HUJJAH SENJA

Terkadang aku merasa telah kehilangan, segalanya. Mungkin, kita berpergian seperti orang lain, tapi pulang ke sebuah tempat yang tak ada.

HUJJAH SENJA

Sungguh ketika aku memandang pegunungan hijau disana, secara tak sadar menikmati sentuhan tanah yang keras di telapak kakiku, menghirup bau bukit dan pohon-pohon nun jauh disana. Aku tak sengaja memandangi sepucuk pohon, dan di depan mataku ia seakan-akan berubah menjadi perlambang kefanaan, perjuangan kami, kehilangan kami. Dan pada saat itu juga, aku merasa direnggutkan dari pohon itu, dan sebagai gantinya terlihat tanah kosong ke mana amarah dan rasa mengalir, masuk ketika merasa terlalu banyak harapan membebani. Membebani pundak ini, yang bahkan tak mampu tegak.

Terkadang aku merasa telah kehilangan, segalanya. Mungkin, kita berpergian seperti orang lain, tapi pulang ke sebuah tempat yang tak ada. Di situ seperti terungkap rasa sedih yang ditelan. Tempat yang tak ada itu justru begitu berarti, tempat yang tak hadir tapi dibentangkan tiap hari, bahkan dalam mimpi.

Terkadang ketika matahari tenggelam dibalik gunung, ketika cahayanya hilang perlahan. Merasakan gelap datang. Terlintas kutuk akan rindu, rindu yang teramat sangat akan sebuah hati, yang disakiti berkali. Tanpa permaafan, tanpa penyesalan, tanpa pilihan untuk kembali. Bahwa semua harapan yang pernah ada, tiada tersisa.

Selalu hidup sebagai hasrat, atau menghimbau seperti cakrawala. Setiap didekati ia menjauh, namun disanalah arah ditetapkan. Matahari terbit dan tenggelam dan terbit lagi, akan tetapi repetisi itu tak terasa rutin pada tiap harinya. Antara cita-cita, kemungkinan, ketergusuran, nostalgia dan sulitnya harapan.

XXXXXX

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kisah-Kisah, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.