JOMBLO BUKAN BERARTI HOMO
Jomblo merupakan fenomena menarik untuk dibicarakan, dituliskan, atau hanya sekedar untuk diperdengarkan. Jomblo seolah-olah telah menjadi sebuah fenomena kontemporer yang berlaku saat ini. Dan wacana yang berkembang di dunia anak muda saat ini bahwa seolah-olah aib ketika seseorang pada kenyataannya men-jomblo.
Ada sebuah peristiwa baru-baru ini menggugah perhatian saya mengenai hal ini. Ceritanya begini, ketika berjalan kaki menuju kantor saya melihat dua orang anak SMU di atas sepeda motor melaju membuang sesuatu di jalan sambil tertawa cekikikan, dan oleh karena rasa keingintahuan yang besar saya pun memungutnya, ternyata yang dibuang adalah sebuah pin/bros dengan ukuran 5×5 cm. Tapi yang menarik adalah tulisan yang tertera diatas pin tersebut yaitu “JOMBLO BUKAN BERARTI HOMO”, saya tidak tahu mengapa dia membuang pin tersebut, mungkin saja pada hari tersebut ia telah memiliki seorang pacar sehingga ia tidak mau mengenakan atau bahkan hanya menyimpannya, entahlah tapi yang pasti pin tersebut saya simpan untuk kemudian saya bawa pulang.
JOMBLO BUKAN BERARTI HOMO, memakai psikologi terbalik berarti wacana yang berkembang saat ini di masyarakat bahwa seorang jomblo kemungkinan besar adalah seorang homo! Sebuah gejala yang sakit, fenomena yang memiriskan atau lebih tepat menyedihkan malah.
Saya pribadi banyak mengenal orang-orang yang memilih menjadi jomblo karena yakin itulah yang terbaik bagi diri mereka, mereka adalah orang-orang yang berani mengatakan JOMBLO ADALAH PILIHAN, meskipun jumlah mereka tidak banyak akan tetapi saya menghormati pilihan mereka dan pandangan picik yang beredar saat ini terasa sangat menyakitkan.
Menyikapi hal ini saya teringat perkataan seorang sahabat, ketika itu ia mengatakan “Seseorang yang menjaga kehormatannya niscaya Allah SWT akan lebih menjaga kehormatan orang tersebut”
Malam ini, disaat saya menulis tulisan ini entah mengapa pin tersebut membuat perasaan saya menjadi tidak enak sehingga saya merasa perlu menyimpannya. Didalam lemari.
Beberapa pemikiran:
- Manajemen Kritik; 18 September 2008
- Temukan Mentor Rahasiamu; 23 September 2008
- Sang Tiran; 15 Oktober 2008
- Yang Muda Yang Berguna; 22 Oktober 2008
- Lughat; 28 November 2008;
- Udik Invation; 15 Desember 2008;
- Membangun Tradisi Baru; 18 Desember 2008;
- Tragedi Andalusia Mungkinkah Berulang; 30 Desember 2008;
- Lautan Yang Tersia-siakan; 23 Januari 2009;
- Hantu; 20 Februari 2009;
- Kekuatan Syair; 3 Maret 2009;
- Bukan Roman Picisan; 24 Maret 2009;
- Menelusuri Sejarah Perang Salib; 30 April 2010;
- Apalah Artinya Sebuah Nama; 13 Juli 2009;
- Jangan Melupakan Sejarah; 26 Juli 2009;
He..he..he..
tahu aja Abu kalau saya JOMBLO
Hehehe…
Jomblo entu ndak buruk juga…
Jombblo itu kewajiban.
Jombblo itu kewajiban.
wkwkwkwkwkwkwkwk
Hehehehe, mungkin juga takdir….
Pingback: SEGALA SESUATU MEMILIKI ASAL MULA | Tengkuputeh
Pingback: ELAN PERTUMBUHAN | Tengkuputeh
Pingback: TOPENG | Tengkuputeh
Pingback: KENAIKKAN BBM SIKAPI DENGAN HARGA DIRI | Tengkuputeh
Pingback: BERPIKIR DAN BERTINDAK | Tengkuputeh
Pingback: MANAJEMEN KRITIK | Tengkuputeh
Pingback: BUKAN ROMAN PICISAN | Tengkuputeh
Pingback: BERSATULAH BANGSAKU | Tengkuputeh
Pingback: YANG MUDA YANG BERGUNA | Tengkuputeh
Pingback: LUGHAT | Tengkuputeh