DIATAS PUING-PUING

Didalam mata-mata yang lelah menangis

DIATAS PUING-PUING

Aceh Lon Sayang

 

Adakah yang tersisa dilangkah kita

Sekian lama terlempar jauh dalam keangkuhan

Menyaksikan puing-puing harapan terkubur

Siratkan dasyatnya taufan badai menjelma

 

Roman lalu masih membekas

Tinggalkan bait-bait elegi berwarna kebencian

Nista amarah menjadi satu dengan kepedihan

Rangkaian makna bertemakan duka

 

Didalam mata-mata yang lelah menangis

Di tangga penantian rapuh termakan usia

Mengharapkan kembalinya keberanian kita

Untuk mengakhiri ini semua

 

Banda Aceh, Senin 25 Februari 2002

Unknown's avatar

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Cuplikan Sejarah, Kisah-Kisah, Literature, Puisiku and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

4 Responses to DIATAS PUING-PUING

  1. Pingback: SEMINGGU SETELAH TSUNAMI ACEH | Tengkuputeh

  2. Pingback: MENGUNCI MALAM | Tengkuputeh

  3. Pingback: PENANTIAN | Tengkuputeh

  4. Pingback: JEJAK LANGKAH | Tengkuputeh

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.