1998
Dunia ini adalah dunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu. Dunia yang kotor tapi indah. Dan mungkin karena itulah aku jatuh cinta dengan kehidupan. Dan aku mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri dengan segala-galanya. Semua dengan kesadaran. Setelah itu rasanya menjadi lega.
Rasa bosan dan rasa sepi dari kehidupan seorang pemikir. Orang-orang tak mau mengerti perasaan-perasaan, kekecewaan-kecewaan. Mereka lupa di balik itu semua terdapat hati manusia yang penuh dengan kegelisahan, kemesraan dan kelemahan.
Dan memang kami sedang menipu diri sendiri masing-masing. Kami tidak dari kenyataan-kenyataan yang ada. Kami hidup dari harapan-harapan yang kami inginkan. Kami berpikir tentang mimpi-mimpi kami yang indah. Kalau kami gagal maka kami mulai menaksir-menaksir dengan kesibukan dan kesulitan emosional. Semua orang punya alasan-alasan sendiri. Tapi semuanya penipuan. Dan kami kami harus hidup dan menghadapinya.
Hari-hari itu, bahkan pada malam-malam. Mengatakan kebenaran, mengatakan kepada semua. Mendapatkan keduanya, atau tidak sama sekali. Berdiri tegak, atau gagal. Semua cita-cita akan hancur jika ia tergelincir dari tanganmu. Ini adalah saat-saat dimana tiada waktu untuk bercanda. Bisa jadi ada lubang dalam rencana. Tidak, bukan maksud apa-apa untuk menghindar meski hari ini aku bisa mengatakan aku tidak gagal dan jatuh. Namun aku juga tidak bisa mengatakan mencintai cahaya dalam kegelapan.
(Mungkin) mereka semua telah menjadi serigala-serigala tua yang lelah, mereka ingin ketenangan. Sedang aku adalah serigala yang gelisah. Yang masih ingin mengembara di hutan-hutan yang jauh, tapi juga merasa usia menahan di tiap hari. Sebuah dunia yang lain, dunia yang manis dan tak serius.
(Tapi) dunia ini lucu dan menyakitkan.
Pingback: LELAKI TUA YANG MISKIN | Tengkuputeh