MENCOBA MENAFSIR MAKNA MIMPI BURUK

Ketika malam datang, setan dan mimpi buruk mencari mangsa

Ketika malam datang, setan dan mimpi buruk mencari mangsa

MENCOBA MENAFSIR MAKNA MIMPI BURUK

Berbahagialah bila anda tidak pernah bermimpi buruk. Ada orang yang sering bangun ketakutan, sebenarnya tidur itu bukan suatu peristiwa yang gaib, pada tubuh manusia yang senantiasa tidak tidur, dan bagian inilah yang di dalam tidur bersikap dan berkedudukan di luar dugaan kita. Bagian ini adalah rohani.

Mimpi sendiri timbul pada seseorang yang sedang tidur. Menurut ilmu jiwa, mimpi itu peristiwa jiwa yang sederhana di luar kesadaran, yang tidak menimbulkan ingatan atau menimbulkan ingatan, akan tetapi tidak lengkap. Mimpi itu timbul pada keadaan setengah tidur atau apabila tidur tidak nyenyak. Tidur tidak mengizinkan adanya peristiwa jiwa yang sulit. Peristiwa disertai dengan perasaan mengejutkan, menakutkan atau menyedihkan, dinamai affecten, biasanya sukar lenyap dari pikiran kita, bahkan biasanya juga masih teringat di dalam waktu tidur. Karena sederhananya peristiwa ini, maka biasanya sedikit sekali atau sama sekali tidak ingat apa yang kita mimpikan.

X

Mengapa saya berbicara mimpi buruk? Beberapa malam belakangan (mungkin seminggu), saya (sering) terjaga di antara deras hujan menjelang shubuh dengan ketakutan, deras-deras hujan serta angin yang masuk dari sela-sela jendela memberikan ingatan sekilas, bahwa saya baru bertarung dengan sesuatu yang tak jelas. Entah menang atau kalah, samar-samar itu sangat tidak mengenakkan, bisa kitakan buruk.

Sebagai seseorang yang terlalu cepat membaca tulisan Sidmud Freud (Masa-masa SMP), wajar saya merasa kecewa pada diri sendiri (mungkin karena saya dulunya suka menertawakan orang yang bermimpi buruk dan menilainya sebagai kekalahan/ketertekanan mental), sebagaimana Freud mempergunakan isi impian-impian dari orang-orang yang diperiksa olehnya sebagai alat untuk mengetahui isi jiwa orang-orang tersebut, terutama isi dari pada gabungan pikirannya yang tertekan. Tapi saya sedang merasa tidak tertekan.

Saya mencari-cari, dan menemukan catatan-catatan yang pernah saya tuliskan di masa sekolah (syukur saya masih memiliki buku-buku catatan dari SMP sampai SMA), entah dari mana saya mengutip saya menulis, “kehebatan karakter seseorang tidak ditentukan ketika ia menang, akan tetapi di saat dia kalah.” Tokh, saya menulis itu ketika (mungkin) baru mengalami “kekalahan besar” yang pertama kali. Tersenyum, saya dulu lucu sekali ya. Dan juga sangat kurus!

Tapi hidup tidak berhenti disitu, di umur tiga puluh dua, saya membawa sejarah banyak kemenangan dan kekalahan besar dan kecil, hidup tidak sesederhana ketika berumur enam belas tahun. Hidup telah memperjumpai dengan berbagai pertentangan/kejadian berupa tesis dan antithesis yang menghasilkan sintesis berulang. Itu mempengaruhi rohani.

Ada apa dengan rohani? Menurut R. Paryana Suryadipura (Pemimpin Rumah-Sakit Semarang) dalam bukunya Alam Pikiran cetakan ke-2 tahun 1961. Rohani  terdiri dari kelompok bion-bion yang menjelmakan hasil penginderaan, pikiran dan amal perbuatan, maka pekerjaan rohani di dalam tidur itu terpengaruh oleh pikiran-pikiran dan hasil tangkapan pancaindera yang paling akhir, sebelum jasmani tidur. Pikiran-pikiran ini mencari jalan mengadakan atau untuk dijadikan amal perbuatan. Oleh karena jasmani tidak dapat digerakan dalam tidur, maka kelompok bion-bion yang bergerak kian-kemari ini, mengadakan amal perbuatan di alam yang abstrak, yang dinamai mimpi.

