KETIKA IBLIS MEMBUNUH SEJARAH

Lingkaran kebencian adalah api yang membakar diri sendiri dan orang lain

KETIKA IBLIS MEMBUNUH SEJARAH

Maka dengan mata nanar, tangan penuh darah ini aku membunuh sejarah, dengan tiada permohonan maaf. Maka telah kukunyah semua dalam amarah. Mata merah ini menyaksikan perjalanan zaman hingga muak akan segalanya. Dan tibalah saat untuk membunuh sejarah.

Maka rasakanlah tusukan tombak ini langsung ke ulu hatimu, duhai sejarah. Sejarah yang malang dan tanpa bersalah. Dan setiap pembalasan membutuhkan tumbal, maka merupakan aibmu yang terkoyak-koyak taringku. Sejarah aku akan hadir dalam pemakamanmu, sebagai tanda kebuasanku. Sebagai prasasti akan kegemilangan seorang durjana.

Sesungguhnya aku yang dikutuk dengan lantang, dipuja segala dengan malu-malu diseluruh belahan bumi, dikecam oleh segala kitab suci. Tiada hati ini akan peduli, hati ini berkitab suci yang lain. Lain daripada yang lain.

Dalam kematianmu sejarah, adalah sebuah pilihan mudah bagiku, duhai sejarah. Ketika aku memilih menjadi roh terkutuk yang berada disampingmu, ketimbang memasuki surga tanpamu.

 

“Sesungguh ketika raga terpenjara, pikiranku bebas mengembara. Mengunjungi negeri-negeri asing. Berperang disamping para Sultan, berunding dengan para kaisar, menunggangi kuda dipadang stepa Mongol, membelah rimba raksasa Afrika, dan memandangi selat Bophorus, atau bercengkrama ditaman kota Sevilla”

XX

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Cerita, Kisah-Kisah, Kolom, Puisiku and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

4 Responses to KETIKA IBLIS MEMBUNUH SEJARAH

  1. Fendy says:

    Baiklah …..
    Laukuan apa yang ingin kau kehendaki ketika masa perhitungan manusia masih ada
    Sungguh pada detik detik sangka kala di tiupkan, maka bermula perhitungan untuk mu akan akan engkau tunai kan.

    salam 😀

  2. Pingback: MENCARI BELERANG MERAH | Tengkuputeh

  3. Pingback: MANUSIA SEMESTA | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.