MENENTANG TRADISI MEMANG TRADISI

Perang merupakan tradisi orang Papua dulu.

MENENTANG TRADISI MEMANG TRADISI

Orang sering mengatakan bahwa tradisi menghambat kemajuan. Yang salah sebenarnya adalah manusianya. Tidak ada orang yang bisa lepas dari masa lalu. Kalau anak muda menentangnya, itu juga bagian dari tradisi.

Orang yang berpegang teguh pada tradisi disebut konservatif, reaksioner atau beraliran kanan. Tradisi adalah hal “kuno”. Rasa tidak suka pada tradisi, menurut sosiolog Edward Shils dari Amerika Serikat, disebabkan oleh pendapat orang yang terperangkap dalam peraturan, dan pola peran yang ditentukan masyarakat, tidak bisa berkembang. Dengan kata lain, orang harus membebaskan diri dari tradisi dan menemukan diri sendiri. Kedengarannya bagus tetapi hal itu tidak mungkin. Tidak ada orang yang bisa membebaskan diri dari tradisi, yaitu sesuatu yang turun temurun, termasuk norma, sikap dan bahasa, pengetahuan, musik, mode bahkan monument, gedung dan pemandangan, mesin dan sebagainya. Tradisi tidak perlu tua, walaupun pada umumnya tradisi muda misalnya muncul di sekolah.

Beda antara di negara maju dan negara berkembang ialah bahwa pada suku tertentu, tradisi merupakan bagian dari dunianya. Orang yang tidak hidup menurut tradisi akan mengacau masyarakat. Lainnya halnya dengan negara maju. Kebanyakan orang-orang di sana mengangap tradisi sebagai rem kemajuan. Pendapat ini sering benar.

Itulah yang terjadi sampai abad ke 16. Tulisan-tulisan dalam kitab kitab suci serta karya para ilmuwan Yunani dan Romawi dianggap sebagai kebenaran mutlak. Tidak ada orang yang mencoba menelitinya. Mungkin itu disebabkan ajaran Aristoteles (384-322 BC). Menurut Aristoteles, orang tidak akan bertambah pandai dengan melakukan eksperimen. Orang bisa mengetahui rahasia alam dengan berfilsafat.

Dalam bidang kedokteran, ahli Yunani dianggap paling hebat adalah Hippocrates (abad ke 4 sebelum Masehi). Teorinya dikembangkan oleh filsuf Yunani lain, yakni Galenus (abad ke 2 Masehi) yang tinggal di Roma. Menurut Hippocrates, dalam tubuh yang sehat terdapat keseimbangan antara empat cairan tubuh yaitu empedu hitam dan putih, lendir dan darah. Orang sakit kalau keseimbangan cairan itu terganggu. Dari situlah lahir kebiasaan mengeluarkan darah orang sakit.

Tradisi dan kemajuan

Ignaz Semmelweis (1818-1865) harus berjuang keras mengakhiri keadaan tidak steril di dunia kedokteran pada abad ke-19

Tradisi memang menghambat kemajuan. Ini terbukti antara lain ketika ahli kandungan, Semmelweis, ditentang habis-habisan. Ignaz Semmelweis (1818-1865) bekerja rumah sakit Wina. Ia sangat merisaukan para wanita yang meninggal sehabis melahirkan. Jumlahnya cukup banyak. Ia mengerti bahwa penyebabnya adalah kebersihan. Soalnya para dokter yang baru mengadakan pemeriksaan mayat, langsung bekerja di bagian kebidanan tanpa mencuci tangan. Sammelweis memerintahkan agar setiap orang yang bekerja di bagian sebelumnya harus mensucihamakan tangannya. Peraturan itu menurunkan presentasi kematian dikliniknya dari 12,24 menjadi 1,27. Tokh gagasan Sammelweis ditentang. Mungkin karena iri atau bertentangan dengan tradisi. Peraturan itu baru diterima secara umum dua puluh lima tahun setelah Semmelweis meninggal.

Perjuangan dalam bidang astronomi ternyata lebih sulit lagi. Di Eropa, dahulu orang berpegang teguh pada kitab suci. Orang yang berani mengatakan bahwa Bumi mengitari Matahari akan dihukum sebagai orang kafir. Menurut tradisi, Bumilah titik pusat alam semesta.

Seni patung di Mesir dibuat dengan bentuk yang sama paling tidak selama sepuluh abad.

Titik puncak dari keterikatan pada tradisi kuno adalah Mesir kuno. Selama ribuan tahun, Mesir tidak mengalami perubahan. Dasar kebudayaan Mesir sudah diletakkan sejak zaman pradinasti yaitu periode sebelum para firaun. (3200 sebelum masehi). Barang rumah tangga, patung, pedang, gedung dan lukisan menunjukkan persamaan gaya, sehingga mudah dikenali.

Seni gambar Nazi (Jerman) meniru simbol folklor bercirikan orang-orang tegap dan pirang, khas zaman kuno.

Ada juga kebudayaan yang justru melihat ke belakang, pada zaman Romawi, orang ingin kembali kepada kekerasan dan kemurnian Republik. Sedangkan humanis Italia abad ke 15 menganggap Yunani kuno sebagai masyarakat ideal.

Dalam film science-fiction mengambarkan keadaan jauh di depan. Umumnya selalu ada elemen Romawi, Yunani atau Mesir. Misalnya pakaian. Toko dalam film umumnya mengenakan toga Romawi dan helm mirip tutup kepala Tutankamon.

Mobil pertama yang dibuat oleh Karl Benz menyerupai kereta kuda

Kita bisa saja anti tradisi, bahkan menertawakan orang yang tradisional. Tetapi kenyataannya mobil abad ke 19 mirip dengan kereta karena pembuatnya memang pembuat kereta yang tidak bisa melepaskan diri dari tradisi. Bahkan perkembangan paling revolusioner dalam bidang teknik tidak bisa melepaskan diri dari tradisi., yaitu pengetahuan dan penelitian yang diperoleh sebelumnya.

Tetapi, kalau kita terlalu berpegang teguh pada tradisi dan tidak mau membuat perubahan, maka kemajuan kita akan terlambat. Hal itu bukanlah kesalahan tradisi, tetapi kekakuan kita sendiri. Berpegang teguh pada tradisi atau mencemooh tradisi sebenarnya, juga tradisi yang sangat tua.

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Cuplikan Sejarah, Data dan Fakta, Kisah-Kisah, Kolom, Mari Berpikir, Opini, Pengembangan diri, Reportase, Review and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

11 Responses to MENENTANG TRADISI MEMANG TRADISI

  1. Pingback: POLITIK ABU NAWAS | Tengkuputeh

  2. Pingback: KOPI, LEGENDA DAN MITOS | Tengkuputeh

  3. Pingback: MEMBELI KEBIJAKSANAAN | Tengkuputeh

  4. Pingback: WABAH MANUSIA | Tengkuputeh

  5. Pingback: PENUAI PAJAK DAN PERADABAN | Tengkuputeh

  6. Pingback: BAJAK LAUT PEMBERONTAK ATAU PEROMPAK | Tengkuputeh

  7. Pingback: MELANJUTKAN PERJUANGAN | Tengkuputeh

  8. Pingback: MENCARI JURUS PENANGKAL FITNAH, SEBUAH JURNAL ILMIAH | Tengkuputeh

  9. Pingback: GULA DAN SEJARAH PENINDASAN | Tengkuputeh

  10. Pingback: TRAGEDI JULIUS CEASAR | Tengkuputeh

  11. Pingback: MEMAHAMI MAKNA PENISTA | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.