
Aku ingin, dia adalah satu-satunya yang aku cintai seumur hidupku, aku akan berusaha memberikan yang terbaik dari diriku untuknya, sampai hari dimana aku akan meninggalkan dunia ini.
MENIKAHI PUTRI ANDA
Tuan, sedikit banyak aku tidak menyangka, akan berada pada titik ini. Jika ada yang bertanya akankah ini terjadi enam belas tahun lalu, tahun dimana aku pertama mengenal puteri anda. Aku akan tertawa, menertawakan seraya menggelengkan kepala, tidak mungkin.
Iya Tuan, kami sudah lama saling mengenal. Enam belas tahun lalu, di Sekolah Menengah Pertama kami pernah sekelas. Tapi Tuan, seingatku, ketika aku mencoba menggali dalam ingatan kebelakang, hanya sekali berbicara. Hanya sekali, dalam tahun itu. Dua kali aku mengingat, dia menertawakan aku, pertama ketika menabrak papan tulis dan kedua ketika aku gugup karena dipaksa guru menyanyi di depan kelas, pelajaran kesenian. Hanya itu, yang dapat aku ingat Tuan.
Puteri anda tuan, adalah bintang bersinar. Di kelas itu, dan aku yakin begitu pula keadaan seandainya, dimana pun ia berada. Ia adalah salah satu perempuan tercantik, terbijaksana yang aku kenal, berada dijajaran terbaik.
Tahun-tahun itu Tuan, bukan tahun terbaikku. Cukup, aku mengingat, dan tidak bercerita banyak, bahwa saat itu sebagai saat aku tidak menjadi protagonis. Kelak, ketika aku merasa lebih baik, mendapati kenyamanan hidup. Aku berharap tidak lupa. Aku berharap tidak amnesia. Aku (pernah) bukan siapa-siapa.
Aku pikir, jalan Tuhan sering kali ajaib, tapi tetap sangat alami. Hal-hal paling ajaib terjadi akibat hukum alam dan kejadian sehari-hari yang meliputinya sungguh sangat menakjubkan. Semakin banyak hal yang telah kita perbuat, kita (manusia) semakin kuat.
Jadi Tuan, sedikit banyak aku merasa gugup. Berada disini, hari ini. Masih mencoba mengira-gira apa yang sesungguhnya ingin aku katakan, untuk menyakinkan Tuan. Besok, ketika kita berjabat tangan, mengucapkan janji, akad, ijab qabul, dari puteri tertuamu, Tuan.
Dia adalah segalanya, menikahi putri anda, menjadikan dia sebagai istri. Aku ingin, dia adalah satu-satunya yang aku cintai seumur hidupku, aku akan berusaha memberikan yang terbaik dari diriku untuknya, sampai hari dimana aku akan meninggalkan dunia ini.
Tuan, jangan khawatir aku akan memperlakukan ia dengan buruk. Meski di saat paling marah sekalipun, aku akan berusaha bersikap yang terbaik, berusaha untuk menjadikan keadaan menjadi lebih baik, sampai maut memisahkan kami.
Ini adalah waktunya, saya sudah mempersiapkan diri, aku berjanji padamu Tuan dengan seluruh hati akan aku berikan. Di mulai besok, pada hari saya menikahi putrimu.
Koetaradja, 14 Mei 2014
terharu….
minggu lalu, 18 mei 2014 sahabatku di sini juga menikah.
selamat wahai sodaraku…. turut berbahagia…
Terima kasih sahabat, terima kasih.
Pingback: NUN | Tengkuputeh
Pingback: ODA SEBATANG POHON | Tengkuputeh
Pingback: SENANG BAGI MEREKA YANG BERPUNYA | Tengkuputeh