UNTUK SEBUAH SENYUMAN
Laut yang kian merahkan warna-warna tengelam
Jiwa-jiwa menangis air mata berbaur sia-sia
Sembilu menghentak membatu
Terasing dan semakin asing
Bagian-bagian kenangan lama semakin menjauh
Titik-titik harapan tak kunjung menyala
Keluh kesah berpusar menarik kedalam
Terseret jauh dan semakin menjauh
Didiri yang semakin terbuang cemas untuk kembali
Merasakan ragu sepanjang waktu dan membisu
Mengumpulkan sisa-sisa keberanian berjuang
Untuk sebuah senyuman terindah
Banda Aceh, Selasa 24 September 2002
Pingback: PENANTIAN | Tengkuputeh