ANAK-ANAK

Untuk apa kita mengorbankan kebahagiaan? Hidup kita bukan milik kita.

ANAK-ANAK

Cerita tentang anak-anak terkadang bisa menyebabkan kita merenung. Anak-anak mengandung hal-hal yang mempesona. Jika ada kebebasan, yang tidak terikat pada tujuan, pamrih, target, itulah kebebasan sejati yang terdapat pada anak-anak.

 anak-anak bermain bola dalam rintik hujan

dalam nikmatnya kebersamaan

anak-anak bermain bola tanpa beban kesengsaraan

tanpa dibayangi ketakutan

anak-anak bermain bola dalam luasnya jagad raya

tanpa tabir kemunafikan

andai dunia seperti realita ini

alangkah indahnya

anak-anak pun bermain dan terus bermain

mari kita jadikan dunia ini damai seperti hati mereka

Tapi tak semua anak beruntung.

Pernahkah kita bertanya, seberdosakan apakah kita? Ketika memilih tidak berbuat.

Ada yang terbongkok-bongkok memikul kaleng minyak sepanjang jalan. Atau membujuk tamu dari lantai warung yang kotor agar suka mengupahnya untuk menyemir sepatu. Pantai dunia mereka sangat terbatas.

Anehnya mereka tak sendiri. Di seberang lain, di rumah-rumah bagus itu, tertimbun dalam kecermelangan plastik, elektronik, ada anak yang dikongkongi nenek, orang tua atau pesawat televisi.

Mereka tak lagi bisa bermain dalam arti sebenarnya. Waktu mereka telah direbut. Mereka tak lagi menciptakan mainan, dan nyanyian sendiri di bawah bulan. Mereka di-karbit oleh lagu, dan dunia orang dewasa.

Malam harinya kepayahan bekerja, atau pasif di depan televisi. Mereka harus menelan dunia orang dewasa, yang sebetulnya tak ingin anak-anak menyukai dunia mereka sendiri.

Pertanyaannya adalah, untuk apa mereka mengorbankan kebahagiaan? Padahal hidup mereka bukan milik kita.

Beberapa pemikiran lain:

  1. Tragedi Andalusia Mungkinkah Berulang; 30 Desember 2008;
  2. Lautan Yang Tersia-siakan; 23 Januari 2009;
  3. Hantu; 20 Februari 2009;
  4. Kekuatan Syair; 3 Maret 2009;
  5. Bukan Roman Picisan; 24 Maret 2009;
  6. Apalah Artinya Sebuah Nama; 13 Juli 2009;
  7. Jangan Melupakan Sejarah; 26 Juli 2009;
  8. Perjalanan ini; 18 Agustus 2009;
  9. Menulis Haruskah Pintar; 26 Oktober 2009;
  10. Menegakkan Keadilan; 3 November 2009;
  11. Batas; 22 Februari 2010;
  12. Manusia; 18 Maret 2010;
  13. Teori Kemungkinan; 14 Februari 2011;
  14. Generasi Yang Hilang; 17 April 2011;
  15. Apa Yang Machiavelli Lakukan; 1 Juni 2011;

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kisah-Kisah, Kolom, Literature, Mari Berpikir, Opini, Pengembangan diri, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to ANAK-ANAK

  1. Pingback: CHILDREN FROM HEAVEN | Tengkuputeh

  2. Pingback: AKHLAK | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.