Manusia siapapun dia pasti merindukan kembali, tempat darimana ia berasal. Dimana ia diterima dengan tangan terbuka dengan hanya menjadi dirinya sendiri. Pulang memiliki makna yang dalam, kata “pulang” menandakan akhir dari perjalanan. “Setinggi-tingginya burung terbang niscaya (rindu) akan kembali ke sarang”
BILA AKU PULANG
Belum banyak berubah keadaannya
Pada jalannya, pada bangunannya, pada kerinduan ini
Dan pohon-pohon asam berbaris rapi
Bersama arak-arakan sapi menuju saberang
Semua menyatu dalam jalan-jalan kota
Raungan bus serta gemuruh jantung timpa menimpa
Hiraukan kemana akar sepi ini bermuara
Seperti belasan kota dan puluhan kampung terlampaui
Lalu celah-celah bayangan indah itu muncul kembali
Seolah-olah terbersit kenangan-kenangan lain
Bahwa semua telah dialami
Dan sekarang saatnya menuju perhentian terakhir
Aku berada dipersimpangan masa lalu dan sekarang
Ingin kuhirup udaranya dan membisikkan “Aku pulang”
Sekali lagi kembali seperti dulu, dulu sekali
Untuk sejenak melepas beban kepenatan
Banda Aceh, 11 Desember 2007
Diakhir cerita, kepada semuanya selamat kembali pulang…
Pingback: PENANTIAN | Tengkuputeh