
Sepakbola adalah hal menakjubkan lain di dunia setelah cinta. Ia mampu membuat dunia menjadi tanpa batas dan sekat.
KOMUNITAS TIFOSI
Hal yang paling menakjubkan di dunia adalah cinta, karena cinta kehidupan dapat berjalan. Sepakbola adalah hal menakjubkan lain di dunia setelah cinta. Ia mampu membuat dunia menjadi tanpa batas dan sekat. Menggelorakan andrenalin dan mendatangkan kegembiraan maupun kesedihan dalam sebuah episode. Tak heran apabila sepakbola menjadi olah raga yang paling digemari di muka bumi. Perlu diketahui bahwa jumlah anggota FIFA lebih banyak dari pada Negara yang menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa. Calcio yang dari bahasa Italia berarti sepakbola telah merambah dunia.
Dalam konteks lokal, masyarakat Aceh sangat menyenangi kopi dan sepakbola tentunya. Tak heran bila kegemaran akan Kopi bersinergi dengan kecintaan akan sepakbola, dimana hampir setiap malam bila ada pertandingan sepakbola, maka warung kopi dengan layar lebar tersaji akan riuh akan para pencinta bola. Hal ini didukung baik televisi swasta maupun televisi berbayar menayangkan berbagai liga. Baik itu liga domestik yaitu liga Indonesia. Maupun liga dunia lain, Liga Champions, Liga Eropa, Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Inggris dan lain-lain.
Salah satu fenomena yang menarik dicermati saat ini adalah marak munculnya Fans Klub sepakbola di Provinsi Aceh. Berbasiskan klub lokal maupun Internasional, dimana para pencinta sepakbola mengorganisasikan diri membentuk sebuah komunitas, sesuatu hal yang beberapa tahun kebelakang merupakan hal yang belum pernah terjadi.
Fenomena sosial ini merupakan dampak dari perkembangan zaman tekhnologi informasi dan tekhnologi. Jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter memberikan kontribusi yang besar terhadap arus pengelompokkan massa yang massive dan terstruktur tersebut. Dengan segera klub-klub domestik memiliki basis massa supporter yang loyal, Persiraja dengan SKULL, PSAP dengan LAN dan PARR, PSLS dengan Pasman, PSBL dengan Brutal. Begitupun dengan Liga dunia, AC Milan, Internazionale FC, AS Roma, SS Lazio, Juventus FC dari Italia. Kemudian MU, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Manchester City dari Inggris. Dari Spanyol ada Real Madrid dan Barcelona. Dengan segera klub-klub yang jauh letaknya secara geografis memiliki cabang fans disini. Dan dunia terasa semakin dekat.
Betapa kita mengingat masa lalu, sebelum terbentuknya komunitas pencinta sepakbola di Provinsi Aceh. Para pencinta sepakbola merupakan individu-individu yang tidak saling mengenal dengan masing-masing aktivitas, ada saat-saat dimana mendukung tim kesayangan sendiri dirumah, di stadion atau merasa sendiri diantara keriuhan warung kopi. Dengan adanya komunitas mampu membaur dalam sebuah kekeluargaan. Dan mengentalkan idealisme terhadap sepakbola. Tentunya gelora seseorang akan berlipat ganda apabila ia berkelompok, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial.
Sebagaimana dalam sebuah kompetisi yang selalu bersaing, saling melemparkan Psywar terhadap lawan tak pelak terkadang timbul gesekan-gesekan antar sesama fans klub tersebut. Kata-kata menusuk tak dapat dihindari antara sesama fans klub, menjadikan aroma kompetisi menjadi lebih seru, dan tak berhenti disini para fans klub tersebut juga membentuk tim futsal dan sepakbola yang berhadapan dengan fans klub lainnya dalam laga bertajuk persahabatan membawa panji-panji komunitas. Ke depan harapan kita, komunitas fans klub ini mampu memberikan kontribusinya terhadap kehidupan sosial. Seperti kegiatan donor darah, dan sebagainya.
Namun disini perlu untuk diingatkan bahwa sepakbola bukanlah merupakan agama, yang perlu dipertahankan kemurniannya sampai mati. Selayaknya menghindari kefanatikan yang membabi buta. Buah dari sebuah kecintaan yang berlebihan akan melahirkan kebencian. Dimana seorang fans klub A menganggap fans klub B sebagai musuh. Perlu disadari bahwa kita tinggal di bumi yang sama, dan berbagi mengirup udara yang sama pula. Alangkah tidak elok jika para pemain bola sendiri bersahabat dengan rivalnya, sedangkan disini sebagai suporter bertikai antara kita sendiri.
Sebagai bagian dari pada komunitas tifosi, yang mencintai Calcio. Penulis merasa terpanggil untuk mengingatkan akan beberapa hal. Pertama, kita semua adalah sekumpulan orang-orang yang mencintai Calcio (sepakbola); Kedua, kita meyakini bahwa kita adalah bersaudara; Ketiga, kita semua memiliki tim idola, cintailah dia; Keempat, Jika anda memiliki tim rival yang anda tidak sukai, bersikaplah sewajarnya. Mohon jangan meluapkan emosi dengan meledak-ledak, karena itu akan menyakiti hati saudara kita yang lain; Kelima, hormatilah tim rival; dan yang keenam, nikmatilah kompetisi liga, Europeans Champions League, UEFA Europeans League dan kompetisi lain dengan semangat fair play.
Semangat ini, diharapkan tidak berhenti disini. Dapat kita wariskan kepada generasi berikutnya, agar bahkan ketika jiwa dan raga sudah tidak berada lagi disini. Segala macam cita, harapan belum tentu akan terwujud disaat kita masih ada. Dan andaikan terwujud kita membutuhkan orang-orang yang menjaga tetap pada jalurnya.
Apapun tim yang anda dukung, nikmatilah sepakbola itu sendiri, ia menjadi tanpa batas. Tentukanlah pilihan secara bebas dan terbuka. Salam persahatan, Forza Calcio !!!
Lhokseumawe, 22 Oktober 2011