya yang rapi, ia kerap menjadi sosok yang penganggu bagiku, orang yang dekat denganku. Meski profesiku tabib, aku sesungguhnya juga bukan sosok yang kaku. Aku suka gaya hidup melayu. Aku juga tidak begitu disiplin layaknya kebanyakan tabib, terutama setelah aku mengalami pengalaman kerja yang keras lagi kacau di pulau Selatan dahulu. Aku bahkan merasa, kadang lebih menyenangkan bagiku bertemu dengan orang slebor. Namun, menghadapi sifat kemalasan Barbarossa, kadang tetap juga membuatku terganggu.
Apa itu?
Mister Yes. Kalian pernah berbicara dengan Barbarossa? Kalau belum aku bilang ke kalian, dia adalah tipe orang yang mengiyakan apapun yang kalian ceritakan. Bagus untuk sekedar mencurahkan segala isi hati. Tapi untuk solusi? Tidak ada, dia akan mendukung apapun keputusanmu. Sifat Bunglon, beradaptasi dengan siapapun dia berbicara. Dia juga bukan seorang Mastermind, isi otaknya tak melahirkan ide-ide orisinal, dia hanya memancing orang mengemukakan pendapat, kemudian memilih yang terbaik. Aku pikir itu terjadi karena hasrat ingin tahu yang tinggi membuat dia tak pernah tertinggal dari siapapun.
Dia juga, partner in crime yang baik, banyak kenakalan yang kami lakukan. Akh, sudah itu masa lalu. Dia juga mudah dipengaruhi, walau kadang-kadang terlihat bijak.
Seperti,.
Suatu malam yang dingin, angin berhembus kencang kami duduk di lepau nasi dekat pelabuhan. Hari itu dimulai dengan Mas Jaim yang bercerita bahwa ia sekarang memiliki standar lebih tinggi dalam memilih pendamping, ia tidak menyukai beberapa perempuan pilihan orang tuanya, yang menurutnya berada dibawah level dirinya, tak luput dengan bahasa bertele-tele, dan menjengkelkan.
“Jangan lupa bercermin!” Aku memasang wajah tenang, seperti biasa.
“Bukan begitu Tabib Pong? Tidakkah kau merasa bahwa memilih pasangan itu, kemudian menikah itu menjadi terasa sangat rumit?” Mas Jaim balik bertanya, aku sedang pun diam.
Barbarossa yang sedari tadi terdiam tiba-tiba bertanya, “Kalian berdua, kalau aku akan segera menikah, apa kalian ikhlas?”
Aku hanya diam, tapi Mas Jaim langsung menggeleng. Aku terkejut sedikit, lalu langsung menyadari bahwa jika Barbarossa menikah, akhirnya yang mewakili unsur Budjang dalam ABL hanya tinggal kami berdua.
“Jodoh itu jangan dipikirkan. Insya Allah dia akan datang dengan sendirinya.” Bahasa Barbarossa mengingatkan aku akan seseorang laki-laki yang sudah memiliki empat orang anak yang sedang menasehati anak-anaknya yang beranjak dewasa.
Sahabatku ini adalah seseorang yang amat mudah dibaca, gampang ditebak. Aku yakin, saat itu dia akan segera menikah. Dan waktu berjalan cepat menuju hari-hari itu.
(Tabib Pong)
|Status : Tidak Kawin|
V
Dia sebenarnya galau, aku tahu ketika ia bertanya, “Mister Big, kamu menikah usia berapa?” Aku menjawab dua puluh sembilan tahun. Terus dia bilang, dia juga harus kawin pada umur segitu juga, akhirnya kesampaian. Aku merasa dia sedikit tertekan, waktu itu dia dua puluh delapan.
Seperti yang kalian tahu, kami berdua adalah penjaga gudang beras kerajaan. Awal tahun lalu Barbarossa diangkat menjadi kepala gudang beras nomor 261, tempat kami bekerja. Otomatis aku memanggil dia “Pak Bos,” bercanda. Dan dia sangat kesal dengan panggilan itu. Kami sudah delapan tahun bekerja bersama di gudang beras ini, jadi aku adalah orang yang sehari-hari bersama dia, sangking terbiasanya bersama, aku lupa menjabarkan bagaimana keseharian sahabatku ini, secara umum biasa saja. Tidak ada yang luar biasa.
Oh ya, pernah satu kali aku mencicipi kopi dari gelasnya, “bedebah pahit sekali kopimu!”
Barbarossa menjawab, “ini namanya diet gula, bagus untuk mengontrol emosi apalagi menjelang pernikahan, pasti sarat emosi.”
