
Sejarah negeri ini dipenuhi dengan cerita romantik para heroik. Revolusi telah memanggil jiwa-jiwa anak bangsa menjadi syahdu dalam Indonesia Raya.
SEJARAH SYAHDU SEBUAH NEGERI
Sejarah negeri ini diawali dalam ruang pengap dan sempit, suatu hal yang memanggil adalah rasa kecintaan kepada negeri yang masih merupakan mimpi saat ini, yang dicita-citakan bernama Indonesia. Sejarah negeri ini dipenuhi dengan cerita romantik para heroik. Revolusi telah memanggil jiwa-jiwa anak bangsa menjadi syahdu dalam Indonesia Raya.
Itu dulu, alangkah celaka apabila masa lalu lebih baik dari pada sekarang. Para pendiri bangsa adalah orang-orang yang idealistis. Namun sekarang seolah tiada bekasnya. Penyakit di dunia ketiga yang paling kentara adalah ketika sebuah negeri yang mayoritas dihuni oleh orang-orang baik namun dipimpin oleh sekelompok orang yang berhati busuk.
Alangkah malang jika sebuah negeri diimpin oleh mereka yang suka berpura-pura, lain dimulut lain dihati. Namun kemalangan yang melebihi hal itu adalah kesediaan masyarakatnya menerima penipuan itu dengan ikhlas. Maka kemalangan apa yang mampu melebihi hal ini.
Negara kita pernah hanya menjadi cita-cita, dan akhirnya ketika terwujud ia selalu membawa harapan. Bahkan sampai hari ini. Yang kita rindukan adalah seorang pemimpin yang mampu membawa kita melalui ini semua. Sebaik-baiknya pemimpin adalah yang membawa harapan dan mampu mengejawantahkan dalam semangat menggebu.
Agustus ini, kita akan memperingati lahirnya sebuah bangsa. Sebuah Negara yang di bangun secara bersama oleh berbagai suku bangsa. Yang pernah terkoyak oleh berbagai konflik bahkan sejak sebelum berdiri. Kita adalah bangsa yang mengenal betul arti kata tumpah darah. Mengingat kemerdekaan di raih dengan banyaknya darah yang tumpah.
Agustus ini, jangan bicara tentang nasionalisme terutama dengan lantang. Karena kita sudah terbiasa melihat orang-orang berkata tentang nasionalisme dengan gegap gempita secepat angin berbalik arah mengkhianatinya. Mungkin, sebaiknya nasionalisme lebih baik dalam diam. Namun tulus.
Dirgahayu negeriku, Republik Indonesia.
XXXXXXXXXXXXX
Pingback: PENGULANGAN SEJARAH | Tengkuputeh
Pingback: MISI MENCARI ABU NAWAS | Tengkuputeh
Pingback: SEJARAH JONG ISLAMIETEN BOND | Tengkuputeh
Pingback: GENERASI YANG HILANG | Tengkuputeh
Pingback: PENYEBAB KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM | Tengkuputeh
Pingback: LAUTAN YANG TERSIA-SIAKAN | Tengkuputeh
Pingback: BUSUK | Tengkuputeh
Pingback: NGANGKANG STYLE | Tengkuputeh