
Setiap pertambahan umur, jika dikaji secara mendalam adalah pengurangan, kita semakin mendekati kematian.
33
“Berapa usia kalian sesungguhnya? Kurangi dengan tidur, jika kalian tidur sehari 8 jam. Maka sesungguhnya usia kalian hanyalah 2/3 (dua per tiga) dari yang tercatat. Jika sekarang usia kalian 18 tahun, maka sesungguhnya kalian masih berumur 12 tahun!”
Abu sedang makan indomie goreng basah di tepi pantai ketika mendengar orasi orientasi mahasiswa, Teknik Arsitektur kalau tidak salah, dari jauh terlihat senior bertopi kupluk, sedang berpidato di podium. Wajar, arsitek adalah kerja siang-malam, jadi tidur adalah penghalang produktivitas mereka. Para mahasiswa sedang mengikuti proses indoktrinasi, cangkang pikir anak sekolah menengah sedang dicoba pecahkan, untuk melahirkan pola pikir baru, mahasiswa. Di pondok tepi pantai itu, Abu tersenyum seraya menghirup air kelapa muda. Kejadian itu terjadi, lebih dari satu dekade lalu.
Apakah kebetulan, ketika hari ini Abu berumur 33 tahun teringat pada kejadian tersebut. 2/3 dari 33 tahun berarti 22 tahun! Lha, tidak semudah itu hitung-hitungannya. Manusia, lahir, hidup dan mati. Tiap kelahiran jika dipikirkan dengan seksama, hanyalah suatu kebetulan. Dengan ratusan juta sperma yang berenang dengan buta dalam kegelapan, sungguh amat kecil kemungkinan seseorang bisa menjadi apa adanya kini. Dari semua yang berjejalan di alam semesta, berapa banyak yang memang direncanakan? Bertanya-tanya, merasa melayang karena kecapekan mendapati dirinya merenungkan kebetulan-kebetulan yang telah menjadikan mereka ada.
Untuk seorang pria yang telah mengalami banyak misteri kehidupan, salah satu misteri terbesar yang masih belum Abu ketahui. Adalah mengapa beberapa orang datang ke dalam kehidupan kita. Mengapa beberapa orang pergi, dan lainnya menjadi bagian dari kehidupan. Beberapa persahabatan seolah akan bertahan selamanya. Dan yang lainya berakhir terlalu cepat. Tidak setiap persahabatan dimaksudkan untuk bertahan seumur hidup, yang bertahan selamanya adalah sakit ketika seseorang hilang. Persahabatan disini tidak hanya sebatas antar sesama teman. Ayah, ibu, nenek, kakek, nenek, makcik, pakcik dan lain-lain, memang semua terhubung melalui hubungan darah, namun persahabatan membuatnya menjadi lebih indah.
Setiap pertambahan umur, jika dikaji secara mendalam adalah pengurangan, kita semakin mendekati kematian. Akan ada banyak rintangan menghadang di tahun-tahun ke depan, akan ada banyak kehilangan, ditinggal pergi atau meninggalkan, dan karakter seseorang tidak ditentukan dari cara mereka menikmati kemenangan, tapi dari cara mereka menghadapi kekalahan, tidak ada yang dapat membantu kita melewati masa kelam selain iman kita.
Cahaya membuat manusia bisa melihat benda. Tapi, kita masih disesatkan ilusi meski berada dalam cahaya. Yang terpenting bukanlah cahaya. Tapi kegelapan, dari kegelapan kita mencari cahaya. Justru kita perlu bermimpi, karena mimpi itu yang menentukan perjalanan. Mimpi itu yang mengubah manusia. Tapi tanpa mimpi, tanpa cita-cita, orang tidak akan kemana-mana.
Di usia tiga puluh tiga ini, Abu teringat sebuah peribahasa. Dunia itu wajib (dijalani), meninggalkannya haram, sedang meyakininya syirik. Duhai dunia…
Pingback: SEGALA SESUATU MEMILIKI ASAL MULA | Tengkuputeh