PUISI
di bawah langit yang luas dan penuh bintang
akankah makam membiarkan aku berbaring
sebagaimana hidup sebagaimana kematian
akankan aku berbaring dengan kenang-kenangan
aku kadang-kadang membayangkan tidak akan merah
sebagaimana para syuhada yang dimakamkan berdarah-darah
hanya bunga air, yang ada di semua taman
ditaburkan pelan, indah lalu layu
yang gagal, kemudian menemukan kenangan manis
yang pernah tersandung, berjalan berhati-hati
yang tahu dimana harus menangis tanpa diketahui
yang mencoba tidak salah melangkah
meski jasad tertidur, jiwa terjaga
ikhtiar belajar dari pola-pola kesalahan lampau
kebenaran tak pernah menjadi anugerah tanpa
kesedihan dan kesalahan jiwa
sungguh aneh aku melihat aku
menjadikan malam ini menjadi sendu
lebih ganjil lagi aku merasa hidup ini
memiliki hutang untuk dibayarkan
layaknya samudera di pasir pantai
mengisi air dengan telapak tangan, seribu kali
dan kemudian air semua tumpah
pasir pantai kering, lautan terisi
ada banyak hal indah di langit
dan bumi van
melebihi mimpi-mimpimu, dan
atau filsafatmu
di puncak-puncak berhembus suasana damai
Bait Al-Hikmah,
8 Safar 1438 Hijriah bertepatan 8 November 2016
Pingback: SENANG BAGI MEREKA YANG BERPUNYA | Tengkuputeh