Itu satu-satunya pengakuan yang dia lakukan, selebihnya dia berkata siap menjalani pernikahan. Itu pengakuan dia, padahal? Menjelang pernikahan Barbarossa lebih sering mencari cerita-cerita stensilan yang cenderung “panas” kemudian emosinya berubah dengan mencari tulisan-tulisan tentang khasiat puasa terutama puasa Senin-Kamis, aku merasa ada perubahan emosi yang simpang siur sahabatku ini menjelang hari pernikahan, melihat hal itu aku hanya tertawa kecil dalam hati. Katanya stabil, rupanya labil juga dia.
Hal ini tambah meyakinkan ketika Bunda Barbarossa, ketika bertemu aku dengan wajah riang gembira berkata anaknya menjelang pernikahan menjadi semakin sulit tidur dan makan sedikit saja. Barbarossa satu lagi, disamping kelakuan tidak jelas itu sangat dekat dengan orang tua, kelebihan itu membawa satu kegalauan lagi, ketika ia bertanya padaku. “Mister, bagusnya setelah menikah aku sewa rumah sendiri atau tinggal bersama orang tua?
Aku hanya tertawa, ada-ada saja sahabatku ini. Mungkin akibat terlambat kawin sih.
(Mister Big)
VI
Barbarossa itu laki-laki tidak jelas, dibalut dengan bahasa penjelasan. Ini bukan, itu juga bukan. Sekarang pun bukan seperti yang dia bilang dulu, tidak jelas dia. Aku heran dia bisa menjadi “Top Dog” di ABL. Seharusnya mereka memilih pemimpin yang lebih baik, contohnya aku!
Tapi, mungkin Barbarossa memiliki jari-jari imut yang membuat siapapun merasa nyaman dengan dirinya. Hahahahaha.
Sekian
(Tuan Takur)
VII
Dia terburu-buru menikah, dia panik. Apalagi setelah Penyair menikah, dia merasa terpotong oleh seseorang yang dia pikir tidak mungkin mendahuluinya. Aku pikir dia terburu-buru.
(Mas Jaim)
|Status : Tidak Kawin|
VIII
Pemimpin adalah orang yang menarik organisasi karena memiliki tugas penting, pemimpin harus selalu di atas dan melihat jauh ke depan. Ia mampu mengumpulkan anggota yang handal dan membentuk organisasi yang kuat. Ia harus menguasai masa lalu, melihat trend masa kini untuk terbang tinggi ke langit. Pemimpin harus aktif (virtue) dalam meraih keberuntungan, karena orang yang bersemangat dalam mencapai tujuan lebih disenangi keberuntungan (Fortuna).
Dalam hal mengenali kami semua, Barbarossa jelas memiliki keunggulan. Dapat dikatakan ia adalah tipe pemimpin yang baik, mungkin secara ide memang dia lemah, namun ia memiliki kelebihan dalam memanfaatkan ide orang lain dan memilih di antara ide-ide tersebut. Ia selalu mengasah kemampuan dengan terus belajar.
Barbarossa memiliki sifat menghargai pendapat orang lain. Membuka diri terhadap perubahan sekaligus mempertahankan nilai-nilai organisasi. Menerima kritik dengan lapang dada, serta mengajukan pendapat sesuai bahasa yang diinginkan oleh orang lain. Itu membuat dirinya tidak dibenci orang dan tidak membuat musuh baru.
Barbarossa si jenius? Kata cerdik lebih cocok disematkan kepadanya.
(Penyair)
IX
Langit bersih namun gelap, angin sepoi-sepoi berembus di udara. Awan keperakan melayang di atas pegunungan yang mengelilingi dirinya, tepi-tepinya kemilau akibat cahaya bulan yang bertengger di sela. Kabut suram merayap disepanjang kota, nyaris cukup tebal untuk menyembunyikan kaki-kakinya. Pagi pun datang, beberapa hari belakangan hujan deras mengguyur Bandar. Hari datang bersama mendung menggantung, selama setengah hari berikutnya cuaca berangsur cerah. Dan di hari itu Barbarossa menikah.
Hari itu istimewa, seharusnya. Acara diawali dengan sedikit kekacauan ketika Tabib Pong yang bertindak sebagai pendamping terlambat datang, sehingga digantikan sementara oleh Amish Khan yang pemberani. Ya, sangat pemberani sampai ketika Tuan Kadi berceramah ia ber-dadah dengan anggota ABL lain di sudut kanan. Syukur, tak lama kemudian Tabib Pong sampai dan maju kedepan mendampingi Barbarossa. Sampai ijab qabul selesai. Aman.
Musim hujan, namun hari itu menjadi cerah, semakin memanas ketika Tabib Pong ketahuan emosi dengan Tuan Takur yang berpakaian tidak layak, menurutnya seperti hendak ke lepau nasi. Tapi, akh Tuan Takur tidak peduli.
