SELUBUNG IMPRESSI
Kenapa asap rokok tak pernah kembali ke rokok? Mengapa molekul saling berjauhan satu sama lain? Kenapa tetesan tinta tak pernah kembali? Karena alam semesta berkecenderungan berevolusi semakin kacau, berhubungan dengan panah waktu, hasil perluasan alam semesta. Apa jadinya jika waktu bertemu dengan gaya gravitasi? Apakah yang terjadi pada waktu? Akankah berputar terbalik? Tidak ada yang tahu pasti jawabannya.
Sejujurnya, ini bukanlah kisah tentang seseorang yang minta dimaklumi atas tindakannya di masa lalu, bertahun ke belakang. Bukan karena seseorang itu memiliki super-ego, yang pertama tiba dengan penuh ambisi, cita-cita tinggi sekaligus tekanan dasyat. Ini adalah kisah tentang seseorang, ketika dihadapkan pada pilihan yang mustahil, saat satu-satunya gerakan yang ia lakukan adalah tidak bergerak. Sebelumnya, ia tak mampu memilih karena ia tak tahu apa yang akan terjadi. Kemudian meskipun ia tahu apa yang akan terjadi, ia masih tak mampu memilih.
Kehidupan ini adalah sekumpulan kemungkinan yang menjalin satu sama lain membentuk sebuah jalan-jalan pilihan bercabang baik yang disengaja maupun tiada. Ada kemungkinan bahwa kita tidak terlahir sebagai manusia. Atau pernah kita menghitung berapa rasio kemungkinan, bahwa kita adalah yang terpilih untuk dilahirkan. Dan mungkin kita pernah melalui satu, dua, tiga atau bahkan lebih peristiwa yang mungkin saja merenggut nyawa kita lebih cepat dari hari ini.
Seseorang mungkin saja tidak pernah bisa memilih beberapa kemungkinan seperti dilahirkan dimana, oleh siapa, kapan waktunya atau pun jenis kelamin. Namun ia mampu memilih beberapa hal seperti siapa sahabat, cinta, atau bahkan sekalipun musuh. Sering, dalam kehidupan hanya ada satu kesempatan memilih, jika buruk pun tetap harus dihadapi. Manusia tidak tergelincir karena bebatuan besar, melainkan karena kerikil.
Kedepan, mungkin lebih banyak kemungkinan. Dan bila dibayangkan mungkin akan membuat semua kemungkinan itu menjadi jelas atau mungkin semakin kabur. Seperti tidak dapat memilih dimana dan kapan meninggalkan dunia, namun setidaknya seseorang masih bisa memilih bagaimana kemungkinan-kemungkinan bagaimana menjalaninya. Masalahnya, manusia tidak bisa kembali ke masa lalu, karena itulah sangat sulit memilih. Ia harus membuat pilihan yang tepat, ditambah lagi, selama tidak memilih segalanya masih mungkin. Karena itu ia meragu, mungkin dan mungkin. Mungkin teori kemungkinan sulit terdefenisikan. Aku tak menemukan penjelasan lain atas keadaan ini, hanya itu kemungkinannya.
Ketika musim berganti. Aliran waktu yang sama masih terus mengalir. Terkadang tenang, terkadang menggelegak marah. Terkadang lebar bak tak terbatas, terkadang mengkerut diisap dinginnya musim dingin. Tapi ia terus mengalir, karena ia sang pemisah takdir.
Mungkin, penting meyakini semua pilihan kehidupan itu nyata, semua jalan adalah benar, semuanya bisa menjadi apapun dan sama maknanya. Kau tahu orang mengatakan, semua bisa diperbaiki pada akhirnya, meskipun buruk. Pengharapan, doa kita selaku manusia kepada “Ia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” adalah Khusnul Khatimah (Akhir yang baik).
XXXXXX
Luar biasa….
Terima kasih 😀
Pingback: THE CLOAK OF FATE | Tengkuputeh
Pingback: SEBUAH KOTAK HITAM | Tengkuputeh
Pingback: TEORI KEMUNGKINAN | Tengkuputeh
Pingback: LELAKI TUA YANG MISKIN | Tengkuputeh