MEMOAR HATTA TENTANG PIAGAM JAKARTA

Mohammad Hatta Memoir; Penerbit Tinta Mas Jakarta; Cetakan-1; 1979

Mohammad Hatta Memoir; Penerbit Tinta Mas Jakarta; Cetakan-1; 1979

KESAKSIAN HATTA TENTANG BERUBAHNYA PIAGAM JAKARTA MENJADI PANCASILA

17 Agustus 1945. Hari sudah sore, Muhammad Hatta mendapat telepon dari Nishijama, pembantu Admiral Maeda, yang menanyakan apakah ia (Hatta) mau bertemu seorang opsir. Hatta mempersilakan, opsir tersebut memberitahu bahwa wakil Protestan dan Katolik, berkeberatan terhadap bagian kalimat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar, yang berbunyi: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Mereka mengakui bahwa kalimat itu tidak mengikat mereka, hanya yang beragama Islam, tetapi tercantum kalimat tersebut dalam dasar yang menjadi pokok UUD berarti mengadakan diskriminasi terhadap golongan minoritas, dan jika itu ditetapkan, mereka lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia.

Hatta menjelaskan, bahwa itu bukan diskriminasi. Sewaktu menetapkan Pembukaan UUD itu, Mr. Maramis (wakil Kristen) ikut dalam panitia Sembilan, tidak mempunyai keberatan apa-apa dan pada tanggal 22 Juni 1945 ikut menandatangani. Waktu itu Mr. A.A Maramis cuma memikirkan, bahwa kalimat itu hanya untuk rakyat Islam dan tidak mengikat agama lain. Karena opsir tersebut berkeras. Hatta terbayang, apakah Indonesia merdeka yang baru saja dibentuk akan pecah kembali? Maka ia berjanji, besok hari dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan akan mengemukakan masalah yang penting tersebut.

Hatta, mengangap ini merupakan masalah serius. Esok paginya tanggal 18 Agustus 1945, sebelum sidang bermula. Ia mengajak wakil-wakil Islam dalam PPKI. Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku Muhammad Hasan mengadakan suatu rapat pendahuluan untuk membicarakan masalah itu. Supaya bangsa Indonesia tidak pecah. Dalam Memoir Mohammad Hatta yang diterbitkan PT. Tintamas Indonesia tahun 1979 (Halaman 458-461) Hatta tidak merinci detil percakapan mereka, namun mereka sepakat menghilangkan bagian kalimat yang menusuk hati kaum Kristen itu dan mengantinya dengan “Ke Tuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan yang disetujui kelima orang tadi, yang disebut Hatta sebagai “Toleransi pemimpin-pemimpin Islam” disetujui secara bulat oleh sidang lengkap PPKI. Sesudah itu dilanjutkan dengan pembahasan UUD seluruhnya dengan mengadakan sedikit perubahan di sana-sini yang tidak prinsipil. Yang prinsipil hanyalah perubahan dalam Pembukaan yang tersebut tadi, yang diterima dengan suara bulat.

Dan sejarah Republik Indonesia pun berlanjut.

Sumber Mohammad Hatta Memoir; Penerbit Tinta Mas Jakarta; Cetakan-1; 1979

Toleransi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah n (noun) pada point 1 sifat atau sikap toleran : dua kelompok yang berbeda kebudayaan itu saling berhubungan dengan penuh -2 batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan ; -3 Penyimpangan yang masih diperbolehkan.

SEJARAH INDONESIA

  1. Bukan Roman Picisan; 24 Maret 2009;
  2. Generasi Yang Hilang; 17 April 2011;
  3. Mengenang Bung Hatta Seorang Pemimpin Teladan; 16 Agustus 2013;
  4. Fatwa MUI Tentang Perayaan Natal Bersama Tahun 1981; 18 Desember 2014;
  5. Nasihat Sam Ratulangie Kepada Pemerintah Kolonial Belanda Terkait Serikat Islam; 16 November 2016;
  6. Riwayat Sarung; 9 Januari 2017;
  7. Nasihat-Nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda (1889-1936); 14 Agustus 2017;
  8. Sejarah Jong Islamieten Bond; 24 Oktober 2017;
  9. Pemberontakan Kaum Republik Kasus Darul Islam Aceh; 17 November 2017;
  10. Kebijakan Politik Islam Oleh Snouck Hurgronje Sebagai Saran Kepada Pemerintah Hindia Belanda Untuk Menghancurkan Kekuatan Islam Di Indonesia; 25 Juni 2018;
  11. Edisi Khusus Seri Pahlawan Nasional Prangko 100 Tahun Cut Nyak Dhien; 8 Agustus 2018;
  12. Watak Berperang Bangsa Indonesia Berbagai-Bagai Daerah Suatu Perbandingan; 10 September 2018;
  13. Teuku Nyak Arief Seorang yang Tulen Berani dan Lurus sebagai Rencong Aceh di Volksraad; 17 Oktober 2018;
  14. Catatan Sejarah Rantai Babi atau Rante Bui dalam Tulisan yang Disusun Kolonial Belanda; 26 Oktober 2018;
  15. Penemuan Arca Kepala Alalokiteswara Sebagai Jejak Keberadaaan Peradaban Agama Budha di Aceh; 18 November 2018;

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Buku, Cuplikan Sejarah, Data dan Fakta, Kisah-Kisah, Kolom, Review and tagged , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to MEMOAR HATTA TENTANG PIAGAM JAKARTA

  1. Pingback: SEJARAH JONG ISLAMIETEN BOND | Tengkuputeh

  2. Pingback: SEJARAH JONG ISLAMIETEN BOND | TengkuputehTengkuputeh

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.