Pernikahan Barbarossa berlangsung sepi untuk seorang ketua Assosiasi Budjang Lapok yang namanya termasyur ke seluruh Bandar, menyisakan sebuah ironi. Penyair bersungut-sungut dan bertanya kemana sejawat lain di luar ABL, hampir tidak ada.
Tabib Pong berbisik pelan, “Barbarossa itu disukai semua orang, dia orang yang selalu ada untuk siapapun. Dia terkenal, tidak memiliki musuh. Kalau dipikir kurang apa coba? Sayangnya, dia tidak memiliki sahabat militan selain kita.”
Penyair terdiam.
Selanjutnya, hari berlangsung biasa seperti bukan sebuah hari istimewa kecuali bagi Barbarossa. Pagi di geser siang. Siang digusur sore. Dan, sore dengan cepat dilengserkan malam.
X
Malam itu. Semua anggota ABL menunggu Barbarossa di lepau nasi. Ia datang terlambat setelah membungkuk dan bergumam, “Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk segala kontribusi kalian dalam menyukseskan ijab Kabul dan acara pernikahan, aku cinta kalian semua.”
Professor Gahul berdiri menyalami. “Mengatakan cinta segala, tampaknya teman kita ini bahagia sekali.”
“Kalau tidak ada kalian semua, mana ada cinta itukan?” Kata Barbarossa, sambil tersenyum girang.
“Itu semua terjadi karena yang diatas, bukan? Bukan karena ABL. Takdir yang mempertemukan kau dengan Mas Jaim.” Olok Amish Khan.
“Jiah, kok Mas Jaim dibawa-bawa. Aku mau cabut dulu ne bentar, mau menjemput pengantin.” Kata Barbarossa, sambil beranjak bangkit. Ia mengucapkan selamat berpisah dan meninggalkan lepau nasi.
“Eaaa! Ahai! Asyik!” Laksamana Chen bertepuk tangan.
“Spartaacuuuus!!!” Teriak Tabib Pong kepada sosok Barbarossa yang menghilang dikegelapan malam.
Mas Jaim dan Penyair hanya diam.
“RIP Perlepauan.” Kemudian Tabib Pong bersuara pelan.
Dan benarlah kata-kata Tabib Pong tersebut, sejak Barbarossa menikah ia merasakan terputuslah rantai dunia Assosiasi. Kehilangan tokoh pemersatu yang mengenal mereka dengan baik, mengakhiri sebuah era. Hukum alam memang tak pernah basa-basi, dengan jujur dan tanpa kompromi, menunjukkan terkadang kita berakhir demi melanjutkan perjuangan dengan sebuah tujuan yang lebih besar.
XI
Salut dengan Barbarossa, saya pikir tipikal seperti dia akan lama menikah (tertawa), setahu saya dia pernah sangat mencintai seorang wanita dahulu dan hampir menikah. Tapi terkendala teknis dan segala tetek bengek dari pihak perempuan. Sehingga ia berani mengatakan, TIDAK. Untuk itu bisa dikatakan ia pernah patah hati.
Saya juga terkejut ketika dia punya niat menikah disaat saya pikir dia masih mengilai hedonisme dan anti kerumitan dan keseriusan. Tapi saya salut sebelum berumur tiga puluh dia menikah.
Dia suka memiliki pandangan yang agak keduniawian sedikit, atau pun sesuatu yang tabu dalam pandangan negeri Syariah seperti Bandar. Saya memang selalu menjadi komparasi dalam debat dia, pandangan politik saya jarang seiring dengan dia. Tapi dia bukanlah seorang pendendam.
Bagaimana pun, meski jarang bertemu kami selalu bersahabat. Karena punya dasar kawan lama sedari kecil, saya salut dengan dia. Meski punya konsep sekuler atau agak kiri sedikit. Kami sering sharing masalah agama (tertawa). Saat masa-masa sekolah kalau hujan lebat itu, maka orang yang saya jumpai di masjid kampung ya Barbarossa. Mungkin karena kami sama-sama menyukai tembakau, kenangan merokok ditempat wudhu masjid saat menunggu adzan Maghrib sesekali terjadi percakapan olahraga, agama sampai politik. Sebatang rokok saat itu sangat berarti (menerawang).
Dalam hal komunikasi tidak ada masalah meski kadang-kadang tensi naik karena perbedaan sedikit, tapi karena punya latar belakang sama sedari kecil tidak merusak persahabatan lama. Apalagi menjelang pemilihan pemimpin negeri kemarin. Itulah perbedaan paling besar dalam pandangan politik saya dengan dia. Kelebihan Barbarossa, dia sangat toleran dalam pergaulan, jago explorasi pendapat orang lain kemudian menterjemahkan kembali menjadi seolah sesuatu yang baru. Menghargai temannya dengan segala rutinitas keluarga masing-masing. Punya wawasan yang mumpuni.
