
Sebaik apapun seorang lelaki (atau perempuan), tetap saja ada kebusukkan dan keburukkan didalamnya (begitupun sebaliknya). Maka jangan menganggap bahwa selamanya madu adalah manis, bisa saja ia menjadi racun yang membunuh.
TENTANG AKU, KAMU DAN KITA
“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya. Hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya.”
Sebagai makhluk manusia sangat likuid. Perubahan emosi mampu dengan sekejab memecah “kita” menjadi “kami” bahkan menjadi “aku”. “Aku” dalam bahasa latin berarti “ego”. Maka penyakit “keakuan” diberi nama egoisme.Pada dasarnya manusia adalah “zoon politicon” yang berarti makhluk sosial. Dalam arti manusia tak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain karena pada dasarnya manusia tidak tahan bila menghadapi kesepian.
Dan “aku” pun bukanlah hal yang statis. “Aku” yang berusia setahun tentu berbeda dengan “aku” yang berusia lima tahun dan begitu seterusnya. “Aku” bahkan tergantung ruang dan waktu, suasana hati dan lingkungan. Manusia dalam sekejap mampu berubah menjadi serigala kapan saja. Dan malaikat disaat tak terduga.
Filsafat adalah ilmu tentang fantasi. Fantasi manusia tentang dirinya, atau lingkungan sekitar. Dalam fantasi terdapat kesempurnaan. Namun kehidupan bukanlah merupakan fantasi karena ia adalah realita. Maka janganlah mengharapkan kesempurnaan pada diri manusia, karena akan kecewa. Fitrah manusia adalah lupa dan lalai. Untuk itulah selama ini nabi turun dikalangan manusia untuk mengingatkan kealphaannya.
Terkadang meski telah dewasa, “aku” pun harus belajar mengenal dirinya lagi. Agar “kamu” tak tersakiti. Agar “kami” menjadi “kita”. Agar kita hidup dalam dunia yang toleran. Agar tak ada yang tersakiti. Sekali lagi karena manusia ketika ia merasa terancam maka ia tak ragu menjadi serigala kepada manusia lainnya. Siapapun lawannya.
Sebaik apapun seorang lelaki (atau perempuan), tetap saja ada kebusukkan dan keburukkan didalamnya (begitupun sebaliknya). Maka jangan menganggap bahwa selamanya madu adalah manis, bisa saja ia menjadi racun yang membunuh
XXXXXXXXXX
ibarat mata koin, jika diputar tak selamanya dia jatuh di gambar yg sama.
Itulah hidup.
Kehidupan adalah interaksi sosial, dia tidak ceteris paribus.
Pingback: MANUSIA SEMESTA | Tengkuputeh
Pingback: TEORI KEMUNGKINAN | Tengkuputeh
Pingback: MAKNA NOSTAGIA | Tengkuputeh
Pingback: PADA AKHIRNYA KITA (JUGA) TAK PAHAM | Tengkuputeh