
Para guru dan pelajar “memohon” penyelesaian konflik Aceh kepada Cut Nyak Megawati Soekarno Putri yang ketika itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (2001)
HARAP DAMAI
Sepi tak punya arti
Luluh menjadi satu dalam jiwa
Aku tak tahu apa yang akan terjadi
Hari ini, esok dan seterusnya
Aku terpuruk dalam sepi dan ketakutan
Desingan peluru bukanlah hal yang langka
Tangisan anak-anak yang kehilangan
Semua membeku dalam hati
Mengiringi kehancuran
Ya Allah
Dalam keheninganMu aku bersujud
Mengharap tanganMu terulur
Menjamah kami semua
Banda Aceh, Selasa 15 Juni 1999
“Sebuah Puisi yang ditulis ketika konflik Aceh sedang berada di titik puncak. Dalam setiap peperangan yang paling menderita, paling sengsara adalah mereka yang lemah dan tak berdaya.”
Pingback: HOPE FOR PEACE | Tengkuputeh
Pingback: SEMINGGU SETELAH TSUNAMI ACEH | Tengkuputeh
Pingback: MALAM INI BIARKAN AKU MENYENDIRI | Tengkuputeh
Pingback: MENGUNCI MALAM | Tengkuputeh
Pingback: PENANTIAN | Tengkuputeh