Kekurangannya, suka mengolok-olok kadang-kadang di luar batas terhadap kawan yang lugu/unik seperti Mas Jaim saat ini. Pernah saya dengar dia pernah melakukan hal itu ketika sekolah, terhadap kawan-kawan lugu/unik disana, salah satunya Penyair. Dan pernah menyiksa kawan-kawan lugu/unik di sekolah. Begitulah kelakuan dia, ini bukan asumsi karena Barbarossa yang bercerita.
Terus dia malas belajar di sekolah, apalagi kalau di dalam ruangan. Padahal pintar (tertawa terbahak), cocoknya dia belajar di taman. Suka mengomentari dengan menjatuhkan sesuatu pendapat yang berbeda dengan dia, saya selama ini merasakan seperti itu.
Oh iya, dulu pernah kami bersama mempelajari bahasa asing, kami berdua berbeda dalam pandangan politik. Kalau dalam dunia perlepauan, persekolahan dan pergaulan seringlah kami bersama-sama. Ada banyak hal, dan itu kurang lebih menyenangkan. Ada banyak cerita, payah mengingat semua, terlalu banyak kenangan. (tersenyum lebar).
(Abuyan) (Tokoh Pendidikan di pedalaman Bandar, sahabat sekaligus lawan politik Barbarossa)
|Status : Kawin|
XII
Para anggota Assosiasi Budjang Lapok. Kebanyakan diantara mereka awalnya oleh sebahagian besar orang dianggap memiliki “Gejala stress yang gawat” membentuk sebuah perkumpulan gila. Pada tahun-tahun tersebut mereka telah memberikan apa yang mereka anggap sebagai tahun-tahun terbaik dari kehidupannya. Mereka memiliki kata-kata yang tajam, pembunuh kata yang terlatih, serta memiliki reaksi yang cepat dan keras. Segera, setelah itu sebagian besar dari mereka mulai membangun keluarga, mereka mulai membangun suatu kehidupan untuk diri mereka sendiri. Kita berharap mereka akan berhasil, terutama karena tekad, ambisi dan kerja keras, serta mengambil pelajaran dari apa yang telah mereka lalui.
Mereka adalah indvidu biasa, sehingga kelak seorang cucu akan bertanya kepada salah satu di antara mereka, “Kakek, apakah kakek tokoh utama dalam cerita ini?”
“Tidak,” jawab kakek, “namun saya berada didalam kesatuan yang terdiri dari mereka.”
Akhirnya kakek tersebut membiarkan air matanya tumpah, ia menangis terharu mengingat segala hal yang pernah dikenalnya. Namun seiring waktu, detak jantungnya melambat, dan matanya mongering, lalu kedamaian menyelubungi saat ia menatap ke depan. Ia mengenang hal-hal lucu, dan luar biasa yang pernah di alami bersama sahabat-sahabat terdekatnya, beragam hal campur aduk ia merenungkan kehidupan yang dimilikinya.
“Aku tak pernah sendirian,” katanya. Senyum merekah diwajahnya.
Butir-butir waktu tidak bisa dihentikan. Tahun-tahun berlalu entah kita menginginkan atau tidak. Tapi kita bisa mengingat. Apa yang hilang mungkin hidup dalam kenangan. Dan hidup pun berlayar, meluncur megah menelusuri sungai waktu bermandikan cahaya bulan menuju tempat nun jauh disana.
XIII
Saya menciptakan ASSOSIASI BUDJANG LAPOK, tapi keberhasilannya merupakan hasil usaha-usaha antusias teman-teman semua. Kalian mengetahui siapa kalian, dan saya berterima kasih!
Akhirnya, terima kasih khusus untuk tokoh dalam cerita ini, yang berani menghadapi apapun yang saya paksakan untuk mereka hadapi, dan tanpa kalian saya tidak akan memiliki cerita.
Semoga jiwa kalian tetap muda!
Salam
Tengkuputeh
Pingback: REALITAS ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | FROM KOETARADJA WITH LOVE
Pingback: KRISIS ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | FROM KOETARADJA WITH LOVE
Pingback: BERSATULAH ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: GEMPAR ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: TERLARANG ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: RAGA ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: BOIKOT ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: BERAI ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: KRISIS ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: RISAU ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: BAHAGIA ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: LALAI ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: CIDUK ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: UNDANGAN ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: DENDANG ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: BAYANGAN ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: KURANG ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: JAJAK PENDAPAT, ABL TERFAVORIT VERSI PEMBACA | Tengkuputeh
Pingback: BUKU ASSOSIASI BUDJANG LAPOK - TengkuputehTengkuputeh
Pingback: AKHIR ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: JAJAK PENDAPAT, ABL TERFAVORIT VERSI PEMBACA | Tengkuputeh
Pingback: NASIB ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh
Pingback: AKHIR ASSOSIASI BUDJANG LAPOK | Tengkuputeh