Saya percaya (sekarang) bahwa rohani bertumbuh, meski lewat menang, seri atau kalah sekalipun. Tergantung manusia memanfaatkan momentum tersebut untuk memperkaya jiwanya. Apabila kita mengingat hakekat rohani menurut hipotesis serbatenaga, sebagai susunan bion-bion, maka kita dapat mengerti, bahwa bagian ini tidak perlu makan dan tidur, akan tetapi dapat hidup abadi. Secara simpel pikiran yang timbul antara kita tidur dan bangun itulah pikiran yang dapat mempengaruhi rohani kita.

Terus terang saya tidak menyukai bermimpi buruk. Pertama, itu menganggu tidur (tapi ini bukan sebab utama). Kedua (merujuk kepada Freud dkk) katanya orang yang secara teratur mimpi buruk adalah orang yang peka, cepat tersinggung dan banyak merasakan ketidakcocokan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sulit bergaul dengan orang “normal”. Tapi katanya juga, mereka yang memilih pekerjaan kreatif sering bermimpi buruk. Apa macam.

Namun penelitian di zaman modern justru menafikan itu semua, penelitian lanjutan (setelah saya membongkar buku-buku saya yang terbatas, saya menemukan di bundel Majalah Sigma tahun 1987) bahwa tidak selamanya dugaan Freud benar (berarti kadang-kadang benar dong). Orang artistik memang suka bermimpi buruk, tetapi tidak semua artistik bermimpi buruk. Jadi jika anda (atau saya) bermimpi buruk, itu (mungkin) bukan pertanda apa-apa.

X

Maafkan jika saya meracau akibat mimpi buruk, yang mengakibatkan terbangun dari tidur. Tapi ada hal yang sukai dari mimpi-mimpi buruk ini. Ia kerap terjadi di kala hujan yang turun menjelang Shubuh, hujan dengan segala keromatisannya adalah hal yang tak bisa ditebak. Ia meruntuhkan kesombongan manusia yang mencoba memetakkannya, dengan ramalan cuacakah, atau prediksi bulan turunnya. Mungkin hujan itu, sebagaimana mimpi buruk ini, sengaja dikirimkan Tuhan untuk melunturkan kesombongan manusia, dan itu (bisa) jadi saya.

(Dasar!) Sok Bijak lu!!! Hahaha,.

X

About tengkuputeh

Cepat seperti angin // Tekun seperti hujan // Bergairah seperti api // Diam seperti gunung // Misterius seperti laut // Kejam seperti badai // Anggun seperti ngarai // Hening seperti hutan // Dalam seperti lembah // Lembut seperti awan // Tangguh seperti karang // Sederhana seperti debu // Menyelimuti seperti udara // Hangat seperti matahari // Luas seperti angkasa // Berserakan seperti debu //
This entry was posted in Kisah-Kisah and tagged , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

7 Responses to MENCOBA MENAFSIR MAKNA MIMPI BURUK

  1. Pingback: FINDING OUT THE MEANING OF NIGHTMARES | Tengkuputeh

  2. Pingback: SEGALA SESUATU MEMILIKI ASAL MULA | Tengkuputeh

  3. Pingback: PENUAI PAJAK DAN PERADABAN | Tengkuputeh

  4. Pingback: PENYEBAB KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM | Tengkuputeh

  5. Pingback: SANG TIRAN | Tengkuputeh

  6. Pingback: MENCARI JURUS PENANGKAL FITNAH, SEBUAH JURNAL ILMIAH | Tengkuputeh

  7. Pingback: MEMAHAMI MAKNA PENISTA | Tengkuputeh

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.