KEGUNCANGAN FILOSOFIS
”Dunia adalah nihil yang sangat indah.”
Di dalam sejarah, di luar surga, manusia harus siap kecewa, tapi mensyukuri apa yang fana. Kehidupan bukanlah berupa dongeng yang indah, dimana dalam sebuah pembebasan para tokoh Protagonis tak selamanya berhati murni dan memiliki akhlak mulia, terkadang kita harus melihat dengan mata kepala sosok-sosok oportunis dipuja sebagai pahlawan setelah revolusi selesai.
Ada saja manusia yang tidak siap batinnya melihat gerak dinamis dunia. Ada banyak pertanyaan muncul atas hal ikhwal, sebab musabab. Setiap kejadian yang melahirkan berbagai perasaan, pikiran berkecamuk berujung kepada kekosongan. Kebenaran menjadi sebuah ketakutan, sebagaimana pula ketakutan pada kebatilan, nihilisme.
Langit malam, padahal segelap ini. Apa yang kucari? Apa bisa menemukannya? Dimana?
Setiap orang harus memilih antara kebaikan dan keburukan sepanjang hidupnya, namun kehidupan tidaklah berupa hitam dan putih yang terkadang memaksa kita memilih jalan yang tak selamanya putih ataupun hitam. Hidup adalah kondisi, dimana lingkungan terkadang menempatkan orang baik di sisi jahat dan orang jahat di posisi baik.
Keguncangan itu menguncang, ketika mereka yang memperlihatkan kesucian tak putus mengunjing. Sedang mereka barbar semakin kuat, santun dan terdidik. Seperti hal yang dibekali aturan rinci dan baik semakin memperlihatkan kedurjanaan. Sedang para perampok kuno kini mulai mengkilapkan koin mereka dengan memberi sumbangan dimana-mana. Akan sangat menyenangkan apabila kejadian yang terjadi terbalik, tapi itulah kenyataan yang ada. Apa yang salah? Ketika mereka yang berkoar-koar tentang kebaikan berbuat kebusukan terbesar yang pernah ada. Sedang mereka yang diam, berbuat baik tanpa diketahui semakin hari semakin menyusut. Niat adalah awal mula, apakah kita semua melupakan tentang tata cara berniat baik, keinginan berbuat baik.
Ia tak berdaya mengelola masa lalu.
Tiap jagoan perlu ironi. Tiap kali seorang tokoh ditampilkan demikian perkasa, penting untuk ambil jarak. Jarak untuk berpikir lagi, dengan sedikit lelucon. Jarak untuk lebih arif. Ironi membuka pintu ke kearifan itu. Ironi
Orang bijak berkata, kehidupan seseorang layaknya sebuah buku. Bila ingin mengetahui segalanya kita tidak akan mampu bila hanya membaca satu halaman saja. Dan sebuah buku memiliki akhir, dan manusia tidak seperti makhluk lain yang hidup di muka bumi. Manusia menyadari bahwa suatu hari ia akan bertemu dengan sebuah fase yang dinamakan kematian.
Dunia ini tidak ada di buku dan peta. Ini di luar sana. Kau sendiri nanti akan punya banyak cerita, ketika kau pulang. Tidak, dan jika kau lakukan, kau takkan (pernah) sama lagi.
kami semua, tak takut akan gelap. Tapi aku cemas akan kelam. Gelap adalah bagian dari hidup. Kelam adalah putus asa yang memandang hidup sebagai gelap yang mutlak. Kelam adalah jera, kelam adalah getir, kelam adalah menyerah.
XXX
- Hantu; 20 Februari 2009;
- Malam Ini Biarkanku Menyendiri; 20 April 2009;
- Duhai Diriku Mengapa Engkau Bersedih; 13 Mei 2009;
- Cerita Tentang Masa Lalu; 1 Juli 2009;
- Memoar Romantik; 15 Juni 2010;
- Sang Maha Durjana; 18 Juni 2010;
- Pada Akhirnya Kita (Juga) Tak Paham; 19 Februari 2012;
- Sebuah Perjalanan Sebuah Cerita; 28 April 2012;
- Ketika Sekolah Usai; 6 Mei 2012;
- Sebuah Pusaka Untukmu Anakku; 2 September 2012;
- Fana; 14 Januari 2014;
- Lalai; 6 Agustus 2014;
- Akhlak; 13 Agustus 2015;
- Alim; 15 November 2015;
- Meniti Jalan Yang Lurus; 22 Maret 2017;
Pingback: SEBUAH KOTAK HITAM | Tengkuputeh
Pingback: PHILOSOPHICAL SHOCK | Tengkuputeh
Pingback: LELAKI TUA YANG MISKIN | Tengkuputeh